“Karena kita sudah mau memasuki bulan november, yang berarti sebentar lagi kita akan memperingati hari semua arwah orang beriman pada 2 November, maka tema sharing untuk pertemuan kali ini yaitu mengenai kematian.”
Sharing keagamaan menjadi salah satu kegiatan yang paling senang diikuti oleh Tristan. Sebagai salah satu anggota KMK (Keluarga Mahasiswa Katolik) Universitas Harapan, Tristan Geraldi tentunya tidak ingin melewatkan setiap kesempatan yang ada untuk bisa berkumpul bersama keluarga satu imannya ini. Ditambah juga Tristan dahulu adalah seorang misdinar yang selalu melayani altar Tuhan, laki-laki yang kini berusia 21 tahun ini ingin juga menambah pengalaman dalam beragama. Salah satunya adalah melalui KMK Universitas Harapan.
“Oey, ngapain lu seret gua juga sih buat ikut sharing? Kan gua hari ini niatnya mau bolos ikut kegiatan KMK. Gimana sih?” Seseorang di samping Tristan, Kevin Juliano, mulai mengomel sambil berbisik kepada Tristan. Kevin Juliano adalah sahabat Tristan sedari kecil. Selalu bersama sejak SD, Kevin juga rajin mengikuti kegiatan di gereja bersama dengan Tristan. Meskipun Tristan lebih rajin dibandingkan Kevin, mereka berdua sama-sama alumni misdinar di satu gereja yang sama.
“Gua tuh tau lo lagi gak mau mendengarkan firman Tuhan. Karena itu, gua dengan segenap kasih ingin menyeret lo untuk kembali ke jalan yang benar. Janganlah engkau terlalu sering menjadi domba yang tersesat,” balas Tristan meledek Kevin. Salah satu hal yang paling Tristan senangi jika bersama Kevin adalah menggodanya untuk rajin-rajin mengikuti kegiatan keagamaan. Ini karena Kevin lebih sering mengeluh jika Tristan mengajaknya bertobat, salah satu ucapan khusus bagi Tristan untuk menyebut kegiatan keagamaannya ini.
“Gua tiap minggu udah gereja kok, terus juga kadang bertugas sebagai lektor buat mewartakan sabda Allah. Kurang apalagi coba,” keluh Kevin kembali. Kegiatan Kevin di gereja memang cukup baik. Setelah tidak lagi bertugas menjadi misdinar, kini Kevin ikut menjadi seorang lektor bersama Tristan. Tugas lektor sendiri adalah untuk membacakan bacaan yang sudah ditetapkan pada saat ibadah berlangsung. Terkadang, mereka berdua mempunyai jadwal yang bersamaan, meskipun seringnya jadwal mereka berbeda, karena dalam satu ibadah hanya dibutuhkan dua pembaca saja. Tetapi, jika dibandingkan dengan Tristan, tetap saja Kevin masih kalah rajinnya dalam kegiatan gereja jika dibandingkan sahabatnya itu. Tristan akan menjadi sangat rajin dalam segala urusan gereja, berbeda dengan dirinya yang lebih suka terlibat dalam kegiatan misa mingguan saja.
“Interaksi kita dengan Yang Di Atas memang penting. Tapi jangan lupa juga kalo interaksi dengan yang di samping juga penting. Harus balance. Karena itu, gua gak mau lo lupa dengan sesama. Dah yuk, kita dengerin sharing dari romo,” sahut Tristan sekaligus mencoba mengakhiri perdebatan dengan Kevin. Kegiatan sudah mau dimulai, karena itu, Tristan tidak boleh membiarkan Kevin mengeluh terlalu lama. Bisa-bisa nanti konsentrasi Tristan dalam meresapi kegiatan ini menjadi buyar.
Hanya bisa memanyunkan bibirnya, Kevin akhirnya terpaksa untuk mengikuti Tristan. Terjebak untuk yang kesekian kalinya oleh ajakan Tristan. Meskipun sebenarnya Kevin tidak terlalu mempermasalahkan kegiatan keagamaan mereka, namun Kevin lebih senang jika kegiatan itu adalah doa bersama, atau ibadah, atau sejenisnya yang tidak perlu membuat Kevin harus mengutarakan pendapatnya. Karena itu, Kevin selalu rajin mengikuti doa bersama, namun langsung malas jika kegiatannya berubah menjadi games atau sharing kehidupan. Tetapi, walaupun Kevin terkadang merasa malas untuk hadir dalam acara KMK, ia juga masih mau menemani Tristan. Dengan paksaan dan berbagai macam ajakan dari Tristan secara khusus kepada Kevin tentunya.
“Injil Yohanes, bab 11, ayat 25 sampai 26. Jawab Yesus, ‘Akulah kebangkitan dan hidup. Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?’
Jadi melalui ayat ini, Tuhan Yesus ingin mengajak kita bahwa hanya melalui Dia-lah kita akan hidup kekal. Memang kematian akan datang menghampiri kita semua bagi yang masih hidup di dunia ini. Tetapi apabila kita semua percaya bahwa Tuhan Yesus adalah juruselamat kita, sekalipun kita sudah mati nanti, kita akan tetap hidup kekal bersama-Nya di surga nanti. Dan bagi kita yang percaya kepada-Nya, maut tidak akan datang lagi kepada kita, sehingga kita tidak akan mati selama-lamanya.”
Romo Joseph yang membawakan sharing hari ini memulai acara refleksi untuk kegiatan kali ini. Romo Joseph membacakan satu ayat singkat lalu kemudian ia menjelaskan makna yang terdapat di ayat tersebut. Karena tema yang dibawa kali ini merupakan hal seputar kematian, maka Romo Joseph juga memilih ayat yang berkaitan dengan kematian.
Renungan singkat dibawakan oleh Romo Joseph ingin mengingatkan kembali kepada para mahasiswa yang hadir bahwa kematian itu adalah hal yang pasti. Namun, kita tidak perlu merasa takut. Jika kita sebagai umat-Nya percaya bahwa Yesus adalah juruselamat yang nantinya akan menyelamatkan kita di hari akhir, kita semua akan beroleh surga yang kekal. Jadi, sebagai umat-Nya, perlu juga untuk tetap percaya dan berharap kepada Yesus Kristus, penebus umat manusia, sehingga nantinya bisa diselamatkan dari maut.
“Baik, apakah teman-teman di sini ada pengalaman seputar kematian yang ingin di-sharing-kan? Atau mungkin teman-teman di sini ada yang masih ingin bertanya lebih lanjut mengenai kematian?” Romo Joseph mengakhiri renungan singkatnya. Mencoba memberikan kesempatan bagi anak-anak KMK Universitas Harapan untuk gantian berbicara. “Ya, silahkan kamu perkenalkan diri, jurusan dan angkatan, sama apa yang mau ditanyakan atau di-sharingkan ya,” ucap Romo Joseph saat melihat Tristan mengangkat tangannya.
“Halo semua. Nama saya Tristan Geraldi, dari prodi kimia angkatan 2018. Jabatan di KMK Universitas Harapan sebagai kepala departemen kerohanian. Saya mau tanya, Romo, berhubung ini seputar kematian. Jadi saya masih penasaran. Setelah kita meninggal nanti, apakah kita akan langsung pergi ke surga, atau nanti kita akan berkelana dulu di dunia selama beberapa hari seperti Tuhan Yesus setelah kebangkitannya, atau gimana ya, Romo?”
Romo Joseph mengangguk setelah mendengar pertanyaan dari Tristan. “Pertanyaan yang menarik, anak muda. Jadi begini. Seseorang yang telah meninggal nanti akan langsung pergi menghadap pengadilan Tuhan Yesus. Ada dua macam pengadilan, yang pertama itu pengadilan khusus. Ini terjadi ketika kita meninggal, kita akan diadili secara langsung oleh Hakim Yang Maha Adil. Yang kedua, yaitu pengadilan terakhir, ketika hari akhir zaman tiba. Setiap makhluk akan diadili di depan semua makhluk hidup yang ada.
Nah, ketika di pengadilan khusus ini, kita akan pergi ke salah satu tempat dari tiga tempat yang tersedia berdasarkan perbuatan kita di dunia. Jika kita meninggal dalam keadaan berdosa berat dan tidak percaya kepada Tuhan, maka kita akan langsung dibawa ke neraka. Di sanalah tempat bagi manusia-manusia yang secara sadar memilih untuk tidak percaya kepada Tuhan Yesus sebagai sang penyelamat. Jika kita meninggal dalam keadaan penuh perbuatan baik, tanpa dosa, dan juga percaya terhadap adanya keselamatan yang diberikan oleh Tuhan Yesus, maka kita akan langsung dibawa masuk ke dalam Kerajaan Surga-Nya yang indah.
Jika kita percaya akan keselamatan datang dari Tuhan Yesus namun masih mempunyai dosa-dosa ringan, maka kita akan dibawa ke api penyucian. Meskipun kita sudah dijamin masuk surga, namun karena surga adalah tempat yang kudus dan murni, maka kita yang masih ada dosa-dosa ringan harus dimurnikan terlebih dahulu di api penyucian. Di sini kita sangat membutuhkan doa-doa dari manusia yang masih berziarah di dunia. Setelah waktunya tiba, maka kita diperkenankan untuk masuk dan menjadi bagian dari Kerajaan Surga. Jadi perlu diingat, jika kita diputuskan untuk masuk ke dalam api penyucian, kita sudah dijamin surga oleh Tuhan. Tapi belum saatnya karena kita masih belum murni, karena itu perlu disucikan dahulu di api penyucian.
Lalu mengenai pertanyaan kamu, apakah kita langsung pergi atau berziarah dulu selama beberapa hari, jawabannya adalah kita akan langsung pergi menuju pengadilan Tuhan saat itu juga, setelah kita meninggal. Tetapi mengapa Tuhan Yesus masih harus berkelana setelah Ia dibangkitkan? Dalam injil juga beberapa kali disebutkan bahwa Tuhan Yesus masih ada menampakkan diri kepada orang-orang yang percaya terjadap ajaran-Nya. Ini karena Tuhan Yesus ingin memberikan ajaran bahwa maut pun tidak berkuasa atas dirinya. Ini juga ingin memberikan kesaksian bahwa Tuhan Yesus telah menang atas maut dengan cara menampakkan diri-Nya kepada beberapa orang yang terpilih.”
Tristan mengangguk mengerti setelah mendengarkan penjelasan dari Romo Joseph. Penjelasan yang cukup ringan namun mudah dimengerti. “Terima kasih atas penjelasannya, Romo. Sangat mencerahkan pemikiran saya,” ucap Tristan sambil tersenyum.
“Kebetulan juga di tanggal 2 November nanti kita akan memperingati hari semua arwah orang beriman. Karena itu, nanti jika kalian sempat, bantu doakan saudara, keluarga, atau kerabat kita yang telah meninggal. Mereka sangat membutuhkan doa dari kalian untuk bisa selesai dari api penyucian. Doa kalian akan mempercepat masa tunggu mereka di dalam api penyucian sehingga mereka bisa segera masuk dalam kebahagiaan abadi di surga. Jangan lupakan itu ya.”
“Baik, Romo.”
“Silahkan bagi teman-teman yang lain jika masih ada yang ingin sharing ya.”
Kegiatan sharing pada jumat malam ini dilanjutkan dengan cerita berbagai mahasiswa yang ingin membagikan pengalaman rohaninya kepada orang-orang yang hadir dalam kegiatan ini. Setelah selesai, mereka mengikuti doa singkat yang dipimpin oleh Romo Joseph agar mereka diberikan berkat setelah mengikuti kegiatan hari ini.
“Semoga Allah Bapa memberkati kita semua di akhir pekan ini. Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus.”
“Amin.”
“Marilah kita pergi. Kita semua diutus oleh-Nya untuk mewartakan kabar bahagia.”
“Amin.”
“Dengan demikian, sharing untuk hari ini sudah selesai. Terima kasih kepada teman-teman KMK Universitas Harapan yang sudah mengundang saya, semoga kita bisa bertemu lagi di kesempatan berikutnya ya.”