Z Kuadrat

Sissyan-pup Betha Wolf
Chapter #4

Ulang Tahun Reikun

Hari ini adalah hari biasa, namun ada yang spesial buatnya. Aku akan diam-diam mengejutkannya dengan kejutan ini.Aku masih melamun di ranjang tidurku. Karena ini masih pagi, masih terasa ngantuk. Membayangkan kakak bakalan gimana ekspresinya ketika aku kasih kejutan. Moga aja ini berhasil.Cahaya matahari sudah mulai masuk ke kamarku. Melewati jendela yang menghadap ke matahari, tembus ke dinding dalam rumahku. Cahayanya cukup terang dan menghangatkan.Pintu kamarku terbuka. Kakak memasukkan kepalanya melewati pintu yang terbuka sedikit, "Hai adikku Sissyan yang aku sayangi! Selamat pagi!"Senyumannya yang manis itu membuatku menjadi lebih ceria. Lengkungan bibirnya yang naik dan matanya yang tertutup, menggambarkan dia sangat bahagia. Mungkin dia tau kalau hari ini ulang tahunnya, sehingga dia mengharapkan hadiah yang aku berikan."Sissyan! Tau nggak, ini hari apa?" tanya kakak dengan nada yang penuh bahagia.Aku berpura-pura tidak tahu, "Ini jari Minggu, Kak! Dimana aku tiduran seharian.""Beneran nggak tau, Sissyan?!" tanyanya dengan sangat heran."Iya, Kak! Hari ini seperti biasanya setiap hari.""Baiklah," nadanya menurun.Wajah kakak berubah seratus delapan puluh derajat. Yang tadinya sangat ceria, sekarang dia mengeluh. Bibirnya melengkung kebawah, dan badannya menjadi melambat.Jadi kasihan melihatnya. Aku kira kakak akan lupa dengan ulang tahunnya.Siangnya, aku mengeluarkan semua celengan ku. Sudah beberapa bulan aku kumpulkan dari sisa jajan, akhirnya terkumpul banyak juga. Aku berencana untuk membeli sesuatu untuk kakak. Ini sangat spesial.🐺🐺🐺Aku mengintip sedikit ke kamar kakak. Dari pagi nggak kedengaran kakak lagi main atau apalah. Aku cemas banget.Ternyata kakak seperti sedang depresi. Duduk terus di ranjangnya, entah sedang melamun apa. Tatapannya ke bawah, kedua kaki di tekuk kan sehingga lututnya hampir mengenai dadanya. Kedua tangan kakak disilangkan untuk menahan kakinya.Aku sangat khawatir. Memberanikan diri untuk menyapa kakak, "Kak? Kakak baik-baik saja?"Tapi dia tidak ada respon sedikitpun. Hanya diam, layaknya seperti patung. Aku sapa sekali lagi, "Kakak?"Dia tetap saja seperti itu, tidak bergerak. Mungkin dia benar-benar depresi. Hatiku terasa tidak enak. Hingga aku bergumam tentang kakak.Semoga saja dia cepat baik. Jangan sampai bunuh diri. Aku tunggu sampai malam, kejutan kakak akan datang.Malam pun tiba. Aku mengintip lagi ke kamarnya. Kamarnya gelap, padahal belum terlalu malam. Tidak biasanya kakak mematikan lampu saat ini. Aku semakin khawatir. Membukakan pintu dan masuk mencari saklar lampu untuk menyalakannya.Setelah dinyalakan, kakak terlihat terbaring di atas ranjangnya, tapi belum tidur. Matanya terus terjaga, dan mengeluarkan air mata sedikit demi sedikit. Hingga bantal yang kakak pakai basah dengan air matanya saja.Aku mendekati kakak, "Kakak? Baik kan?"Kakak malah membalikkan badannya. Begitu khawatirnya aku, terpaksa aku harus menggoyangkan badan kakak. "Kakak! Kakak baik kan?!"Sedikitpun tidak merespon. Aku tidak tahan ini, air mataku keluar. Aku akan kasih kejutannya.Membawa dua buah kado yang terbungkus rapi ke kamar kakak. Meletakkannya di dekat kakak. Berbicara sambil mengusap-usap punggung kakak, "Kak! Sudahlah. Aku tau kok kalau ini hari ulang tahun Kakak.Ini aku ada hadiah buat kakak. Aku sudah merencanakannya sejak dulu. Aku beli dengan uang sendiri hasil celengan yang terkumpul sejak lama.Aku tau, kakak mau itu. Tapi kakak belum sempat membelinya. Untungnya barang itu masih ada, aku sudah belikan itu."Belum juga ada respon. Kakak tetap seperti itu, terbaring menghadap tembok.Harus bagaimana lagi, aku sedikit menyerah. Membawa kado-kado itu ke meja di kamar kakak, "Ini hadiahnya aku letakkan semua di atas meja. Semoga kakak suka! Oh iya, selamat ulang tahun Kak! Semoga panjang umur dan sehat selalu!"Aku terdiam sejenak di dekat meja itu sambil melihat kakak. Dia belum merespon sedikitpun.Aku kembali saja ke kamar. Membiarkan pintu kamar kakak terbuka dan lampunya masih menyala.Rasa menyesal ku sangat tinggi.Ini semua salahku. Kenapa aku berpura-pura tidak tau. Semoga kakak baik-baik saja, dan mau menerima semua hadiahku.Aku sangat menyesal, hingga aku menangis dengan perlahan. Terbaring di atas ranjang ku, dengan tetesan air mata jatuh ke celana dan selimutku.Beberapa saat kemudian, kakak datang kepadaku dengan berlari sambil menangis. "SISSYAN!!!" teriaknya keras sambil memelukku.Aku hanya terdiam. Tapi kakak melanjutkan kata-katanya, "Terima kasih banyak, Sissyan! Aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi untuk membalasnya. Kakak sangat menerima hadiah mu kok." Ucapannya terhenti oleh tangisannya, "Kakak benar-benar nggak tau kalau kamu ada kejutan yang begitu besar. Maafkan kakak kalau sudah membuat ku khawatir." Suaranya sedikit tertahan dan terbata-bata karena kakak menangis.Aku tersenyum dengan penuh bahagia. Aku berhasil, diluar dugaan. Air matanya yang keluar tadi adalah kesedihan yang mendalam, sekarang air matanya menjadi kebahagian yang luar biasa."Aku sayang banget sama Sissyan!" kata kakak.Aku tak bisa menghentikan tangisanku ini. Kami pun menangis bersama dengan penuh kebahagian.Suatu saat, aku menulis nya di buku kehidupan aku. Akan aku jaga sebaik baiknya hingga dewasa nanti.

Lihat selengkapnya