Yu Limbuk 1956

Ariyanto
Chapter #13

Berkah Bang Kumis

“Halo guys...saat ini Bang Kumis sedang berada di Solo...seneng banget gue bisa ada di kota ini...yang terakhir kali gue ke sini tuh...eh kapan ya...sekitar dua tahun lalu. Iya, gue ke sini dua tahun lalu. Nah, hari ini sama besok, gue ajak kalian untuk jalan-jalan keliling Kota Solo, sebelum kita cusss ke Jogjaaaaa!”

Pengunjung rumah makan Gudeg Yu Limbuk tampak riuh. Beberapa anak muda yang dihalang-halangi security mencoba mendekat dan mengambil gambar menggunakan handphone-nya. “Bang Kumisss ... I love you !!!” teriak salah satu dari anak muda itu, seorang cewek berkaos kuning sambil terus mengarahkan kamera handphone-nya.

Yang dipanggil sebagai Bang Kumis ini bukanlah abang-abang gendut atau seperti abang-abang siomay. Sebaliknya, Bang Kumis adalah pemuda tampan berkulit kuning langsat yang memelihara kumisnya lumayan tebal, sebagai tampilan khasnya. Dia adalah youtuber dan food blogger yang sekarang ini lagi naik daun dengan brandname Bang Kumis. Dia sengaja menyembunyikan nama aslinya biar tampil misterius, meskipun dalam beberapa kali liputan media ada yang spill nama aslinya adalah Muhammad Badaruddinsyah.

“I love youuuu tooo ...”

Lalu keriuhan kembali terjadi. “Guys ... tau nggak ... saat ini Bang Kumis lagi berada di sebuah rumah makan yang legend banget. Jadi nih guys ... kalau lu berpikir gudeg itu hanya ada di Jogja ... yang konon Jogja itu gudeg, gudeg itu Jogja ... sebenarnya nggak sepenuhnya bener guys ... soalnya nih guys, di Solo ini ... gue nemu rumah makan gudeg yang lezaaaat banget. Nggak percaya? Hayuuukkk gue kasih lihat ... ”

Cowok berjaket motif printing dominan warna merah dengan daleman kaos putih itu bergerak diikuti seseorang yang menjadi camera person. Bang Kumis bergerak menuju meja panjang di mana terhampar dagangan gudeg di rumah makan Gudeg Yu Limbuk. Camera person langsung bergerak men-syut dari dekat makanan-makanan itu, lalu kembali fokus ke Bang Kumis.

Guys ... ini tuh bener-bener lezat banget gudegnya. Gue emang orang Jakarta ya, tapi gue hobi banget makan gudeg. Nah, ini tuh salah satu yang terlezat guys. Gue udah makan satu porsi tadi sebelum ambil gambar ini. Ini gue mau nambah lagi ... ”

Rumah makan semakin padat. Beberapa orang tua yang makan di sana tampak sewot karena merasa tidak nyaman karena banyak anak muda – yang tidak makan – tiba-tiba masuk untuk ketemu pemuda itu. Tentu mengganggu sekali.

“Nah, ini namanya Mbak Atun ... ” kamera menyorot wajah Atun, yang disambut senyuman dan dadah-dadah dari Atun.

“Mbak Atun ini adalah anak kedua dari legenda gudeg Solo, yaitu Yu Limbuk. Sayangnya guys, gue belum bisa bertemu dengan Yu Limbuk, karena Yu Limbuk sedang beristirahat setelah sakit. Ya kita doakan sehat terus ya guys ... kita tanya-tanya saja ya sama Mbak Atun ... yukkk”

Monggo...”

“Mbak Atun, ini gudeg eksis sejak kapan sih?”

“Wah sudah lama, Bang Kumis. Simbok saya jualan gudeg sejak remaja, sekitar umur 16 tahun...ya pokoknya berkeliling jualan. Tapi kemudian manggrok di sini ... maksudnya dagang di sini hahahaha ... maaf Jawa saya sering keluar ... jadi dagang di sini sekitar tahun 1956. Saya belum lahir,” Atun nyerocos tentang sejarah Gudeg Yu Limbuk.

“Waduuuuuh...legend banget! Terus nih ... tadi gue kan udah icip-icip ya. Gue ngerasa, pas banget rasanya. Kering gudegnya alias tanpa kuah, tapi nggak manis banget. Gue tuh pernah makan gudeg kering begini sampai bergidik gara-gara kemanisan, kalau ini enggak. Terus ya guys, ini bumbunya meresap. Arehnya ... areh itu bumbu santan kentalnya ... ini coba di-syut, wuenaaak ... katanya semua ini dimasak pakai tungku kayu ya, Mbak?”

Lihat selengkapnya