Gus Ziyad
Al-Harf
Harf adalah Kalam yang tidak memiliki baik tanda-tanda Isim maupun tanda-tanda Fi'il.
"Ziyad, pripon wau Ten sekolah ?, Sudah bertemu dengan Ustadz Syam?"
Abah memanggilku diruang tamu, beliau setiap habis tidur siang yang diistiqomahkan setiap pukul 11.00 siang. Agar malamnya dapat bangun ditengah sepertiga malam untuk bermunajat. Setelah itu Abah ke musholla untuk mengimami sholat dzhuhur berjama'ah bersama para santri.
"Dalem bah"
Ketika aku hendak keruang tamu tiba-tiba Abah sudah di depanku.
"Mau Syam muni piye reng awakmu lan kancamu?"
Begitu kata Abah yang sangat tiba-tiba. Aku mengetahui kalau itu rencana Abah agar hafalanku Alfiyahku cepat selesai.
"Kulo di utus dereaken lomba Hafalan Alfiyah bah".
"Lek Ndang dilebarke ya Nang, Abah di ewangi mimpin pondok Iki. Mau cah santri akeh do boyong alesane kepengen Ten pondok liyane"
Dengan peraupan Abah yang sangat sedih. Seakan-akan Abah memberi tanda kepadaku.
Abah tiba-tiba memegang remot Tv yang ada di ruang Tengah, dan berkata kepadaku.
"Tingalono Nang iku lho berita Tv para pejabat, sebagi orang yang nonton mbok Yo ho kita juga menyadari Yo Nang, pegawai pemerintah do korupsi. Awakmu kudune ngerti ilmune, diibaratke koyok ilmu nahwu."
"Ngapuntene bah, Ziyad dereng faham"
memikirkan hal yang belum sewajarnya aku tahu melihat televisi hanya sebuah hiburan bukan ilmu. Mengingatkan masa kecil selalu nonton kartun, nonton film dan lain-lain. Syukur abah telah mengajakku menonton berita di televisi.
" Ngene Nang orang yang memiliki huruf kegelapan, kui orang yang beribadah kepada Allah sambil memalingkan diri, artine dengan satu sisi keagamaan saja, disertai adanya tamak. Ketika mendapat kebaikan, dia merasa tenang, namun ketika mendapat cobaan dia memalingkan muka. Wong seng ngono kui tidak layak menjalani perjalanan ruhaniah, baik dengan zikir (Isim) maupun perjuangan memerangi hawa nafsu (Fi'il). Dia memasuki tarekat sufi untuk mengejar kepemimpinan, kemuliaan, kedudukan, dan harta benda. Dia tidak akan mencapai apa-apa. Rugi dunia akhirat. Dengan bukti itu adalah kerugian yang nyata. Kita mohon perlindungan kepada Allah. Molane Nang niat kui kudune di tata, mengko nek awakmu dadi pemimpin Ojo lali kewajiabanmu ya Nang".
"Njeh Bah, Do'anipun bah."
Itulah nasihat dari Abah yang selalu mendidik dalam bidang apapun yang di rangkai dengan bingakaian ilmu nahwu.
Persiapan lomba berjalan satu bulan ustadz Syam belum mengabari tentang latihan dan k Zaid pulang kampung ke Kudus. Mungkin ustadz Syam menunggu Zaid kembali ke pondok.
Bunyi chatt wa tiba-tiba berbunyi, kubuka ternyata dari ustadz syam.
Ustadz Syam: " Gus, Kang Zaid dereng Bali pondok njhe?"