Zahra Story

Dingu
Chapter #4

3

Sepasang kaki berjalan pelan menuju tujuannya yaitu sebuah rumah biasa. Jaraknya yang tidak terlalu jauh, membuat pemilik kaki memilih berjalan ditambah dirinya sedang malas membawa kendaraan. Memang biasanya dirinya sering menaiki motor walaupun umurnya baru memasuki 17 tahun. Namanya juga desa, bebas tanpa aturan seperti di kota.

Ketika berjalan, dia bertemu dengan seorang nenek yang menjual beberapa makanan. Sepertinya makanan tradisional, dan beberapa kotak yang berisikan makanan tersebut.

Pakaiannya yang lusuh, rambutnya yang putih yang bertand uban, tongkatnya yang berada di samping dirinya, dan badannya yang sedikit menunduk walaupun sedang duduk menjulur ke depan. Semua itu berhasil membuatnya tertarik dan berjalan menghampiri sang nenek.

Ketika menghampiri sang nenek, sebuah kalimat dari ibunya terdengar di telinga yang tertutup oleh beberapa helai kerudungnya.

"Nak, kalau ada seseorang yang suda tu menjual makanan atau sebagainya. Kalau masih punya uang belilah, walaupun ketika itu kita tidak terlalu membutuhkannya. Semua itu akan ada imbalan buat kita satu hari nanti, yang penting kamu ikhlas memberikan atau membantunya. Uang yang kita dapatkan sekarang adalah sebagian dari uang mereka dengan cara bersedekah. Inget yah pesan ibu tadi," ucap ibu.

Sungguh rasanya sangat bangga memiliki ibu seperti ibunya yang sering memberikan nasihat kebaikan untuknya. Dia bersyukur memiliki keluarga seperti mereka, sungguh membuatnya bahagia akan semua ini.

"Nek," panggil Zahra sambil duduk bersebelahan dengan nenek.

"Nenek jual apa?" tanya Zahra sambil melihat tatapan seduh dari sang nenek.

"Nenek jual dodol, onde-onde dan beberapa makanan tradisional," ucapnya pelan dan sedikit terbata-bata.

"Semangat yah nek jualannya. Nenek kok jual? Mana suami dan anak nenek, kok mereka ga bantu nenek?" tanya Zahra secara perlahan karena dirinya sedikit takut akan menyinggung hati sang nenek.

Lihat selengkapnya