Suatu hari , ketika sedang melakukan perjalanan dinas ke surabaya, wajah dinda tampak pucaat, tidak seperti biasanya..
Dinda yang biasa marah – marah pun kini tidak se-galak biasanya, beberapa hal yang kurang berjalan baik yang biasanya memancing amarah dinda, hari itu tidak separah biasanya..
Staff lain yang ikut perjalanan dinas bersama dinda tidak menyadari bahwa ada yang berbeda dengan dinda, mereka lebih sibuk bekerja sebaik mungkin tanpa membuat kesalahan , agar tidak terkena amarah dari dinda
tapi tidak dengan bagas …
Ia yang sudah berbulan – bulan menghadapi dinda merasa ada yang tidak biasa dengan atasannya kali ini, terlalu banyak diam, lebih meredam amarah yang bukan karena tidak mau marah, tapi seperti tidak punya tenaga untuk marah – marah ..
Begitu selesai dengan urusan dinas, mereka semua kembali ke hotel ..
“kalau begitu , kami kembali ke kamar dulu yah bu dinda” , ucap salah satu staff yang ikut dalam perjalanan dinas
“oke , materi untuk besok di persiapkan sebaik mungkin ya , saya ga mau ada kesalahan”, jawab dinda
“baik bu dinda, kami permisi”, jawa salah satu staff di ikuti oleh beberapa staff lainnya
para staff pun bergegas meninggalkan dinda menuju kamar mereka masing – masing , hanya bagas yang belum beranjak , dinda pun mulai bangun dari duduknya dan berjalan menuju lift untuk kembali ke kamar
melihat bagas yang tetap mengikuti nya dan bukan kembali ke kamarnya sendiri dinda agak heran, ia pun bertanya
“gas, kamu ngapain? Untuk hari ini sudah selesai”, Tanya dinda sembari menunggu lift
“saya tau kok bu hari ini sudah selesai” , jawab bagas yang kini berdiri satu langkah saja dibelakang dinda
“loh , terus ngapain kamu masih ngikutin saya?”
“saya ga ngikutin ibu kok, ini saya mau kembali kekamar, kan kamar kita di lantai yang sama bu”, jawab bagas.
mendengar jawaban bagas, dengan wajah sedikit malu dinda hanya menjawab
“ouww…….iya yaaa, baru inget saya”
mendengar jawaban dinda, bagas hanya tersenyum sembari berusaha menahan tawanya..
tingg ( suara lift)
begitu lift sampai di lobby mereka berdua pun bergegas masuk kedalam, di dalam lift bagas penasaran dengan kondisi dinda yang sejak tadi pagi terlihat tidak se-enerjik biasanya dan wajahnya tampak pucat
“bu dinda…..ibu baik – baik saja kan?” , tanya bagas
“kenapa kamu nanya gitu?”
bagas pun menjawab…
“gapapa bu, saya liat ibu tidak seperti biasanya aja , wajah ibu juga tampak pucat”
“seperti biasanya gimana? Kamu kayak orang yang udah kenal saya lama aja”
saut dinda sembari merubah nada bicaranya untuk menunjukan pada bagas bahwa ia baik – baik saja
“maaf bu, saya memang belum lama kenal ibu, tapi saya tau bedanya orang sakit sama nga bu”, jawab bagas
mendengar jawaban bagas dinda menjawab
“jadi kamu ini asisten atau dokter? Jangan sotau deh”
ketika bagas hendak menjawab pertanyaan dinda ,tiba – tiba lift sudah sampai di lantai yang dituju, yakni lantai tempat kamar mereka berdua terletak
dinda pun bergegas keluar dari lift, sembari berjalan menuju kamarnya ia berkata
“udah yah, saya mau istirahat, besok jangan telat”
“b…..bu….tapi….” , saut bagas sembari mengikuti dinda di belakangnya
mengetahui bagas mengikutinya , dinda berhenti berjalan, ia langsung membalik badan dan kini mereka saling berhadapan , saling memandang, cukup dekat hanya satu hitungan langkah saja yang membedakan mereka
mereka berdua terdiam beberapa saat, sebelum akhirnya dinda berbicara
“bagas, beberapa bulan ini kamu kerja sudah cukup baik, jangan sampai cuma karena kamu menghalangi saya buat istirahat…. Kamu saya pecat, ngerti?”
dinda pun segera mengeluarkan kartu kunci kamar nya dari tas, lalu ia bergegas masuk meninggalkan bagas yang hanya bisa terdiam tanpa berkata apapun ….
Di dalam kamar, dinda tidak lagi bisa mempertahankan akting pura – pura kuatnya lagi, ia langsung terbaring di kasur tanpa sempat mengganti pakaiannya, badan nya panas, ia tampak demam ..
Memang sebelum perjalanan dinas ke Surabaya , dala sebulan terakhir begitu banyak hal yang harus dinda kerjakan..
Dan kelelahannya berakumulasi sampai di Surabaya inilah puncaknya..
Dinda tau ia tidak dalam kondisi sehat, tapi dia berasumsi dia hanya perlu istirahat.