MISI PENYELAMATAN
Pasukan Kopasus dan Amphibi sudah berada di titik penyerangan masing-masing. Dari daratan, pasukan khusus terlatih yang paling ditakuti oleh seluruh dunia mulai menyerbu Priok. Mengerahkan tentara AD dengan baret merah yang menggenggam senjata semi otomatis dengan laras panjang berjenis Barret M82 dan berbekal pistol MP-2 untuk penyerangan jarak pendek yang bisa melumpuhkan musuh dengan akurat.
Sedangkan di beberapa titik yang paling tinggi, sudah ada pasukan runduk atau penembak jitu yang menggunakan senjata berjenis SPR-2 kaliber 12,7 milimeter yang bisa menembus, membakar dan juga meledakkan target berjarak dua kilometer. Pasukan tersebut berada di titik segitiga yang strategis yakni; di atas kapal peti kemas bersusun yang terdekat dengan terminal MV. Sinar Sumbawa yaitu KM. Tasik Jaya, PT. Pelitando, dan di kapal peti kemas MV. Hongkong Bright serta pasukan amphibi yang berada paling dekat dengan gedung Pelabuhan melalui jalur laut.
Kopasus menyusuri beberapa peti kemas yang siap diangkut. Setiap peti kemas yang dilewatinya terdengar dari dalam suara erangan dan pukulan dari para Zombies yang ingin segera keluar. Pasukan Zombies yang siap dilepas untuk menghancurkan kota-kota. Para imigran gelap yang dipaksa untuk menenggak minuman yang sudah terkontaminasi dengan virus flakka 20. Mereka yang sudah tidak dibutuhkan lagi akan dijadikan prajurit untuk membuat keonaran di dalam kota.
“Pasukan darat sudah di posisi, ganti,” seru Kapten Kopasus di titik penyerbuan.
“Pasukan Amphibi sudah di posisi,” ujar Kapten Amphibi yang baru sampai di posisi.
“Laksanakan penyerbuan,” perintah dari Kepala kendali operasi.
“Siap laksanakan,” jawab kedua Kapten di lapangan.
Secara serentak, kedua pasukan itu melakukan penyerbuan ke dalam gedung operasi yang disebut sebagai gedung pabrikan yang memproduksi flakka 20. Ketika pasukan itu menyergap dari depan dan memasuki dari atas, berondongan peluru dari pengedar bersenjata menyerang duluan.
Sergapan itu diketahui oleh salah satu pengedar yang melihat seseorang menyelinap dari atas. Berondongan peluru menembaki pasukan kopasus di atas yang tumbang jatuh ke bawah. Pasukan Kopasus tak tinggal diam dan membalas serangan brutal itu ke segala arah. Ditambah dengan bantuan pasukan amphibi yang menaiki kapal peti kemas dengan misi menangkap atau membunuh Pemimpinnya, yakni Steven Chong dan Gabriel Drandreb yang menurut informasi berada di atas kapal peti kemas.
Ketika Pelabuhan berubah menjadi medan pertempuran, suara tembakan yang menggempur siapapun orang yang bergerak memegang senjata pembunuh. Lesatan cepat peluru yang meledakan dari jarak jauh oleh pasukan penembak jitu menghancurkan target pengedar dan beberapa tempat. Membuat anak-anak buah di atas kapal menyadari jika mereka sedang diserang. Beberpa penjahat keluar untuk membantu dan pasukan amphibi menembaki mereka hingga tewas di tempat.
Pasukan Amphibi menyerang dengan cepat ke seluruh area kapal yang luas. Mereka mencari-cari di setiap seluk beluk kapal. Melumpuhkan puluhan anak buah Steven dan Gabriel dengan cukup cepat. Serangan mendadak itu tak sanggup ditepis lagi oleh kawanan pengedar. Beberapa tunggang langgang dengan melompat ke laut, sedangkan Kapten Amphibi dan anak buahnya masih mencari dua pemimpinnya.
“Kapten, seluruh tempat sudah aman,” ujar salah satu pasukan Amphibi melaporkan lewat sambungan mikropon.