“Kita foto dulu yuk. Mumpung dekorasi natal tahun ini bagus,” pinta Tristan kepada Kevin seusai perayaan ekaristi telah selesai. Mereka berdua telah selesai mengganti pakaian liturginya menjadi pakaian mereka kembali, jadinya kini, mereka berdua bisa bergabung kembali bersama dengan umat untuk merayakan pesta natal.
Ornamen natal tahun ini sebenarnya sama saja jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kandang natal yang dibuat sederhana lalu ada pohon natal tinggi di sebelahnya. Kurang lebih lima meter untuk tinggi pohon natalnya. Namun, terkadang beberapa hiasan lampu atau ornamen yang ditambahkan membuat dekorasi natal di gereja mereka terlihat menjadi lebih indah.
“Acara OMK-nya?” tanya Kevin. OMK, atau bisa disebut Orang Muda Katolik, adalah perkumpulan yang diadakan untuk kaum muda dalam gereja katolik. Biasanya, selama belum menikah atau mencapai umur 35 tahun, anggota gereja bisa dikatakan masuk ke dalam OMK.
“Ya nanti, sambil nunggu sepi juga itu antrian yang foto, kita ke tempat OMK aja dulu.”
“Acara misdinarnya?” tanya Kevin kembali. Misdinar, atau bisa disebut juga pelayan altar, adalah sekelompok anak-anak yang telah dilatih khusus agar bisa bekerja saat ibadah di atas altar. Tugasnya yaitu membantu kelancaran misa, umumnya membantu imam agar bisa lebih lancar dalam memimpin perayaan ekaristi.
“Nongolin muka aja gapapa. Kan kita ada acara khusus lagi nanti malem.”
“Terus temen lo gak lo ajakin foto?” Untuk pertanyaan yang satu ini, Kevin mengatakannya sambil berbisik. Kevin bertanya sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Tristan. Takut bahwa kemampuan Tristan yang bisa melihat Windy membuat heboh umat yang masih ada di sekitar mereka.
“Gua ajakin kok nanti. Tapi ya pasti gak bakalan bisa ke-foto itu. Lo aja gak bisa lihat langsung, gimana kamera kan?” jawab Tristan dengan sedikit berbisik juga. Takut jika orang-orang yang mendengarnya akan menatap aneh dirinya karena membicarakan orang yang tidak terlihat. Kevin mengangguk-angguk saja, mengerti dengan maksud Tristan.
“Yauda, lo ke tempat OMK dulu kih sana. Gua mau setor muka dulu sama yang lain,” pinta Tristan. Pada hari raya, memang sudah menjadi tradisi untuk saling mengucapkan selamat natal kepada orang-orang yang dikenal. Saling berbagi salam sekaligus menanyakan kabar karena sudah sekian lama tidak bertemu. Karena Tristan cukup aktif dalam kegiatan gerejanya, agenda dirinya untuk bertemu orang-orang lainnya menjadi lebih banyak dibandingkan Kevin. Kevin memilih untuk pergi ke tempat OMK karena merasa sedikit malas jika harus terus menerus tersenyum menghadapi orang banyak.
*****
Acara malam natal di gereja Tristan cukup menarik meskipun masih dalam level sederhana. Ramah-tamah yang dibuat oleh OMK membuat sukacita natal lebih terasa. Nyanyian lagu natal diputar. Ada juga Santa Claus yang membagikan hadiah kepada anak-anak. Beberapa orang muda lainnya juga berkumpul di satu sisi, saling mengobrol dan bercanda, menikmati malam natal yang indah ini.
Saat melihat gereja mulai sepi, Tristan lalu menarik Kevin dan juga diam-diam mengajak Windy untuk pergi menuju pohon natal. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Kevin dan Tristan berpose berdua berhiaskan dekorasi natal. Macam-macam gaya mereka lancarkan untuk membuat kenangan baru bersama. Bedanya, kali ini, Tristan juga memberikan spot khusus untuk Windy dalam beberapa fotonya. Tristan memiliki kode khusus agar Windy bisa ikut berfoto bersama. Jika Tristan meminta Kevin bergeser dan menyisakan ruang kosong di tengah, itu artinya Windy dapat bergabung dalam sesi foto mereka. Setelah puas berfoto bersama dan menikmati dekorasi natal di gereja mereka, mereka bertiga menyudahi acara mereka di gereja.
“Baru jam sebelas lewat seperempat nih. Kegiatan OMK juga udah selesai, kita juga udah foto-foto terus udah setor muka juga di tempat misdinar. Gas pergi gak nih?” ajak Tristan saat melihat jam di handphone-nya. Kegiatan natal bersama OMK di gereja mereka memang biasanya hanya sebentar saja. Mengadakan kuis kepada umat yang berpartisipasi, mengadakan ramah tamah terhadap anak-anak muda yang hadir, lalu menyebarkan sukacita natal kepada orang-orang yang hadir. Sedangkan di acara misdinar, Tristan memilih untuk tidak ikut karena biasanya acara di sana bisa sampai jam dua pagi karena acara-nya dikhususkan untuk anggota misdinar saja. Jadi bisa lebih malam selesainya.