Z FLAKKA 20

Adine Indriani
Chapter #32

#FORMULA

Tiba-tiba, Dokter Puput bersama dengan rombongannya mendatangi Bima dengan hasil penemuannya.

“Di mana para Zombie itu?”

“Ada … mereka di penjara?”

"Aku ke sana.”

Memasuki pintu yang tadinya memisahkan antara kejahatan dan kebaikan, penjahat dan orang baik, Dokter Puput memasuki lorong-lorong itu untuk pertama kalinya. Bangunan penjara yang seperti gedung berlantai dua yang luas dengan ruang-ruang bersekat. Memisahkan para penjahat dengan penjahat lainnya. Sesuai dengan masa hukuman yang berbeda-beda.

Sontak para tahanan bertepuk tangan dan bersorak sorai bahagia melihat dokter-dokter memasuki ruangan. Hasrat mereka menggeliat, setelah sekian lama tidak melihat bidadari dalam kehidupan penjara. Terpukau dan mulai bertingkah manis menggoda, merayu para dokter itu.

“Hai … manis apa kamu mau bermalam di sini,” seru seorang tahanan. Membuat semua orang tertawa. Meneruskan candaan murahan mereka sebagai obat kesepian.

Dokter Puput melihat delapan sel tahanan yang penuh berisi dengan Zombie-zombie yang mulai terlihat lemah. Termasuk teman Dirgahayu bernama Toro. Tidak berdaya seperti hari pertama virus itu menjangkiti tubuh mereka. Mata mereka mulai kehilangan cahayanya, seperti sedang sekarat menunggu waktu kematian. Kulit yang terlhat lebih pucat dan pembuluh-pembuluh nadi yang semakin tipis.

“Sudah berapa lama mereka seperti ini?”

“Mungkin beberapa jam yang lalu, entahlah kami sibuk di lapangan!”

“Mereka sekarat, aku enggak tahu apakah obat ini akan berhasil. Sebaiknya aku tidak meneruskannya.” Dokter Puput mendadak merasa ragu, ia beranjak ingin pergi hingga Bima menghentikannya. Menggenggam tangannya dengan kuat.

“Dokter, kita enggak punya banyak waktu di sini, jika kamu enggak mencoba obat itu. Mereka juga akan mati, lihatlah … mereka sekarat.”

“Tolong, Dok. Hanya serum itu satu-satunya harapan mereka.”

Dokter Puput menyadari jika mereka memang sedang sekarat dan tidak ada salahnya mencoba obat penawar itu. Kendatipun, ia merasa di tangannya akan membunuh mereka. Hanya dua jawaban jika serum itu diberikan, mereka akan segera mati atau serum itu akan berhasil.

Bagaimana ini?

Aku harus berani. Tapi, aku harus.

“Baiklah, aku akan mencobanya.”

Dokter Puput meminta seorang dokter lainnya untuk memberikan obat penawar itu berikut dengan senjata bius kepada Bima. Meminta Bima untuk membidik seorang Zombie dan melihat reaksi tubuhnya. Bima mulai memasukkan peluru ke dalam dart, tempat peluru. Menarik pelatuknya dan mencoba membidik zombie.

“Sebentar, apa aku harus mencari kriteria khusus pada zombie ini?”

Lihat selengkapnya