Ba ba ba ba bar za za za za za ya ya ya ya ya Barzaya…
Ba ba ba ba bar za za za za za ya ya ya ya ya Barzaya…
Tuan putri sudah datang
Tuan putri sudah datang
Tuan putri sudah datang
Kita damai kita damai
Tuan putri sudah datang
Kita damai kita damai
Penumpang kereta turun semua. Penumpang A sampai penumpang Z tidak mau diam. Mereka nyanyi-nyanyi pakai suara keras. Mirip suporter sepak bola yang tim dukungannya menang telak lima kosong. Barzaya rada malu karena namanya dijadikan tokoh utama lagu. Wawa bertepuk tangan. Zizi, Flo, dan Kai ikut menyanyi. Lagunya gampang dihafal. Baba penciptanya. Ia yang diam-diam menulisnya, lalu menyebarkan kertas lirik dalam kereta Kuning Manis. Ia pula yang mengajari bagaimana cara nyanyinya. Bibi tidak tahu. Wawa ia bisiki, jadi Wawa tahu. Zizi, Flo, dan Kai tidak tahu karena tiga betina ular sudah dari dulu Baba kecualikan bila menyangkut informasi rahasia. Mereka bertiga tak bisa jaga mulut. Mereka hobi bergosip. Tapi Baba tetap sayang mereka. Mereka setia kawan. Mereka sama baiknya dengan teman-teman sirkus yang lain.
Penumpang A sampai penumpang Z juga pendemo. Mereka bergabung dalam kelompok Bibi. Mereka di belakang Wawa, Zizi, Flo, Kai, dan Baba. Bibi tidak sengaja jadi pemimpin pasukan. Mahkota di kepalanya mengkilat kena panas. Para binatang di kanan-kiri jalan, yang melihat mahkota Bibi langsung menyambung ke barisan paling belakang. Bibi makin malu lagi. Tapi lama-lama tak terlalu meladeni perasaan itu. Ia terus melihat ke depan. Istananya sudah mulai kelihatan. Tentara lebah menjaga gerbang utama (yang bahannya besi, bentuknya garis-garis lurus nan tinggi). Satu tentara melarang Bibi masuk.
“Anda tahu kan siapa saya?” tentara itu melihat mahkota Bibi. Katanya, ia tahu. Ia menyebut Bibi, Tuan Putri Barzaya.
“Tapi Anda tidak diperbolehkan masuk.”
“Saya mau bertemu adik saya. Jangan halangi saya masuk.” Si tentara keras kepala. Ia tidak membiarkan Bibi lewat.
“Kalau saya berhasil mengembalikan kerajaan Tanah Madu ke keadaan semula. Hal pertama yang saya mau lakukan adalah memecat Anda.” Si tentara menelan ludah. Ketegasannya mulai goyah. Ia takut yang dibilang Tuan Putri Barzaya menjadi nyata.
“Baiklah,” si tentara minggir ke samping. Mengizinkan Bibi lewat. Tapi kelima teman Bibi ia setop.
“Hanya Tuan Putri Barzaya yang boleh masuk.”
Bibi mengulangi ancamannya. Kali ini dengan alasan lain: kalau si tentara membiarkan teman-temannya di luar, hal pertama yang mau Bibi lakukan adalah memecatnya. Si tentara terpaksa menepikan dirinya sekali lagi. Wawa, Baba, Zizi, Flo, dan Kai masuk gerbang utama dengan lancarnya. Bibi menanti Barzita keluar. Pendemo di luar gerbang masih menyanyi lagu ciptaan Baba. Lagu “Barzaya”.
Barzita keluar singgasana selepas menerima laporan bahwa Barzaya datang ke istana. “Mari berduel denganku.” Barzaya mengangkat tinggi pedang yang masih bersarung. Pendemo yang menyaksikan dari luar gerbang bersorak. Mereka mendukung Barzaya.
“Apa yang mau kau pertaruhkan?” Barzita akan masuk kembali ke istana kalau taruhannya tidak menarik.