YOUR THE BOSS

Achi Suci
Chapter #11

OUR ORDINARY TRAGEDY

ARGA

So ... This is his power?

Tidak pernah gue sangka, gue akan berhadapan langsung dengan kekuasaan Sheva Areksa. Biasanya gue cuma dengar dari slentingan obrolan ringan. Atau dari korban yang bercerita dramatis. Atau dari gosip yang beredar dalam lingkaran kami. Setelah gue mengalaminya langsung. Gue nggak pernah menyangka bahwa ini memanglah sangat dramatis.

Ya, ini memang sangat amat dramatis. Hidup gue, keluarga gue dan ratusan kepala keluarga yang bernaung di Capital Magnolia tengah berada di ujung tanduk. Kami semua berdiri di tepian jurang. Dan sialnya, gue nggak punya muka untuk menjelaskan ke dewan direksi bahwa semua ini karena arogansi mama pada Hana. Papa pun tak ingin membahasnya di depan para pemegang saham. Tentu itu akan menjadi penurunan kepercayaan pada kami. Well, meski gue sesumbar akan mencari dana lain. Alternatif lain. Namun pada nyatanya gue disini. Sendirian. Dalam ruangan gue. Menghitung detik demi detik kehancuran Capital Magnolia.

"Papa sudah hubungi Hana. Kita tunggu kabar dari Hana," ujar Papa selesai rapat urgensi dengan pemegang saham sore tadi.

S**t!

Papa memang nggak pernah mendengarkan gue. Karena itu dengan nggak tahu malunya, Papa menghubungi Hana dan memberitahu petaka yang dibuat Sheva untuk Capital Magnolia. Dan dengan nggak tahu malunya juga, sekalipun gue bilang, gue nggak ingin melibatkan Hana dalam urusan ini. Ah, setidaknya tidak karena mama yang selalu cari perkara sama Hana duluan. Tapi ucapan papa membuat gue benar-benar menunggu kabar dari Hana.

"Maafin aku ya, Han. Aku selalu merepotkan kamu," ucap gue begitu saja sambil memandangi fotonya di atas meja kerja gue.

Hana yang tersenyum. Gue ingat betapa sulitnya dulu momen di mana gue mendekati Hana. Hana yang begitu dingin. Namun gue selalu percaya kalau dibalik sikap dinginnya, Hana berhati baik. Dan benar saja. Ia memang gadis yang baik hati dan lembut. Benar adanya kalau Sheva belum move on. Atau lebih tepatnya tidak bisa lupa akan Hana. Hana is one of kind.

Sheva .. si brengsek itu! Pecundang yang menggunakan kekuasaan dan kekuatannya untuk menghabisi orang tanpa ampun. Ah, benarkah dulu Hana pernah begitu mencintai makhluk tak punya hati itu?

TUNG!

Sebuah pesan masuk ke dalam handphone gue. Tanpa tahu malu gue segera memeriksanya. Berharap itu Hana. Dan itu memang Hana.

<Hana> Ga, gimana keadaan kamu? Aku tadi berantem sama Sheva. But it's okay :) Udah biasa. Sheva bukan orang jahat. Dia pasti akan berubah pikiran. Kamu tenang aja :)

Damn!

Sekarang rasa cemburu menyelubungi hati gue yang dangkal. She still said, Sheva bukan orang jahat. She said, udah biasa. 10 tahun berjarak dengan Sheva. Kamu masih begitu dekat dan erat sama dia, Han. Aku? Yang sedang kamu tolongin ini, dengan nggak tahu malunya, malah merasa iri atas Sheva. Sekarang, bagaimana gue harus membalas pesan ini?


HANA

Arga nggak jawab.

Aku menghela napas. Mungkin dia lagi sibuk mencari investor baru. Walau rasanya mustahil mendapat dana sebesar itu dalam waktu sesempit ini. Dan aku sama sekali tidak bisa membantunya.

Sheva ... Sheva.

Berapa kalipun aku memikirkannya. Dalam situasi apapun. Aku selalu ingin meninju si kepala batu satu itu. Satu jengkal pun Sheva nggak berubah. Dia selalu memutuskan sesuatu dalam emosinya. Tapi sialnya, aku terus berharap Sheva akan memberi pengampunan itu untuk Capital Magnolia.

TUNG!

Aku melirik layar handphone. Bukan Arga. Itu nomor dari orang yang selama 10 tahun ini tidak pernah gue hubungi. Nama akunnya yang belum berubah di daftar telepon milikku. My love. Perutku terasa mual membacanya.

<My Love> Aku didepan gerbang rumah kamu. I think we need to talk

Dih!

Lihat selengkapnya