Zaidun Wa Hindun

Aviskha izzatun Noilufar
Chapter #13

#13 Tanda I'rab Nashab Pertama Fathah

Hindun

Menunggu final, kami bertiga membuka kembali kitab. Semakin bisa terasa kebodohan masih terasa. Walau sudah mampu bukan berarti keberhasilan dipihakmu. 

Setelah makan dan sholat panitia mengumumkan yang masuk final disuruh persiapan, pukul 14.30 akan di mulai.

Kita bertiga langsung kembali ke tempat acara lomba. Semua yang masuk final dari pesantren ternama. Aku yakin kali ini bisa, usaha tidak akan mengkhianati Hasil.

Materi yang lancar, murod yang dengan penjelasan bagus, dan Afirmasi yang indah-indah. Babak final ini semua peserta punya afirmasi yang unik ada dengan ditambahkan penjelasan Nahwu shorof dalam bait, ada yang di tambahkan makna dari Aljurumiyah dan termasuk pesantren kita bertiga dengan Afirmasi Nahwu Sufi.

Setelah melewati final, saatnya pengumuman juara. Panitia mengumumkan dari juara tiga.

"Juara tiga di raih Oleh Pondok Pesantren Al-Husna Pati." 

Panitia mengumumkan dengan jumlah nilai total keseluruhan.

"Juara Dua di raih Oleh Pondok Pesantren Al-Kahfi Semarang."

Dalam hatiku, Ya Allah apakah ini kesempatan Pesantren Al-Istiqomah untuk maju Ya Allah. Tiada daya darimu ya Allah. Ini tinggal 5 pesantren yang belum di Juarakan, mungkinkah pesantrenku masuk juara?

"Dan juara yang kita tunggu-tunggu, Juara satu dari Pesantren. Pesantren Al-Istiqomah Jepara."

Tidak ku sangka pesantrenku menang, rasa syukurku kepada Allah membaca Hamdalah. Deras air mata bahagia menjadikanku bertambah syukurku kepada Allah. Ku peluk Mbak Ikha, terimakasih Mbak Ikha udah mengajari Hindun. Aku, Gus Ziyad, dan Kang Zaid terharu dengan semua ini. Wajah Ustadz Syam sangat terharu akan apa yang kita capai bertiga. Kita bertiga maju ke depan untuk mengambil Hadiah. Akhirnya pesantrenku membawa sebuah piala kebanggaan atas Juara 1 Alfiyah Ibnu Malik. Semua orang mengambil gambar kami, sampai-sampai kita bertiga turun dari panggung kemenangan kita semepat di wawancarai oleh para wartawan pesantren dan wartawan yang lain.

Kejadian ini mungkin ada kaitannya dengan mimpiku. Aku teringat juga pernah suatu malam aku bermimpi ada yang menemui ku dan menjelaskan Nahwu Sufi tentang I'rab Nashab. Yang mengatakannya adalah seorang yang bersorban dengan cahaya yang menyinarinya aku tidak kuat melihatnya, wajahnya ajha bercahaya. Beliau berkata kepadaku:

"I'rab nashab memiliki lima tanda, yaitu fathah, Alif, kasrah, ya, dan membuang nun

Perjuangan hamba untuk tetap tegar dalam mengikuti perputaran arus takdir dalam maqam Ridha dicirikan oleh lima tanda, yaitu:

Pertama fathah; keterbukaan hatinya untuk mengetahui al-Haqq. Karena sungguh, orang yang mengenal al-Haqq akan Ridha atas aturan hukum-hukumnya. Sedangkan orang yang tidak mengenalnya akan membenci aturan-aturan hukumnya.

Pernah ditanyakan kepada seorang Arif: "Apa yang Anda senangi?" Jawabnya:"segala yang diputuskan Allah." Yang lain mengatakan: " Diwaktu pagi, aku adalah orang yang tidak memiliki kebahagiaan, selain saat terjadinya posisi-posisi garis takdir."

Dalam al-Hikam disebutkan:

"Orang yang cerdas, dipagi hari berpikir tentang apa yang akan dilakukan Allah melalui dirinya. Sedang orang yang bodoh, di pagi hari berpikir tentang apa yang akan dilakukan dirinya sendiri."

Ciri orang berakal adalah tegar menghadapi pusaran arus takdir dan Ridha atas peristiwa-peristuwa yang lahir dari unsur qudrat. Nak jadilah Fathah yang akan selalu mengetahui al-Haqq.

Begitulah kata Simbah bersorban dalam mimpiku. Aku hanya bisa berkhusnudhan pada mimpiku ini untuk jalan kebaikanku untuk mencintai ilmu. Termasuk Ilmu Nahwu.

Aku dan lainnya istirahat dulu sebelum kembali ke Hotel. Seorang juri datang menghampiri kami dan bertanya pada kami bertiga. 

"Hai nak, kamu yang dapat juara 1 yang dari Jepara itu ya?" Kata juri tersebut sambil duduk di samping Kang Zaid

"Iya pak." Yang menjawab Gus Ziyad

"Siapa guru yang mengajari kamu Nahwu?"

Lihat selengkapnya