Aku Zahra, Zahratun Nisa. Seorang gadis biasa yang berasal dari salah satu daerah di negara ku. Sekarang aku berkuliah di universitas di salah satu kotaku. Aku mengambil jurusan pendidikan. Cita-cita ku menjadi seorang dosen di universitas impian ku.
Aku memilih ini bukan hanya demi masa depan. Tapi demi kebutuhan anak-anak bangsa seperti ku. Aku ingin menolong mereka dengan menajadi pahlawan disekolah, Guru. Aku ingin mengajari mereka akan namanya attitude. Mumpung mereka masih kecil. Mumpung mereka gampang untuk tau mana yang benar dan salah.
Di kehidupan ini bukan hanya ada cewek. Tapi ada juga namanya cowok. Tapi kadangkala kita sering melihat cowok memiliki sesetu keistimewaan. Sehingga membuat para wanita iri dan mengginkan menjadi cowok. Aku juga begitu dulu.
Apa hubungan keistimewaan ini dengan kisah ku? Aku hanya ingin menceritakan betapa pentingnya mendidik anak. Entah itu lelaki atau wanita. Mereka sama.Seorang wanita memiliki kebebasan, tapi memiliki juga kebatasan. Bukankah anak lelaki juga begitu. Memiliki kebebasan dan kebatasan. Aku ingin mengajari pada mereka akan hal itu.
Aku melakukannya agar mereka tidak merasakan seperti ku dulu. Si cewek tidak gampang tergoda akan kebucinan. Si cowok mengerti bahwa dia melakukan sesuatu yang diluar batas itu salah.
Kadang kala mereka menggunakan gender demi sebuah kenafsuan yang tak terlalu penting. Seperti cewek yang membeli ini itu demi sebuah kata "fashion" atau sekadar mau diliat sebagai wanita gaul. Tidak apa-apa sebenarnya melakukan hobbynya belanja, tapi mereka menggunakan uang yang seharusnya mereka gunakan untuk yang lebih penting.
Seperti meminjam uang ke rentenir demi menunjukkan emas ditangan dan lehernya pada ibu-ibu yang sedang berkumpul. Memarahi suami demi mendapatkan gaji suami lebih cepat dan menghamburkan tanpa hasil. Bahkan ada yang tega dan siap menyakiti wanita lain dengan cara merebut pasangan wanita lain.
Seperti cowok yang mengatakan dirinya seorang cowok dan bebas menyakiti dirinya sendiri dengan sebuah rokok atau sebagainya. Berpulang malam dan bermain motor di tengah jalan, menganggu para penghuni setiap rumah yang lelah akan kesehariannya. Mereka juga selalu mengatakan bahwa dirinya normal sehingga bermain ke sana ke mari bersama pasangan haram dan penyewaan wanita.