Z FLAKKA 20

Adine Indriani
Chapter #28

#PEKERJAAN KOTOR

Sebelumnya, Pak Dirgahayu menawarkan bantuannya untuk mendapatkan rumusan penawar itu. Ia yakin jika Dr. Puput bisa membuat obatnya untuk membantu temannya yang berubah menjadi Zombie agar bisa disembuhkan. Sudah dua puluh jam Dokter Puput mencoba membuat rumusan penawarnya. Ditemani Dirgahayu yang setia mengamatinya di laboratorium.

Tanpa istirahat, tanpa makan dan sedikit minum. Sudah beberapa kali Dirgahayu menawarinya makanan yang dikirim oleh staff, tetapi Dokter Puput tak bergeming. Terlalu fokus dengan pekerjaannya. Waktu terus bergulir sampai menjelang tengah malam, akhirnya Dokter Puput melepas kacamata pelindung dan menjauhi meja lab.

“Pak Dirga,” panggilnya. Dirgahayu menghampirinya.

“Ya, Dok. Ada yang bisa Saya bantu?”

“Apa bisa memberikanku sebuah senjata?”

“Apa?”

“Bukan senjata untuk manusia, tapi senjata bius untuk hewan.”

Dirgahayu mengerti maksud dokter itu, ia segera keluar dan melaksanakan tugas yang dimintanya. Meskipun, saat ini akan sulit untuk mengakses tempat persenjataan, terlebih Dirgahayu sedang dihukum. Kendatipun hukuman itu sedang ditunda karena penjara penuh zombie dan Dirgahayu tak akan ke mana-mana, ia seorang patriot sejati yang akan mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Setengah jam kemudian, ia kembali ke laboratorium sambil membawa senapan laras panjang dengan beberapa dart atau peluru yang bisa diisi dengan obat bius. Senjata itu biasanya untuk melumpuhkan hewan liar atau binatang buas yang memasuki perumahan. Seperti kejadian di Sidoarjo beberapa tahun silam, senjata itu melumpuhkan kera liar yang meresahkan warga setempat.

“Dok, aramed bisa dipakai?”

Dokter Puput memeriksa dengan saksama, ia meneliti dart yang dibawanya.

“Bagaimana memasukkan bius ke dalam ini?” tanya Dokter Puput sambil mengangkat sebuah dart. Dirgahayu memberitahukan caranya, memasukkan cairan dengan menyuntikkannya sesuai dengan dosis yang diinginkan.

“Jika mau, aku bisa menggunakan langsung suntikan medis untuk menjadikannya dart,” tawar Dirgahayu.

“Tidak. Sebaiknya dengan dart senapannya saja, aku tidak mau ada kegagalan.”

“Baiklah. Lalu, setelah ini apa?”

“Giliran pekerjaan kotornya,” bisik Dokter Puput.

Apa?

Secara diam-diam, menyelinap pada dini hari. Mereka pergi ke laboratorium Globe Sains yang dijaga dengan ketat. Tidak ada yang boleh memasukinya selain Penjabat negara. Perusahaan asing yang saat ini menjadi lokasi pertama dan asal muasal dari seluruh penyebaran virus zombie flakka 20 ini. Oleh karena itu, di tempat ini pula seharusnya mengakhirinya.

“Bagaimana aramedic masuk?” bisik Dirgahayu di dalam kendaraan yang terparkir di seberang lab itu.

“Kenapa tanya aku, kamu kan yang seharusnya melakukan pekerjaan kotor itu. Kerjakan saja bagianmu,” tegur Dokter Puput berbisik.

“Baiklah. Aku akan melakukannya, tunggu aba-aba.”

Dirgahayu keluar dari mobil dan menyamar di antara pepohonan sebelum menyeberang ke samping pagar besi tinggi yang dipenuhi pepohonan. Ia berpikir jika melewati penjaga dari depan, maka akan tertangkap lebih cepat. Ia harus melumpuhkan mereka dari dalam. 

Memanjati pagar besi dan melompat ke permukaan tanah. Ia mendelik-delik di antara pepohonan, mencari posisi penjagaan. Terlihat di depan gerbang ada dua orang dengan senjata yang siap menembak. Dalam benaknya, ia menyesal telah menerima pekerjaan kotor ini kepada Bimasakti. Rasanya, ia sudah dijebak sedari awal, rencana Dokter Puput. Namun, ia tetap akan melakukannya demi Toro, rekannya.

Hoaam!

Seseorang menguap.

“Aku bikin kopi dulu, mau enggak?” tanya sorang penjaga gerbang.

Lihat selengkapnya