Ribuan tahun yang lalu dunia ini hanya memiliki satu pemerintahan. Seluruh tatanan hidup manusia pada zaman itu ditentukan oleh seorang raja bernma Rundel. Meskip telah memiliki seluruh dunia di genggamannya, ia tak merasa puas sama sekali. Sebagai seorang manusia normal ia memiliki ambisi yang sangat besar. Baginya memiliki seluruh dunia hanyalah warisan dari kejayaan ayahnya dahulu yang berhasil menguasai seluruh benua di dunia.
“Ini bukan pencapaianku." Gumam Rundel tiap kali memandangi langit senja di sore hari. Ia berfikir keras apa gerangan yang dapat ia lakukan untuk memuaskan ambisinya.
Suatu hari ia teringat akan sebuah cerita dari kakeknya. Menurut kakeknya ia pernah mengunjungi sebuah tempat yang belum sama sekali terjamah oleh siapapun termasuk oleh sang ayah yang telah menyatukan seluruh dunia di bawah kekuasaannya.
Tempat tersebut dikunjungi kakeknya saat ia masih menjadi seorang raja sebelum digantikan oleh anaknya. Tempat itu bernama Lethian. Di sana hidup berbagai macam makhluk yang tak dapat dibayangkan oleh ummat manusia pada umumnya. Mereka terlihat sangat berbeda namun hidup dalam rukun dan damai. Di sana juga terdapat ras manusia yang tinggal beriringan dengan ras lainnya dengan setara. Dalmantia, sang kakek terjebak sangat lama sehingga ia akhirnya dinyatakan hilang dan meninggal oleh keluarga kerajaan.
Ayah Rundel, Tiamuz menggantikan posisi Dalmantia walau ia masih berusia sangat belia. Meski begitu ia adalah seorang raja yang luar biasa. Meski teah dinyatakan meninggal hanya Raja Tiamuz yang masih meyakini bahwa sang ayah masih hidup. Oleh sebab itu, ia memiliki mimpi untuk menemukan ayah tercintanya dengan cara menaklukan seluruh dunia agar dapat melacak keberadaannya. Ia selalu yakin bahwa ayahnya adalah seorang yang tangguh yang takkan pernah menyerah akan kematian.
Lima puluh tahun berlalu sejak kehilangan sang ayah, akhirnya Tiamuz mampu menyatukan seluruh dunia dengan kekuatannya. Akan tetapi ia sama sekali belum menemukan Dalmantia. Ia akhirnya berputus asa. Bayangan ayah tercinta yang masih hidup akhirnya sirna. Ia kini yakin bahwa jenazah ayahnyapun sudah tak dapat ditemukan.
Dua tahun kemudian Tiamuz meninggal karena sakit yang ia derita. Ia sakit karena menanggung beban fikiran yang sangat berat. Ayah yang ia cari-cari tak pernah ditemukan sehingga ia mati dalam penyesalan yang sangat mendalam. Rundel akhirnya naik tahta dan meneruskan posisi ayahnya. Namun tepat saat ia dinobatkan menjadi penguasa dunia selanjutnya, salah seorang penjaga kerajaan melaporkan bahwa ia melihat seorang kakek tua renta yang mengaku bahwa ia bernama Dalmantia.