Z FLAKKA 20

Adine Indriani
Chapter #30

#PEMUSNAHAN MASSAL

Dean terluka parah, bagian-bagian tubuhnya terkoyak hingga terlihat tulang yang sudah tidak putih lagi. Darah yang terus menyembur keluar seperti kebocoran pipa-pipa, menghitam. Dean digiring oleh Bima dan Ning di belakang yang menyusulnya menuruni tangga. Hingga diangkat ke dalam helikopter menuju ke rumah sakit. Bima melihat seorang Letnan Kolonel Bardjono yang berada di belakang komando untuk menghabiskan para Zombie. Menghampiri sosok itu yang masih memegang alat komunikasi, Bima memberinya pukulan telak di pipi kanan satu kali hingga Letkol tersungkur ke tanah.

Beberapa Bintara Tinggi menyingkirkan tangan Bima dari usaha pemukulan itu. Bima mendapatkan serangan balik dari Tamtama yang tidak terima pimpinan mereka dipukuli hingga dikeroyok balik. Namun, seorang Jenderal Ginting menyudahi dan memerintahkan agar Bima di tangkap dan dimasukkan ke mobil. Ning yang berada di helikopter merasa tidak berdaya dengan penangkapan itu. Pikirannya tak bisa fokus memikirkan nasib Bima dan Dean yang tergeletak, dibelenggu dengan tatapan asing ingin memakannya.

Semoga Bima baik-baik saja.

Bima mendengar suara helikopter yang semakin terbang tinggi, suara baling-baling yang menjauh. Tatapannya kosong meratapi hari ini, dari balik jendela kendaraan tentara dengan tangan terbelenggu, Bima sekali lagi menoleh pada mayat-mayat Zombie itu. Ratusan mayat yang tergeletak di halaman kampus. Hanya sedikit yang selamat para korban penyerangan Zombie.

Kelopaknya penuh dengan airmata, menetes juga di atas sepatunya. Dengan kepala tertunduk menatap kekosongan. Ia sangat menyesali keadaan itu. Rasanya sangat perih melihat upayanya untuk mencegah korban lebih banyak dan satu komando menyebabkan kematian massal. Ini genoside namanya, pemusnahan massal. Bima tidak hentinya mengerang kesakitan, merasakan penderitaan hingga depresi melihat mayat-mayat yang dimasukkan ke dalam bungkusan tanpa penghormatan.

Bima marah, emosi dan murka. Mengapa ini terjadi di dalam pengawasannya.

Komando penembakan di halaman kampus itu ditutupi agar tidak sampai meluas. Namun, korban-korban yang selamat dengan sendirinya menjadi saksi bisu atas kejadian mengerikan itu. Sekitar 20 orang mahasiswa selamat meskipun harus merasakan penanganan atas luka-luka pemukulan, luka lebam, tergores di permukaan kulit tubuh mereka agar tidak infeksi. Ada juga yang terkena luka tembakan dari brondongan peluru dari atas helikopter. Selebihnya adalah 365 mayat-mayat Zombie dan mahasiswa yang harus mati akibat timah panas itu.

Anak buah Bima berhasil memborgol beberapa zombie di depan ruangan Ning, mereka melindungi Zombie-zombie itu agar tidak ditembak oleh tentara. Mereka berinisiatif untuk membawa Zombie ke Mabes dan memasukkan mereka ke penjara. Sejak awal, Kapten Bima tidak memerintahkan untuk menembaki para Zombie. Itulah yang dipegang mereka hingga akhir.

***

PERCOBAAN SERUM KEDUA

Percobaan pertama serum yang dibuat sebelumnya dengan mengujinya kepada Lulu si lumba-lumba pernah gagal. Kini, Dokter Puput akan menguji coba untuk kedua kalinya kepada Para Zombies. Bantuan kepolisian bersama Dokter Puput yang membawa serangkaian obat untuk membuat para Zombie tenang. Sejak tadi Dokter Puput mencoba membuat serum untuk mengembalikan agresifitas para Zombie itu. Keadaan sangat mencekam karena polisi dan tentara itu saling menondongkan senjata.

Seorang Jenderal Polisi Sigit Binomo datang dan berbicara dengan Jenderal Ginting untuk bernegosiasi, akhirnya mereka berdua sepakat untuk menyelesaikan masalah ini secara baik-baik, jangan sampai berlarut-larut. JenPol meminta agar Bima dibebaskan.

Mobil kendaraan itu di buka, Bima dikeluarkan dan dilepaskan tangannya yang terikat. Sedangkan LetKol Bardjono masih geram dengan memar yang diterimanya dari Bima. Suasana justru menegang karena mereka memiliki komando yang berbeda. Kepolisian tidak mendapat komando untuk memusnahkan, tetapi TNI mendapatkan perintah untuk memusnahkan semua.

“Ini sangat ganjil?”

Sementara itu, Dokter Puput sedang menyuntikkan sesuatu pada tubuh Zombie-zombie yang terikat. Serum itu berhasil membuat mereka tenang. Setelah disuntikkan para Zombie terlihat tidak agresif dan bisa dilepas borgol dari kaki mereka dan membelenggu tangan-tangannya, anehnya mereka bisa berjalan meskipun terlihat lemas.

“Apa yang kamu berikan?” tanya Bima. Penasaran dengan perubahan para zombie yang dalam hitungan menit terlihat tenang dan rileks.

“Aku membuat mereka mandul!”

Lihat selengkapnya