Yu Limbuk 1956

Ariyanto
Chapter #3

Framing Delicio

Wanita berbadan sintal itu kegirangan karena sepertinya rencananya berhasil. Berkali-kali dia colak-colek ke badan lelaki muda di sebelahnya. Yang dicolek memasang wajah risih, tetapi sepertinya tidak dipedulikan oleh wanita itu.

"Oya, Mas ... janji saya, tetap saya penuhi lho. Mana sini nomer rekeningnya? tanya wanita itu. Laki-laki muda itu tampak mengemasi catatannya dan memasukkannya ke dalam ransel.

"Nggak usah, Bu ... nggak usah," tolaknya.

"Sudah, nggak usah malu. Saya jamin, ini hanya antara kita berdua saja. Aman suleman!" tegas si wanita. Laki-laki itu diam, seperti memikirkan sesuatu.

"Saya mau, Nyah," celetuk sopir yang setia mengantar wanita itu. Mata si wanita melotot ke arah sopirnya.

"Hussh, cangkemmu! Nggak usah ikut-ikutan!" hardik si wanita.

"Tapi, Bu ... saya nggak berani. Nanti kalau kantor tahu saya menerima uang dari narasumber, saya bisa dipecat," kata laki-laki muda itu.

"No ... no ... no ... kalau saya tidak buka mulut tidak akan terjadi masalah, bukan? Kalau soal si cunguk ini, gampanglah diatur," lirik si wanita ke arah sopirnya. Si sopir ngakak.

Laki-laki terdiam. Dengan agak ragu-ragu, dibukanya handphone-nya, mengutak-atik, lalu menunjukkan layar handphone ke si wanita. Dengan sigap wanita itu juga mengeluarkan handphone, lalu sibuk mengutak-atik handphone-nya.

"Langsung kutransfer ya ... nomernya ... delapan, enam, iya ... uhmm ... atas nama Dandung Indrawan ya? Oke ... oke ... oke ... yak, sudah berhasil. Coba kamu cek," pinta si wanita.

Laki-laki muda itu cepat mengecek mobile banking-nya, lalu terlihat agak kaget. "Hah? Rp 5 juta? Ini ... ini ... nggak kebanyakan, Bu?"

"Halaaah ... nggak apa-apa. Santai saja. Itu sudah cukup kan untuk beli tiket pesawat pulang? Kapan-kapan kalau mau ke Solo kabari aja ya, aku biayai," wanita itu mengerling.

***


Rumah Makan Gudeg Yu Limbuk, Tambak Segaran

Pengunjung tampak padat di jam makan siang. Terlihat juga beberapa rombongan wisatawan lokal memenuhi rumah makan itu. Kalau wisatawan begini, biasanya sudah reservasi sebelumnya dan beli paketan, jadi sudah bisa disiapkan dulu sebelum mereka datang.

Yu Limbuk tak tampak siang itu. Terlihat Atun ditemani empat pegawai perempuan tampak sibuk melayani pengunjung. "Saya maunya yang nggak pedas, ada Bu? Kalau anak saya ini maunya pedas banget," kata seorang ibu-ibu yang datang bersama anak dan suaminya.

Lihat selengkapnya