Your Sword

Jessica Rianna
Chapter #1

Rencana Bunuh Diri

“Ini pedang yang kau pesan. Selamat ulang tahun, Lyn!” 

Tamaran agak melamun saat dipanggil sebagai gadis muda bernama Lyn. Meskipun telah sekian lama menjalani kehidupannya di dunia fiksi yang ajabi ini, terkadang dia bisa lupa diri dan lupa akan perannya. “Ah, terima kasih, Sir Aro.”   


Yah, sudah sejauh ini. Terimalah, aku bukan lagi Tamara, tapi Lyn….

Tepatnya Jesslyn Reyes – si karakter sampingan.


Lyn tersenyum pedih saat menerima sebilah pedang gladius di tangannya. Rasanya berat sekali padahal itu hanyalah sebilah pedang pendek. Berat gladius di tangannya bahkan lebih ringan daripada gladius kayu sering dia gunakan di tempat pelatihan. 

Gladius itu dibuat dengan material khusus dari wilayah selatan yang disebut stahlin. Sejenis bahan metal langka yang terbentuk dari fosil chimera dan sangat ampuh untuk menebas monster. Konon hanya anggota pasukan Knight Order atau pengawal bayaran yang biasa memesan pedang dengan menggunakan material khusus ini.

Tuan Aro, sang pandai besi, menekan harga 300 keping koin emas atau setara dengan 120.000 keping koin tembaga**. Sedangkan Lyn muda saat itu baru saja masuk asrama pelatihan setelah menjadi buruh tani di ladang gandum yang berpenghasilan 1 keping perunggu atau 40 keping koin tembaga per harinya. Apalagi dia harus mengumpulkan semua uang itu dalam waktu kurang dari empat tahun. Hanya dia yang tahu seberapa berat gladius di tangannya ini. 

Lyn agak menyesal sebenarnya, pedang itu bahkan tak sampai sehasta ukurannya. Cuma katanya hanya pedang berbahan stahlin inilah yang bisa menebas kulit Chimera. Bahan lain tidak akan berhasil membuat goresan sama sekali.

“Karena ini adalah ulang tahunku, tidak bisakah anda berbaik hati memberi saya pedang hanger yang di display itu, Sir?” Lyn membesarkan matanya, menatap penuh harap pada Tuan Aro. Berharap kalau wajah cantik yang dia dapatkan ini bisa meluluhkan hati sang pandai besi. 

“Ah-haha... pedang itu pajangan. Butuh tiga kali yang kau setoran padaku untuk membuat sebilah pedang hanger dari Stahl. Perlu kau tahu, aku tidak pernah menerima cicilan dari orang yang mau membeli pedang. Tidak ada orang yang bahkan berani berpikir bisa mencicil pedang mereka setiap minggu tapi kau. Namun karena kau gigih dan kita sudah mengenal cukup lama. Aku percaya kau akan datang untuk melunasi biaya pembuatan pedang ini.

Nak, kenapa tidak menabung lebih lama saja? Ambilah beberapa pekerjaan tambahan di tavern atau cobalah untuk ikut knight test bulan depan. Jika kau lulus dalam seleksi itu, aku yakin penghasilanmu akan meningkat dan kau bisa mendapatkan hanger itu tahun depan atau jika kau cukup beruntung dalam tes dan dipekerjakan oleh bangsawan kelas atas, kau bisa mendapatkan sebilah hanger secara cuma-cuma.”

Nasihat Tuan Aro sangat baik tetapi sia-sia jika diberikan pada Lyn. “Ah, tidak Sir Aro. Aku tidak punya waktu lagi dan para bangsawan itu tidak akan memberikan hanger dengan bahan seperti ini secara cuma-cuma.”  

“Memangnya kenapa kau butuh pedang hanger dari stahlin? Apa kau berencana untuk bergabung dengan guild pemburu monster?” Sebagai pengrajin dan penjual senjata Tuan Aro tak banyak menutup penjualan senjata berbahan stahlin. Hanya pemburu monster sejati yang bersedia menghabiskan uangnya untuk membeli pedang dari stahlin.

“Tidak juga, kau tahu aku sudah pernah mencoba berburu monster. Kebanyakan pemburu itu pria dan tak mudah mendapat kelompok yang mau menerima aku—seorang gadis—dalam tim. Perlu beberapa hari penelusuran untuk bisa memburu seekor monster. Akan bagus kalau kami menemukan sekawanan sekaligus tetapi itu juga bisa berarti nasib buruk kalau kekuatan kami kurang.” Lyn menimpali dengan lidahnya yang lincah.  

“Baiklah, kalau begitu bawalah gladius ini pulang. Ajaklah Warner untuk makan-makan dan rayakanlah ulang tahunmu di tavern di ujung jalan. Aku yang akan membayar tagihannya.” Tuan Aro mengambil kembali gladius dari tangan Lyn dan membungkusnya dengan apik. “Nah, kuberikan ikat pinggangnya secara gratis sebagai hadiah ulang tahunmu.”

“Sungguh? Terima kasih, Sir Aro! Akan kupastikan Nyonya Mendel memesan perlengkapan latihan berikutnya di toko anda.”

“Itu akan sangat baik sekali, terima kasih Lyn.”


Lyn mengambil bungkusan belanja, memeluknya dengan erat, dan berjalan keluar toko. Dia tak punya banyak waktu untuk menabung atau lebih banyak tenaga untuk dikuras. Skenario utama dalam cerita terkutuk ini akan segera dimulai di akhir minggu ini. 

Itu tepat sehari setelah ulang tahunnya yang ke 18. 

Lihat selengkapnya