Yanto terlihat syok mendengar cerita Tiara soal obrolan ibu-ibu di rumah makan Rasa Sayang di Mall Paragon tadi. "Kamu yakin tidak salah dengar?" tanya Yanto memandang serius ke arah pacarnya itu.
Tiara mendelik ke arah Yanto, lalu buru-buru membanting sendok. Yanto spontan meminta maaf. "Dari mana aku tahu coba kalau keluargamu sempat akan mengundang yatim piatu dari pondok pesantren untuk makan bersama? Kamu nggak pernah cerita juga kan? Jadi aku masih bohong nih?" tegas Tiara.
Yanto terdiam. Benar juga apa yang dikatakan pacarnya itu. Pertemuan keluarga yang sempat membahas rencana itu baru terjadi kemarin. Dia juga tidak pernah bercerita kepada Tiara. Jadi apa yang disampaikan Tiara itu benar dan bukan salah dengar.
"Mereka juga tahu lho kalau kalian membatalkan rencana itu karena takut dosa. Jadi masih belum percaya?"
"Iya, iya aku percaya. Tapi aneh juga ya karena pertemuannya baru kemarin. Siapa yang membocorkan coba? Karena tidak ada orang luar yang datang di pertemuan kemarin? Apa salah satu dari keluargaku yang membocorkan ya?" gumam Yanto.
"Kenapa bukan kamu saja yang jadi tersangkanya. Kamu juga memiliki kemungkinan itu lho," pancing Tiara dengan muka serius.
"Kalau memang benar itu aku, pasti pas kita datang ke rumah makan tadi, mereka langsung mengenali aku dong. Kan aku sempat duduk sebentar sebelum ke toilet," bantah Yanto.
"Pakai messenger dong. Kayak nggak tahu aja dunia spy ... hihihi."
"Maksudmu aku pakai orang suruhan? Kamu serius menuduh aku?" Yanto mulai gusar dengan apa yang disampaikan Tiara.
"No ... I'm kidding, Masku. Cuma memastikan saja bahwa pacarku bukan orang yang bisa mengkhianati keluarganya sendiri," tepis Tiara.
Yanto terdiam. Makanan di depannya mendadak sudah tidak membuatnya berselera lagi. Rasa laparnya mendadak menguap begitu saja. Dipandanginya Tiara, sang pacar.
"Kayaknya, Mas nggak perlu cerita ini dulu ke keluarga besar. Lebih baik Mas menyelidiki dulu siapa yang kira-kira pengkhianatnya. Menurutmu siapa, Mas?" tanya Tiara.
Yanto terdiam. Membayangkan satu per satu wajah saudara kandungnya. Tono, kakak tertua, bisa saja menjadi tersangka terkuat ... kalau dia datang dalam pertemuan semalam. Tetapi kan dia nggak datang? Selama ini Tono lebih sering menjadi pihak yang berseberangan dengan saudara-saudara kandungnya. Tono versus semua anak Yu Limbuk. Tono pula yang mati-matian ingin menjual franchise Gudeg Yu Limbuk.
"Bisa saja dia nanya ke saudaramu yang lain? Kemarin bahas apa? hasilnya gimana? Kan pasti dikasih tahu karena keluarga sendiri," kata Tiara. Yanto terdiam. Bisa juga.
“Motivasinya apa ya?” tanya Yanto.
“Uang!” jawab Tiara cepat.