Z FLAKKA 20

Adine Indriani
Chapter #25

#PENYEBARAN VIRUS Z

Sudah 72 jam sejak perhitungan mundur. Kerusuhan terjadi di pusat perbelanjaan, setelah Pemerintah mengumunkan warga negaranya harus menjalankan karantina. Suara sirene situasi darurat didengungkan ke seluruh penjuru kota. Penjarahan toko-toko, minimarket dan supermarket terjadi. Semuanya merasa panik untuk menimbun bahan-bahan makanan demi mencukupi kebutuhan hidup ketika jam malam diberlakukan.

Penyebaran virus Zombie di mana-mana, mencakup seluruh area di pusat kota. Tersisa area pinggiran kota yang belum dikuasai sepenuhnya, hanya beberapa daerah saja yang terjangkit oleh virus ini. Sekolah-sekolah diliburkan, begitu juga kampus-kampus dan perkantoran. Pabrik-pabrik ikut terkena imbas dari penyebarannya. Semua orang bersembunyi di dalam rumah, apartemen, toko di mana pun sampai Pemerintah mengumumkan situasi telah aman.

Jalanan sepi tanpa kendaraan melintas, pertokoan tutup tanpa manusia satu pun yang tampak. Motor-motor dan mobil-mobil ditinggalkan begitu saja, tak seperti biasanya. Ketika kesenjangan sosial itu begitu terlihat di keseharian dari barang mewah, kendaraan mewah yang dimiliki. Kini, semua itu seolah-olah tak berharga ketimbang harus kehilangan nyawa.


PABRIK PINDAD DI BANDUNG DAN TUREN-MALANG

Pekerja imigran yang dianggap tidak bermanfaat lagi, digiring dan dimasukkan ke dalam kendaraan kointaner serta memaksa mereka semua untuk meminum dari botolan yang diproduksi oleh mereka sendiri selama kurang lebih satu bulan ini. Jika mereka menolak, maka para penjahat itu akan menembak mereka sekaligus. Dan membuang mayat-mayat itu di tengah laut seperti limbah.

Dalam keadaan terpojok, akhirnya mereka semua meminumnya dan tak lama pintu kointaner ditutup. Di dalam kointainer yang gelap dan sesak, dalam hitungan menit mereka berubah menjadi zombie yang beringas, mencabik-cabik dinding baja, menghantamnya, saling mendorong satu sama lain, ingin segera keluar dari sana, memangsa.

Sampailah di depan pabrik PINDAD di Bandung tempat produksi senjata, kendaraan khusus dan mesin industrial. Truk aramedic menabrak gerbang yang terbuat dari baja pabrik persenjataan yang dimiliki Indonesia itu, melantas dan mengobrak-abrik apa yang menghalangi. Pintu-pintu kointainer dibuka dan melepas zombies untuk menghabisi mereka. Sementara itu para penjahat mengambil alih bagian dalam pabrik untuk menguasai persenjataan. 

Senjata incaran persenjataan buatan Pindad yang bisa menembus rompi antipeluru dan pelat baja yakni, senjata SS-V1 yang bisa menembak target dengan jarak akurasi sampai 400 meter dan bisa bertahan di air laut dan tidak berkarat. Ditambah dengan senjata pelontar granat SPG1-V4 yang dapat melontarkan granat dengan kaliber 40 milimeter. 

Setelah selesai mengosongkan semuanya, mereka pergi dengan kendaraan baja anti peluru dengan peralatan persenjataan mutakhir. Dilengkapi dengan senapan otomatis Sub Machine Gun PM3 dengan kecanggihan kecepatan menembakkan peluru sebanyak 750-850 butir per menit dengan amunisi 9 milimeter. Tentu saja, senapan ini tak kalah mutakhir dari senapan otomatis buatan Amerika yakni, Gatling Gun M134D yang bisa memuntahkan peluru sebanyak 3000 butir per menit yang sejak tahun 2016 dibeli pemerintah dari USA.

Begitu juga dengan pabrik PINDAD di Turen-Malang yang diserang oleh kawanan zombies. Para penjahat mengetahui jika Pindad sengaja tidak memproduksi senjata dan amunisi di tempat yang sama untuk mempersulit hal-hal di luar dugaan seperti ini. Namun, para penjahat itu sudah mempelajari dan merencanakannya dengan matang. Dengan menyerangnya di waktu bersamaan, meskipun di beda tempat membuat serangan mendadak itu tak bisa diatasi oleh TNI dan Polisi yang sedang sibuk mengevakuasi korban zombies.

Di pabrik daerah Turen mereka mengosongkan amunisi dan peledak ke dalam tas dan kotak-kotak. Penjahat-penjahat itu merasa sudah semakin siap untuk berperang melawan penegak hukum dan tentara Indonesia dengan seluruh persenjataan yang dirampas dengan mudah. Setelah berhasil memasukkan seluruh rampasannya, mereka meninggalkan kedua pabrik itu dengan penuh zombies.

“Ini sangat mudah, seperti mengambil lollipop dari seorang anak kecil, hehe,” ejek Penjahat itu. 


Lihat selengkapnya