Ketika pemerintah menyambut baik kabar gembira dari hasil penemuan Dokter Puput dan para ilmuwan serta peneliti. Memberikan dukungan penuh untuk memperbanyak serum antiflakka. Bahkan berita itu sudah tersebar ke seluruh dunia hingga tidak sabar meminta agar diberikan formulanya. Pemerintah mematenkan serum itu dan tak memberikan formulanya kepada negara lain terutama negara-negara barat dengan cuma-cuma. Mereka harus membelinya dari Indonesia.
Terjadi serangan lagi ke rumah sakit dan pusat penelitian di mana serum itu sedang dibuat. Mengatasnamakan pengikut Baphomet, menyerang dan menghancurkan semua fasilitas dengan melepas seluruh Zombie-zombie. Kelompok pengedar yang memasok ke sekolah-sekolah dan kampus-kampus masih berupaya untuk menyebarkan ketakutan dengan kedok pemuja satanis.
Informasi telah bocor jika pemerintah sedang membuatnya terdengar hingga ke telinga para pengikut Baphomet melepaskan Zombie-zombie untuk menyerang seluruh rumah sakit dan pusat penelitian tempat serum itu dibuat dan diperbanyak. Pengikut mereka menyusup ke seluruh jaringan hingga dalam pemerintahan. Tidak ada yang bisa menghindar dari Baphomet.
Serangan pada tempat-tempat klinis membuat para dokter dan ilmuwan bersembunyi untuk sementara waktu. Sementara, Pasukan Zombie menghancurkan tempat-tempat itu. Hingga rumah sakit jiwa tempat Dean dirawat mendapatkan serangan. Ning yang terus berada di dalam kamar bersama Dean yang terikat semakin terjebak dalam ketakutan.
Ning tak mungkin keluar dengan serangan zombies yang merajalela, ia juga tak bisa berada di dalam bersama Dean yang terlihat semakin beringas ketika mendengar seruan zombie lain mengajak untuk menyerang manusia dan menghancurkan tempat itu. Untuk menghindari Dean, ia bersembunyi di dalam ruangan obat-obatan dan peralatan medis persis di sebelahnya. Jika saja, Dean atau Zombie lain bisa menembusnya, maka nyawanya tak akan selamat.
Tiba-tiba pagar pembatas berduri diterobos oleh Zombie, meskipun beberapa harus tersangkut di antara duri-duri tajam yang menusuk. Sedangkan yang lainnya berhasil menembus rintangan itu dan menyerbu ke dalam. Tubuh zombie tidak merasakan sakit sedikitpun, meskipun terpancal di antara duri besi. Pintu-pintu hancur dengan pukulan kosong, hingga Zombie-zombie itu masuk dan mulai menyerang semua orang. Pihak keamanan rumah sakit terkena serangan itu tanpa ampun.
Berlarian seperti semut yang mendengar predator pemangsa datang, bersembunyi ke dalam lubang-lubang yang dalam. Semua orang bersembunyi ke dalam ruangan yang ada di sana, kamar-kamar pasien dan ruangan apa saja untuk bersembunyi, yang bisa menghindar dari serangan. Menahan sekuat tenaga pintu kamar itu agar tidak jebol.
Sementara para zombie menyerang seluruh rumah sakit yang ada, pemuja Baphomet itu menyerang tempat laboratorium Dokter Puput yang terpaksa membuat serumnya di rumah sakit jiwa di mana Ning dan Dean berada di salah satu kamar pasien. Hanya rumah sakit jiwa yang tersisa setelah semua rumah sakit dihancurkan. Para pemuja Baphomet melakukan pengalihan agar pasukan keamanan berfokus pada serangan ke rumah sakit, selagi mereka menawan para dokter, ilmuwan dan peneliti.
Dokter Puput menjadi tahanan para pemuja setan itu. Mereka menawannya agar pemerintah menghentikan upaya memperbanyak antiflakka dan tidak memberikan formulanya pada negara lain. Tayangan live sebuah video yang berdurasi lima menit itu mempertontonkan dokter-dokter yang di penggal kepalanya dengan sebuah kapak oleh orang-orang bertudung.
Eksekusi mati memenggal kepala seseorang hingga putus, bersimbah darah. Potongan kepala yang terlepas ke lantai dan bergelinding seperti kelapa. Tubuh yang seakan menanti kerobohannya setelah kejatuhan pangkal yang ditebas. Teriakan dan jeritan yang paling histeris melihat rekannya sendiri telah mati dengan cara tidak manusiawi.
“Kami melarang pemerintah untuk tidak memberikan formula antiflakka ke negara-negara lain, jika dalam satu jam tidak ada reaksi atas permintaan itu, kami akan memenggal kepala dokter lainnya,” ancam Pria bertudung. Sembari menarik Dokter Puput ke depan kamera dan menarik rambutnya hingga mengaduh kesakitan. Sebuah kapak yang sudah bernoda darah di dekatkan ke lehernya.
“RSJ? Bukannya di sana Ning dan Dean berada?” gumam Edi di samping Bima.
Di sana ada Ning dan Dean, aku harus menyelamatkan mereka.
Bima geram dan memerintahkan pasukannya untuk segera bersiap, melakukan perlawanan. Tiba-tiba datang Bas Arief dengan puteranya yang bernama Boy Arief ikut bersama dengannya juga melihat tayangan yang mengancam para dokter dan ilmuwan itu. Mereka meminta berbicara dengan Bima di saat-saat genting seperti ini. Bas mengatakan jika Boy ingin mengatakan sesuatu yang penting.
“Aku hanya punya waktu sedikit, jadi … semoga apa yang akan kamu katakan bisa berguna,” ujar Bima.
Lalu, mereka masuk ke dalam ruangan milik Dean. Bima dan Boy mengungkapkan sesuatu tentang dirinya.
“Selama ini aku mengikuti kelompok pemuja Baphomet.”
Bima langsung berdehem keras, seakan tidak sabar dengan pemuda yang telah mempermainkannya sejak awal.
“Bim, tenanglah … puteraku meminta ke sini atas keinginannya sendiri, jadi dengarkan dulu.”
Bima duduk di atas meja untuk menenangkan dirinya. Sementara Boy meneruskan kalimatnya.
“Tetapi, kelompok pemujaan kami tidak melakukan seperti yang dikatakan berita atau kelompok yang mengatasnamakan pemuja Baphomet seperti tayangan itu. Mereka bukan bagian dari kami, begitu juga kami bukan bagian dari mereka.” Boy berusaha menyakinkan Bima agar percaya pada ucapannya. Namun, sejauh ini Boy belum membuktikan apapun.
“Apa buktinya jika kelompokmu itu bukan kelompok yang membunuh, membuat dan menyebarkan virus flakka 20?”
“Begini … kami memang melakukan pemujaan dan perpeloncoan pada mahasiswa baru tetapi kami hanya memasukkan darah dan ekstasi ke dalam gelas. Kematian Derry benar-benar kecelakaan, ia tersedak ludahnya sendiri karena menolak meminumnya,” ungkap Boy terus terang.
“Sekarang seorang pembunuh menyangkal kalau kelompoknya dibalik semua ini?” sela Bima tak percaya.
“Aku enggak bohong! Kelompok kami hanya terdiri 30-100 orang yang tersebar di sekolah dan kampus-kampus. Kami juga memiliki tanda khusus pentagram di dada. Aku yakin mereka tidak memilikinya karena tanda ini diberikan langsung oleh dewa setan, Baphomet!” tandas Boy berusaha menyakinkan. Sembari membuka kaosnya dan memperlihatkan tanda yang sama pada jasad Derry.
“Berarti pemujaan setan yang kalian lakukan hanyalah kedok untuk mengedarkan ekstasi? Begitu!” tekan Bima.
“Bu-bukan begitu,” kelit Boy.
“Sudahlah Boy, mengaku saja. Aku yakin Ayahmu akan mencarikan pengacara hebat,” sindir Bima sambil melirik kepada Jaksa Bas Arief.
“Begini, Bim. Anakku sudah jujur, mereka hanya anak muda yang diperalat oleh pengedar ekstasi kelas teri. Aku pastikan Boy akan menerima ganjarannya, tetapi ia hanya seorang pecandu bukan pengedar,” jelas Bas Arief membela.
Heh, yang benar saja!
Biarkan penyelidikan yang akan menentukan nasib Boy Arief yang terlibat dalam kasus pemuja aliran sesat, pengguna obat-obatan narkotika dan banyak lagi. Bima merasa belum bisa percaya sepenuhnya. Bima mengambil borgol dari sakunya dan memasangnya di kedua lengannya.
“Ayah!” Boy tidak berkutik ketika lengannya terborgol.
“Bim, apa enggak ada jalan lain?”