BAB 3
SETELAH PERKENALAN ITU
Hujan semakin deras membasahi kota bandung, dan aku masih sibuk memandangi layar laptop. Aku masih setia duduk di sebuah café dari siang tadi hingga sore sudah menyapa. Jari jemari pun tak henti – henti memainkan bolpoin yang terus memutar.
Huh
Reflek saja aku menenggelamkan kepalaku pada lingkaran tangan diatas meja. Memejamkan mata, berusaha mengingat bagian demi bagian cerita yang sudah aku lalui beberapa bulan yang lalu.
“Gue gak bisa!” Ucapku sedikit tersentak.
Segera kurapihkan barang – barang yang cukup berantakan diatas meja. Seharian ini aku sibuk menulis naskah cerita berdasarkan kisah pribadiku. Awalnya hal seperti ini sama sekali tidak aku minatkan, karena aku malas harus mengingat kisah yang sebelumnya sudah kututup secara paksa. Namun karena tawaran Eyin waktu itu, akhirnya aku meng-iyakan kerja sama untuk menulis novel true-story. Pikirku waktu itu, lumayan saja, aku seorang mahasiswi yang cukup membutuhkan pundi – pundi uang. Jadi kesempatan apapun tidak akan aku lewatkan. Namun hari ini, aku sedikit menyesal akan pilihanku. Bayaran yang aku dapat harus aku tebus dengan membongkar kisah lama.
Ku lajukan kendaraan roda dua yang sering ku sebut si ‘jagur’ itu, menyusuri jalan yang dipenuhi dengan genangan air akibat hujan deras hari ini. Menepi sejenak, memotret beberapa keindahan awan setelah hujan.