YOUR EYES

Novi Assyadiyah
Chapter #27

EMPU ROH PART 2

Seorang Ibu memiliki dua anak yang menggemaskan di Kota Kediri. Salah satu anak itu adalah Empu Roh yang kini di panggil Atman dan membawa beban kenangan dari kehidupan sebelumnya. Dirinya merasa tak terima dengan perjalanan kehidupannya yang penuh liku dan penderitaan. Ingatan di kehidupan yang lalu masih teringat jelas dalam benaknya. Atman bersumpah untuk menjalankan perintah Sang Pencipta dengan benar kali ini. Ia akan memberi hukuman yang memilukan kepada reinkarnasi Adhira, Sagara, dan Wira. 

Hukuman itu bukan hanya sekadar balas dendam, tetapi juga suatu bentuk keadilan yang dipersembahkan sebagai pembalasan atas kisah hidup yang tak terlupakan. Namun, di tengah-tengah kemarahan itu, terbersit rasa terima kasih yang mendalam kepada Sang Pencipta. Atman merasa diberkati karena diberi kesempatan untuk membuktikan kehadirannya yang berguna dan dijauhkan dari penghapusan total di alam semesta.

“Hamba juga berterima kasih karena Engkau memberi perintah untuk menghukum mereka dengan cara memisahkan. Sepertinya, itu akan mudah,” ucap Atman sambil tersenyum senang.

"Karena aku sudah memutus ikatanku dengan keris sakti ini, aku jadi kesulitan mencari Adhira dan Sagara. Begitu pula dengan Wira yang sama sekali tidak diketahui keberadaannya. Semoga keris sakti yang berhasil kutemukan ini bisa membawaku kepada Adhira dan Sagara, yang nantinya akan menuntunku kepada Wira. Aku merasa Wira akan segera terhubung dengan mereka." Atman yang berumur dua puluh tahun, menatap keris sakti yang berhasil dibelinya dari pelelangan barang antik dengan harga fantastis di kediamannya di Kota Kediri.

Atman bisa membelinya karena ia memiliki harta tersembunyi yang disimpan di tempat aman dari kekayaan yang ia miliki pada kehidupan sebelumnya. Sewaktu kedua orang tuanya bertanya dari mana Atman bisa membeli keris itu, Atman beralasan bahwa ia mendapatkan dari toko barang antik biasa yang menjual dengan harga murah dan uangnya didapatkan dari menang perlombaan menulis. Alasan itu cukup ampuh dan dipercaya untuk orang tua Atman tidak bertanya lagi karena mereka tidak mengerti.

Setelah itu, di kamar miliknya, Atman memejamkan matanya sambil memegang keris sakti itu dan mencoba berkonsentrasi untuk menemukan keberadaan reinkarnasi Adhira dan Sagara. Reinkarnasi Adhira kini bernama Ambar yang sedang mengenyam pendidikan di salah satu Sekolah Tinggi, sedangkan reinkarnasi Sagara belum bisa Atman lihat dengan jelas. Sepertinya reinkarnasi Sagara sudah menikah karena pada saat Atman berusaha mencarinya, Atman mendengarkan tangisan bayi dan suara laki-laki yang memberi nama untuk bayi tersebut.

“Namanya, Birendra!” ucap suara dari laki-laki yang terdengar tidak asing. Namun, membuat Atman senang karena reinkarnasi Sagara telah menikah.

Mengetahui bahwa reinkarnasi Adhira dan Sagara belum bertemu, Atman mulai menyusun rencana. Meskipun reinkarnasi Sagara telah menikah, masih ada kemungkinan terjadinya perselingkuhan jika mereka bertemu. Oleh karena itu, Atman menyuruh preman untuk mengikuti Adhira dan bertaruh pada kehidupan bahwa akan muncul seseorang yang akan menolong Adhira.

Benar saja, seorang laki-laki datang menolong Ambar dan mempertaruhkan nyawanya. Sejak saat itu, Ambar dan laki-laki bernama Gani semakin dekat dan Gani menjadi tempat nyaman bagi Ambar hingga membuatnya melupakan rencana untuk mencari reinkarnasi Sagara. Ketika Ambar memutuskan untuk menerima lamaran laki-laki itu pun, Atman sangat senang karena setidaknya jika reinkarnasi Adhira dan Sagara melakukan hal yang salah demi bersatu, mereka akan berbuat dosa kepada keluarganya.

“Halo? Atman kamu di mana? Cepat ke rumah kakakmu di Jakarta, dia sudah melahirkan dan sekarang kamu jadi Paman!” Suara lembut itu berasal dari Ibu kandung Atman di dunia yang menghubunginya lewat sambungan telepon. 

“Atman sudah di Jakarta, Bu. Sebentar lagi, Atman pergi ke rumah sakit!” jawab Atman, lalu menutup telepon kabelnya dan tersenyum bahagia karena kesenangannya bertambah. Namun, ketika Atman sudah berada di rumah sakit, kebahagiaan yang dirasakannya merosot drastis ketika Atman melihat anak laki-laki dari kakaknya itu.

“Namanya siapa tadi? Birendra?” tanya Atman karena merasa terkejut dan perasaan aneh mulai muncul dalam dirinya. 

“Iya, namanya Birendra! Aku yang beri nama. Bagus kan?” ucap suami kakaknya itu.

Atman pulang ke rumah dengan keingintahuan untuk sekali lagi mengamati reinkarnasi Sagara. Ia meraih keris sakti yang dipegangnya erat dengan gemetar. Seiring dengan sapuan lembutnya pada keris sakti, sosok bayi mungil yang tertidur dengan wajah yang menggemaskan muncul di penglihatannya. Kejutan melanda saat menyadari bahwa bayi tersebut adalah anak dari kakaknya. Atman terpaku, tak mengira dengan kejadian yang tak terduga ini.

Rasa ketidakpercayaan dan keheranan akan apa yang baru diketahuinya membuat Atman terasa terbebani dengan kejutan ini. Kehadiran Bayi mungil yang menurut Atman menggemaskan, membuat segala rencana yang telah Atman susun untuk menghukum reinkarnasi Sagara menjadi titik awal untuk mengingkari. 

“Sebelumnya aku memang mendengar suara bayi, tapi aku kira itu bukan reinkarnasi Sagara! Argh, seharusnya aku harus lebih sabar!” gerutu Atman yang baru menyadari bahwa ia telah salah mengira mengenai reinkarnasi Sagara yang telah menikah.

“Seharusnya aku lebih sadar masalah ini karena reinkarnasi Sagara gak mungkin nikah kalau ingatannya sudah pulih. Pilihan dia pasti akan sangat berbeda dengan Ambar karena rasa bersalahnya itu. Ah, sial! Menjadi manusia membuatku sesekali lupa!” gerutu Atman tak terima. 

Lihat selengkapnya