Zaidun Wa Hindun

Aviskha izzatun Noilufar
Chapter #11

#11 Tanda I'rab Rafa' ketiga Alif

Hindun

Sebuah kertas tergeletak dijalan saat pukul 07.30, ku ambil dan kusimpan dari pada di injak-injak orang berjalan. Kertas yang menarik dan juga isi puisi yang Indah. Siapa yang menulisnya pasti seseorang yang sedang jatuh cinta. Dan cukup menarik dengan judulnya

Membangun Cintannya

Begitu jauh sekaligus 

Pendekatan ini,

Mengenalkan ragam 

Untuk dihadapi

Memantulkan bayangan

Akan dirinnya,

Jangan berlebih 

Dalam mencinta

Akan datang keajaiban 

Jangan merasa di jebak keadaan, 

Akan ku ikat sebuah 

Takdir standar impian

Saat engkau menyandangkan

Nama yang tinggi,

Jangan lupa kerinduan 

atas raga yang berarti

Terkejutkan akan sesuatu 

Yang tak pernah terbayang,

Dengan hadirnya kesaksian

Umpatan diam memandang

Sang kekasih "Batsnah Labiqa Raisya"

Ada puisi yang bertuliskan Batsnah Labiqa Raisya, siapa dia. Di pesantren Al-Istiqomah tentunya tidak ada yang namanya seperti itu. Apa jangan-jangan miliknya Gus Ziyad, ku simpan saja nanti jika ada yang cari aku kembalikan pada pemiliknya. Ini adalah sebuah surat, di pesantren ini tidak diperbolehkan surat-suratan, jika ini kesalahan orang ingin memberi surat tiba-tiba jatuh berarti dia tidak dapat hukuman. Aku simpan saja agar orang itu tidak dapat hukuman dan semoga tidak akan mengulanginya lagi. Lagian siapa nama yang tertera di surat itu. 

Siang ini saat di tes Ustadz Syam aku tidak bisa bicara apa-apa, entah ada apa pada diriku. ada seorang yang kayaknya lagi sebel sama aku. Dia itu orang aneh yang baru datang malah mukannya sinis tidak mengenakkan. Memang dia pandai, seenggaknya dia itu menghargai orang lain.Hari apa ini kenapa menyebalkan sekali ketik bertemu Kang Zaid. Aku akan berjanji aku pasti bisa. Dalam perjalanan aku berniat untuk terimakasih padanya. Kemudian dia balas dengan kata yang menyakitkan kembali. 

Aku langsung kembali ke kamar rasanya sakit di katain seperti itu. Tetesan air mataku tiba-tiba menetes keingat kejadian tadi. 2 Jam aku menangis, anak kamarku melaporkan aku ke Mbak Ikha. 

Satu bulan usai, aku belajar dari aku menangis terlalu lama karena seseorang yang terlalu menyakitkan. Aku setiap malam begadang, ketika teman-temanku tertidur aku membuka lembaran dan sedia kopi yang menemani malamku. Akhirnya aku berhasil dalam satu bulan aku bisa lancar saat di tes Ustadz Syam. 

H-4 kita bertiga di suruh Ustadz Syam belajar-belajar sendiri. Agar kita bertiga fokus pada bait masing-masing. Dan pembagian baitnya di bagi oleh Ustadz Syam pada hari ini.

" Kali ini pembagian baitnya, untuk bait 1-300 untuk Hindun, 301-650 untuk Zaid, dan 650- 1000 Gus Ziyad, mungkin itu cukup adil untuk kemampuan kalian. Selamat bekerja sama dan semangat belajarnya."

Sungguh ini hari bahagia bagiku, aku mendapat bait yang paling aku cintai. Suatu yang menghebatkan Gus Ziyad mendapatkan bait yang luar biasa. Gus Ziyad masih saja merendah pada Ustadz Syam. 

Lihat selengkapnya