Your Stupid Girls

Gracia Wee
Chapter #12

EPILOG : Genie?

“Impian itu berat karena dibebani cerca dan sinis mereka yang tidak tahu apa-apa. Tidak jarang di saat kita memimpikan impian, ada saja hal yang mungkin menghilang. Orang-orang kesayangan kita, barang favorit, waktu bersenang-senang, dan bentuk kehilangan lainnya.”

Kekacauan yang hampir membuat dua orang yang sejatinya saling menyayangi itu, akhirnya dapat diredakan. Eltommy bahkan dapat bernapas lega sekarang. Entah bagaimana kekacauan singkat namun bisa membahayakan nyawa seseorang, dapat teratasi dengan begitu keren. Dia bahkan tidak menyangka akan melihat senior panutannya, tengah berdiri di panggung kehormatan, mengutarakan pidato di hadapan banyaknya orang dengan berbagai golongan usia. Para jenius maupun para murid kecerdasan bahkan terharu mendengarkan bagian awal dari isi pidato pimpinan cantik mereka yang satu itu.

“Momen semacam itu, sesungguhnya membuat impian kita terasa sangat berat dan berharga secara bersamaan,” sambung Agata, langsung disetujui para anak muda dengan berbagai respon hangat. Kebanyakan dari mereka bahkan menitikkan air mata, mulai mengingat kembali perjuangan yang telah mereka lewati sejauh ini untuk memperjuangkan impian masing-masing. Tak terkecuali dengan Brilian. Keempat gadis itu, dengan tampilan yang sama-sama kacau, kini bergandeng tangan satu sama lain sembari ikut menikmati pidato mastermind Brilian yang sejati.

“Dan pada akhirnya, menjadi bodoh atau pintar bukanlah sebuah standar meraih impian. Kami sebagai perusahaan yang sangat mendukung terjaminnya masa depan anak bangsa, akan selalu ada untuk kalian para pemimpi yang tak pernah menyerah pada impian. Kami akan terus memperbaiki sistem pendidikan menjadi lebih baik lagi sehingga siapapun, tak terkecuali mereka yang dianggap bodoh, berhak mempertanggungjawabkan impian mereka.”

“Akhir kata, dengan tulus saya mendoakan kesuksesan kalian di masa depan. Bukan karena keberuntungan atau semata keajaiban. Tapi oleh karena perjuangan yang pantang menyerah. Semakin berat impian kalian, semakin kuat tangisan yang menanti saat semuanya terwujud. Terima kasih!”

Sorakan haru dan meriah dari seluruh tamu undangan dan para murid GHS memenuhi setiap sudut tempat itu. Mereka beberapa kali meneriaki nama Agata, saking kagumnya mereka dengan pidato tanpa teks yang diutarakan wanita itu dengan sungguh-sungguh. Bahkan Leesha yang sedang sibuk menangis, jadi menertawai Irene yang tanpa gengsi menunjukkan sisi lembutnya dan menangis. Seakan api yang bersembunyi di hati Irene, kini berkobar-kobar tanpa henti. Bagaimanapun, keempat gadis itu berpelukan erat, menjadi yang paling histeris dengan tangisan masing-masing. Agata yang tengah menikmati respon hangat dari para hadirin, diam-diam menatap empat gadis menggemaskan itu. Termasuk putri kesayangannya yang selama ini telah dia rindukan.

***

(Kurang-Lebih) Satu Tahun Kemudian.

Tahun ajaran baru kembali lagi. Seperti biasa, para pemimpi yang tersebar setiap sudut di negeri ini sedang sibuk-sibuknya memulai lembaran baru mereka. Bus kota yang sempat sepi dengan rusuhnya remaja, kini diisi kembali dengan energi positif para remaja yang sedang semangatnya melanjutkan perjalanan mereka. Para guru BK di setiap sekolah mulai memasang mata elang mereka lagi untuk mengawasi beberapa murid yang sedang gencarnya menunjukkan masa pemberontakan mereka. Meskipun sistem pendidikan semakin membaik, tidak ada yang bisa menghentikan masa-masa di mana para manusia bisa dengan mudahnya menunjukkan kekesalan mereka tanpa terlalu mengkhawatirkan ke depannya.

Tak terkecuali dengan empat gadis yang kini sedang menikmati masa populer mereka di kalangan remaja. Sejak unggahan Leesha setahun yang lalu di situs YSG dan gemparnya pidato Agata yang menyejukkan jiwa para pemimpi itu, mereka yang sempat ingin menyerah kini mencoba untuk bangkit lagi. Bisa dikatakan, situs YSG sedang populer bersamaan dengan nama Brilian yang semakin terkenal. Mereka bahkan mendapat panggilan baru akhir-akhir ini.

Jadi apa yang akan direncanakan Brilian di tahun ajaran baru ini?

Mereka akan melakukan hal-hal gila seperti biasanya.”

Brizya menertawai jawaban polos Agata di radio sambil jari jemarinya sibuk mengikat tali sepatu. Beberapa bulan lalu, pimpinan utama Genies yang baru itu telah resmi menjadi mastermind sekaligus manajer mereka ketika berhubungan dengan publik. Beberapa bulan yang lalu, Genies juga sudah meruntuhkan sistem pembagian kelas jenius dan kecerdasan. Hanya ada pembagian kelas berdasarkan gaya belajarnya saja yang masih dipertahankan, mengingat cara seperti itu cukup efektif dalam kegiatan belajar-mengajar.

“Jadi apakah benar mesin pendeteksi kecerdasan itu tidak akan dioperasikan lagi?”

Brizya makin tersenyum senang mendengar wawancara menyenangkan yang sedang didengarkan banyak orang di pagi yang sibuk ini. Setelah semua rasanya telah siap, Brizya keluar dari kamarnya sembari menenteng ransel mahalnya itu. Setelah segala hal yang telah terjadi, dia tidak harus menyingkirkan kenyataan bahwa dia memang terlahir dari keluarga Blare yang kaya raya. Hanya saja, ada beberapa sikap yang telah berubah dari Brizya.

Good morning, Daddy! I’ve just written new essay about GDP last night.”

Oh, really? Do you want me to see that?

Leesha mengangguk ceria, “Yeah, you should! Also, I gotta buy Adam Smith’s other big book.

Lihat selengkapnya