Zaezaezoziezas

Hary Silvia
Chapter #5

Alka Hanya Perlu Bertambah Cantik

Alka hanya perlu bertambah cantik. Begitu ucap Gita sewaktu Alka mengungkap kecemasannya. Ia pikir Wawa terlihat lebih cantik darinya, semenjak bulu-bulu itu melayang. Alka sampai meminta mamanya mengantar pulang karena pada hari itu—yang bertepatan dengan hari pertama Wawa sekolah—ia ingin membolos saja.

“Bagaimana caranya bertambah cantik?” Alka menghapus air matanya. Mereka tidak mau berhenti berjatuhan seperti musim hujan.

“Dengan menjadi baik.” Alka makin bingung.

“Kamu ingat Cinderella?” Memori Alka merekamnya dengan baik. Kisah Cinderella adalah favoritnya. Ia menyukai gaun biru dan rambut pirangnya. Tampak seperti putri kerajaan sekali.

“Menurut Alka, Cinderella cantik nggak?” Alka mengangguk.

“Cantik banget Ma. Aku mau cantik seperti Cinderella kalau besar nanti.” Ia berdengung menambahkannya.

“Cinderella kelihatan cantik bukan cuma karena wajahnya tapi juga karena kebaikannya. Cinderella selalu baik pada manusia. Pada hewan-hewan. Ia tak pernah balas dendam walaupun diperlakukan jahat.” Alka setengah mengerti.

“Jadi, kalau mau secantik Cinderella, harus baik seperti Cinderella?” Gita memanggut-manggutkan kepala. Matanya melebar meyakinkannya.

“Kalau gitu, mulai sekarang aku mau jadi anak baik.” Ia berpikir anak baik mesti rajin ke sekolah. Ia langsung pamit. Ia janji akan belajar dengan baik di sekolah. Gita memutar kemudi. Ia pulang dengan perasaan lapang, sesudah melepas bungsunya yang bilang mau ke sekolah.

___

Susah menembus angka satu sampai sepuluh di sekolah. Di kelas B bisa, tapi menjadi salah satu yang namanya terpajang di papan pengumuman “Sepuluh Siswa Berprestasi Tahun ini” hanyalah mimpi. Wawa pernah dua kali. Alka belum sama sekali padahal hampir menggenapi empat tahun bersekolah di SD Margarita. Andai ada ranking kecantikan, sudah tentu Alka yang akan menempati urutan pertama. Tapi di sini, kecantikan tak terlalu dihargai pejabat sekolah. Kontes kecantikan hanya diadakan di luar sekolah. Ia mesti tumbuh dewasa supaya dilegalkan mengikuti kontes semacam itu. Ia menopang dagu di kelas. Menolak jajan di kantin karena diet. Ia harap di ulang tahun sekolah nanti, ada event menarik yang diadakan. Supaya ia tidak mati kebosanan di sepanjang tahun ini. Gita akan memarahinya jika mendengarnya mengucap kata mati. Terdengar layaknya orang yang tidak mensyukuri hidup. Semenjak mengutamakan prestasi, hubungannya dengan Wawa merenggang. Ia anggap Wawa saingan. Wawa semakin cantik dari waktu ke waktu. Di mata Alka, capaian gemilang yang Wawa raih, membuat diri Wawa tampak bersinar. Namun soal kecantikan, Wawa tidak sepeduli Alka sebetulnya. Fokus utama Wawa sekarang bagaimana menyaingi pendongeng-pendongeng terbaik di luar sana.

Lihat selengkapnya