You Sound Awesome!

Jonem
Chapter #29

Hijau Tenang Kebakaran Jenggot

18 Januari 2021

Jam 00.24

----Kamar Adren----Siaran Nerd----

"Sekian cerita gue! Cerita barusan dan siaran gue kali ini dipersembahkan oleh Antivirus Vhunter, Antivirus buat hengpon pinter!

Saran buat kalian yang suka pake HP kalian buat hal mesum seperti si Liz-a dan si Zack9, download antivirus ini deh.. Handphone kalian juga harus safety sex, supaya tidak terjangkit penyakit menular seksual! Hahaha..!" Adren mengolok-olok Liza dalam adlibnya.

"Kita ketemu di segmen tiga, sebuah lagu untuk kalian I started a Joke - The Beegees!"

Adren menutup segmen kedua. Semakin banyak orang di roomnya, antusias mendengar. Adren puas bercerita, meski seharusnya tidak ia lakukan. Tapi itu menambal sakit hatinya. Ia merasa wajar untuk membalas dendam atas patah hati yang ia alami.

Intro lagu pun bermain, dan komentar masih berjalan aktif. Para pendengar masih sibuk bertukar teori tentang Liza. Adren menonton komentar-komentar itu, sambil tersenyum, dan beristirahat sebentar.

Tiba-tiba ada seorang pendengar dengan nama user @Miserable yang mencuri perhatian Adren, berkomentar diantara derasnya komentar lain, membuat Adren yang tadinya merasa lega, seketika berubah jadi gugup.

Miserable: Bulan lagi terang-terangnya. Dia hijau, dan tenang, Dre.

Begitu kata akun bernama Miserable itu, singkat.

Adren seakan tercekik melihat komentar itu. Diantara musik yang ia putar, Adren terdiam kaku. Jantungnya berdebar-debar, penyesalan timbul, rasa bersalah juga. Seketika Adren menyadari dia salah karena bercerita.

"Dia..

Hijau..

Dan Tenang..?"

Kalimat komentar itu begitu mencengkram pikiran Adren, membuatnya ketakutan setengah mati. Liza pernah mengatakan itu di obrolan mereka yang lalu. Sungai yang hijau, tempat dimana Liza pernah berpikir untuk mengakhiri hidup.

Adren langsung lompat dari bangkunya, mengambil handphonenya, berusaha menghubungi seseorang, sementara itu Robin Gibb mulai bernyanyi,

I Started a joke.. Which started the whole world crying..

But i didnt see.. That the joke was on me..

Oh oh..

"Halo Mas Berry!" Adren menflon Berry.

"Hmmph.. Ya Dre! Hoaahh.." Berry seperti sedang mengantuk.

"Mas! Tolong! Tolong cek in! Please!"

"Kenapa si Dre?"

"Tolong cek in, pengguna dengan nama @Miserable itu siapa! Please!"

"Hmm.. Haduuh Dre... Dre! Lo enggak bisa dong ganggu gue terus kayak gini! Kan udah gue bilang, banyak orang aneh di Radiocraft! Lo enggak bisss....." Berry terhenti.

...

"Lah iya Dre! Dia pake email Realiza@gmail.com! Liza itu! Kenapa emang? Bukannya masalahnya udah kelar!?"

"Haduhhh! Gawat! Gawat nih gawat!" Adren ribut. "Reza? Mas Reza ada disitu enggak?"

"Ada sih ini.. Kami masih di kantor."

"Aduh.. Bisa minta tolong sambungin enggak? Ini serius!"

"Bentar.."

"Halo Dre!? Wassap bro!" sapa Reza, heboh, asik.

"Mas! Mas Reza! Gue minta tolong, atas izin lo! Tempo hari lo bilang mau bantu gue kan?" Adren panik.

"Bantu? Soal cewek itu? Yang korban pelecehan? Kata Berry udah kelar!?"

"Ada masalah baru.. Jadi gini.. Kemarin akhirnya kami ngobrol berdua, lalu kami.. Kami berantem gitu deh intinya! Semua selesai! Dia minta gue enggak ganggu hidupnya lagi! Terus.. Karena gue sakit hati, barusan gue siaran nyindir dia depan semua orang. Aduh gobl*k gue! Gobl*kkkk!!!!!"

"Kenapa lo melakukan itu!?" Reza heran.

"Iya gue tau itu salah! Mungkin karena adrenalin gue terpacu Mas!"

"Nah terus ada apa?"

"Gegara gue nyindir dia, dia ngancem gue!"

"Ngancem apaan!?"

"Bunuh diri, Mas! Aduh! Gimana ya!? Salah banget gue!"

"Ya ampun Broooo! Why broo!?" Reza kecewa.

"I know! Duh gue mesti gimana dong!?"

"Hmm.. Yaaa.. Itu konsekuensinya Dre, mau gimana lagi."

"Masa lo nyerah gitu aja Mas!? Katanya lo mau bantu gue!?"

"Eits! Eh Dre, gue mau bantu lo, and i did! Gue suruh Berry bantuin lo! Sekarang lo memperkeruh keadaan dan itu tanggung jawab lo! Enak aja!"

"Iya betul itu tanggung jawab gue, itu kenapa gue minta tolong! Please! Setiap orang yang bikin akun Radiocraft harus masukin alamat dan kode pos kan!?"

"Iya tapi itu hanya supaya gue tau pengguna aplikasi gue ada dimana aja! Kan visi gue supaya semua orang di pelosok punya kesempatan yang sama buat siaran!"

"Nah, gue butuh alamat cewek itu! Gue harus minta maaf dan memastikan dia enggak bunuh diri, Mas!"

"Ahhah, enggak bisa Dre. Itu privasi dia. Makanya jadiin pelajaran, Dre! Lo tuh enggak bisa ngomong sembarangan di social media! Kena kan akhirnya psikis orang!"

"Aduhh please Mas! Gue tau tapi ini kan bunuh diri! Masalah nyawa Mas!"

"Dre, kok gue jadi ikut pusing gini sih!? Jangan mentang-mentang kenal gue terus jadi ngelunjak gini dong! Kayak si Rendy aja lo ah! Ini udah tanggung jawab lo, kami enggak mau ikut campur dengan masalah lo atau privasi orang!"

"Eh Mas!" Adren meledak, akhirnya. "Fuck privacy! Lo sendiri nyuri data gue waktu gue seleksi Note FM! Lo bisa ngehubungin nomer gue karena liat dari Resume gue kan!? Ngaku lo! Kalo enggak karena lo nyuri data pribadi gue, lo enggak bisa ngehubungin gue dan nyuruh gue main aplikasi lo! Itu privasi gue yang lo langgar juga Mas! Sekarang gue cuman minta tolong lo untuk melakukan hal yang sama, untuk keselamatan seseorang!" Adren menyerang balik.

Tuuut...

Reza menutup telfon.

"Brengs*k lo Reza!!!" Adren berteriak, kesal. Adren gelisah, ia mencari cara lain.

"Aduh.. Mikir Dre.. Mikir!" kaki Adren tidak bisa diam, naik turun bagai memompa. Ia panik.

"Mona! Instagram Mona!"

Adren langsung mengenakan celana jeans dan daket denimnya. Ia berniat pergi ke kosan Mona.

.

.

.

.

Jam 01.00

----Kosan Mona----

"Jadi dia tuh korban pelecehan?"

"Iya Mon.. Bapak tirinya pelakunya."

"Ya ampun! Terus lo ceritain ceritanya di siaran lo?"

"Gue dendam Mon."

"Ya tapi kenapa lo melakukan itu!?" Pertanyaan Mona sama seperti pertanyaan Reza, setelah mendengar penjelasan Adren. Mereka duduk di karpet, di kostan Mona yang lumayan besar dan ber-AC itu.

"Iya gue tau! Gue gobl*k Mon! Gue siap untuk setiap judgement, yang jelas gue harus menyelamatkan dia dulu!"

"Tapi kenapa lo dateng kemari? Gimana cara gue nolong lo? Lo mau pinjem mobil? Pake aja Dre."

"Gini Mon! Jadi dia ngaku dia pernah cemburu karena liat postingan instagram lo sama gue."

"Hahh!? Kok bisa?"

"Ya gue ngasih tau nama asli gue, terus dia nemu akun IG gue. Mungkin dia liat banyak tag dari lo, terus dia dapet IG lo. Dia ngeliat postingan lo pas di Bandung, di Sawarna.. Dia bahkan liat postingan Dova! Makanya gue kemari, gue pengen tau siapa aja yang liat postingan itu! Pasti ada dia disitu!"

"Anjrit lah! Serem banget sih! Ahhh.... gue jadi takut! Lo mah Dre!" Mona rewel.

"Ya gue emosi Mon! Gue sakit hati! Tuh orang licik banget! Dan iya gue salah dengan nyeritain kisah dia di siaran gue!"

"Ah ada-ada aja deh ah! Dibilangin jangan macem-macem di sosial media!" Mona mengomeli Adren.

"Abis gimana Mon! Gue kesel!"

"Jangan baper kalo di social media Dre!"

"Tapi dia juga ngehina lo, Mon! Gue kesel!"

"Apa!? Serius?!"

"Dia bilang, I am your b*tch in Radiocraft, and she is your b*tch in real life! She maksudnya elo. Gue merasa dia udah menghina lo, dan menghina gue juga!"

"Sial! Kok kurang ajar sih!?"

"Ya makanya itu gue emosi dan jadi julid!"

"Nah! Harusnya lo enggak perlu julid! Cukup tau aja dia tuh aneh! Ngapain emosi sih!" gerutu Mona.

"Gue emang gitu Mon! Gue nyinyir! Dan pendengar suka ketika gue gitu! Lagian gue enggak terima lah dia bilang lo kayak gitu!" jawab Adren.

Lihat selengkapnya