Disaat karantina ini, sekolah dan universitas diliburkan cukup lama. Semua orang sangat senang mendengarnya. Jalanan sepi, langit menjadi bersih kembali, luasnya jalanan.
Kebanyakan siswa-siswa pada tidur terus seharian, ada juga orang dewasa yang ikut tidur seharian. Betapa bahagianya mereka bisa bebas dari beban saat berada di sekolah.
Namun, di balik itu terdapat tugas yang banyak bagi para murid-murid, baik dari TK, SD, SMP, SMA, bahkan sampai universitas.
Ada beberapa yang rajin mengerjakan tugasnya, ada juga yang malas untuk mengerjakan tugas tersebut. Seperti aku.
Kerjaan ku seharian di kamar terus, tiduran seharian. Malas banget kalau disuruh ngerjain tugas. Tapi aku sedikit-sedikit dikerjakan sih.
Nggak seperti kakak aku. Dia rajin banget ngerjain tugas. Dan selalu tepat waktu untuk mengerjakannya. Dia juga rajin main game.
Kakak aku namanya Reikun Oreo. Dia adalah spesies rubah, imut banget deh kalau ketemu. Sifatnya yang konyol dan sedikit feminim. Hobinya main game mobile, dan juga dia wibu. Kadang kakak suka nyebelin, aku mau curhat malah dianggap candaan. Hadeh. Tapi dia sangat menyayangiku meskipun aku nakal banget seperti preman dan sejenisnya.
Aku sih kurang suka dengan permainan-permainan yang seperti itu. Aku lebih suka menciptakan sesuatu atau berkarya, dari pada mengerjakan tugas.
Sebenarnya aku pengen banget belajar dengan Kakak, tapi dia bilangnya, "Kakak lagi tugas, entar aja," dan, "Kakak lagi main game sama temen, entar aja."
Terus gitu aja, sampai larut malam, tengah malam terus main game dan selalu on di sosmednya.
Alhasil aku males, tiduran aja deh. Aku tidur dari malam, siang, sore, malam lagi, siang lagi, sore lagi, malam lagi, siang lagi, sore lagi, terus aja gitu.
Tapi kali ini aku coba lagi. Mungkin lagi santai. Aku berjalan ke kamar kakak, dan mengetuk pintu. "Kaaakaaak! Main yuk!"
Pintunya terbuka, dan kakak langsung memelukku secara tiba-tiba. Aku diangkat olehnya. Aku pun meluk balik.
Senang banget bisa main kali ini dengan kakak. Ekorku bergoyang dengan cepat, dan menjulurkan lidah.
Kakak mengendus-endus badanku, "Sissyan bau! Belum mandi ya?"
"Belum. hehe," jawabku.
"Mandi dulu sana!" perintahnya dengan muka agak kesal. Mata tertutup dan mulut datar. Ya tentu lah, aku yang nyebelin. Udah siang gini belum mandi, gimana mau nggak kesel.
"Mandiin!" kataku sambil membuka mulut dan menjulurkan lidah.
"Hmmm... Oke deh. Mumpung kakak lagi nggak sibuk dan tidak ada kerjaan. Hehe," sahutnya sambil menggoyangkan ekornya.
Aku menjilat pipi kakak, "Woof! Woof!"
"Sekalian kakak juga mau mandi, belum mandi. Hehe."
"Dasar kakak sama aja," dengan raut wajahku yang agak kesal.
"Ayo buka baju!" seru kakak. Aku diturunkan di pangkuannya.
Aku pergi ke kamarku, membuka pakaianku. Kebelet ku datang. Mumpung masih pake popok, aku lepasin aja. Mengalir hingga menghangatkan area selangkanganku sampai pantat, dan tambah besar serta menjadi sangat kuning warnanya. Rasanya sudah sangat becek, dan baunya tercium olehku.