"Uhmm, gue red velvet aja deh satu, lo rasa apa?"
"Gue green tea ."
"Kak, pesen milkshake-nya yang rasa red velvet dan green tea satu ya kak. Oh iya, topping-nya komplit dan dibanyakin ya kak."
"Iya, silahkan ditunggu ya dek."
"Makasih ya kak."
Setelah selesai memesan, dua anak gadis yang masih mengenakan seragam putih biru itu kemudian mencari meja yang kosong untuk menunggu pesanan mereka tiba. Dan meja yang ada di dekat pintu berbahan kaca itu menjadi pilihan mereka.
Salah satu di antaranya, mengeluarkan ponselnya untuk sekedar menunggu pesanan mereka. Sedangkan yang satunya lagi, mengeluarkan sebuah buku catatan yang banyak ditempeli dengan sticker bergambar makanan dan buah-buahan.
"Eh Sa, lo bakalan masuk SMA mana ntar?" tanya seorang anak yang sedang memegang buku.
"Uhm, masuk mana ya. Gue sih pengen masuk SMA favorit, biar banyak senior cogannya," jawab Lisa. Kegiatan scrolling-scrolling-nya terhenti karena pertanyaan sahabatnya itu.
"Dasar! Emang isi kepala lo cuma ada cogan ya?" tanya Qila sambil mencibir Lisa dengan senyum miringnya.
Qila membuka lembaran bukunya, mencari halaman yang kosong untuk dia coret. Gadis itu kemudian mengambil pensilnya dan mulai menorehkan coretan-coretan abstrak di atas kertas kosong itu.
"Yaaa, begitu lah. Hahahaha."
"Emang pilihan lo di SMA mana Sa?" tanya Qila lagi. Pandangannya masih fokus pada buku dan pensilnya.
"Nusantara. Gimana menurut lo? Sumpah ya, mereka kayaknya ternak cogan deh di sana. Murid-muridnya good looking banget tau ga sih!!!"
"Heh? SMA Nusantara? Stres kali ya lo. Nilai lo aja standar KKM semua woey. Mana bisa masuk Nusantara yang ngasih standar nilai di atas 90." Qila menjitak jidat Lisa dengan pensilnya. Dia sedikit tertawa dengan pengakuan temannya itu.
"Aaww!" Lisa menggosok jidatnya. "Bisa aja gue masuk situ, duit gue kan banyak."
"Ini pesanannya dek." Pelayan kafe yang menerima pesanan mereka tadi datang mengantarkan minuman mereka.
"Makasih ya kak," ucap Lisa dan Qila. Sang pelayan mengangguk ramah lalu pergi meninggalkan mereka berdua.
"Apa hubungannya cobak nilai sama duit?" tanya Qila polos dengan senyum miringnya yang menyebalkan.
"Ya ada lah! Bentar deh, masak lo gak tau sih La?" Lisa meneliti.
"Gak tau apaan Lisaa??" tanya Qila degan ekspresi mencibir.
"Yaudah nih gue bocorin dikit. Anak-anak Nusantara tuh nggak semuanya pinter La," jawab Lisa. Dia mendekatkan wajahnya ke arah Qila agar Qila dapat mendengar suaranya yang sengaja ia pelankan.
"Cihh! Lo ngomong apaan sih Lisa ku sayaangg. Dari mana datengnya ada anak Nusantara yang nggak pinter. Toh buat masuk SMA itu, setidkanya nilai UN lo minimal harus 3,9. Udah ah Sa. Minum nih cepet!" Qila menyodorkan sedotan minuman Lisa pada bibirnya.
Lisa meneguk green tea nya, "Gue serius Qila! Nggak semua anak Nusantara itu pinter. Ya, walaupun banyak juga sih yang pinter dan berakhir sukses. Tapi ...."