Bel pulang sekolah berbunyi, dengan semangat Zehira memasukkan buku-bukunya ke dalam tas dan bersiap sambil menunggu guru keluar kelas.
Setelah guru keluar, ia pun langsung bergegas keparkiran sekolah untuk mengambil sepedanya. Namun sialnya, kenapa ia harus bartemu dengan cowok yang sudah membuat harinya buruk di hari pertama sekolah.
Tak mau mempedulikannya, Zehira pun mengambil sepeda tanpa menyapa, melihat dan bahkan, berbicara kepada Zidan. Sedangkan Zidan juga terlihat masa bodoh dengan kehadiran Zehira dan langsung melajukan motornya dengan suara yang berderum kencang.
"Dasar cowok songong!" umpat Zehira kesal dengan tatapan tajamnya.
Tanpa mau berlama-lam, Zehira pun langsung mengayuh sepedanya. Ia harus bergegas pergi menuju toko milik orang tuanya dan membantu beberapa hal di sana. Orang tua Zehira memiliki toko kue kenari yang cukup ramai, sekarang ia harus pergi ke pasar untuk membeli kenari. Setelah itu, ia akan pergi ke toko untuk mangantarnya. Bukan itu saja, hari ini juga Zehira harus pergi ke tempat les yang akan dimulai jam 15.00 wib.
Dengan kesibukan seperti itu, membuat waktu yang di lalui Zehira sangat tipis. Apa lagi dirinya yang hanya naik sepeda, itu benar-benar melelahkan. Jika pun bisa bermotor ia akan lebih memilih itu. Zehira juga memiliki trauma tersendiri, ia pernah belajar bermotor. Namun, tanpa di sengaja ia menarik gas dengan kecang dan lupa untuk menarik rem. Hasilnya Zehira jatuh dan masuk ke dalam empang sampai terluka.
Pengalaman itulah yang membuat Zehira enggan untuk belajar bermotor, bahkan dalam pikirannya saja tak ada lagi niat untuk mencoba hal itu.
Lagi pula, tempat Zehira bersekolah tidak begitu jauh dari rumahnya, jadi ia bisa naik sepeda tanpa harus naik bus atau pun angkutan umum. Lebih baik uang itu ia tabung untuk keperluan sekolahnya, karena Zehira tidak terlahir di keluarga orang kaya.
Setelah membeli kenari, Zehira pun langsung bergegas pergi ke toko. Tak butuh waktu lama, ia akhirnya sampai dan langsung masuk ke dalam toko.
"Kak ini kenarinya" ucap Zehira dan meletakkan sekantong kenari di atas meja.
Angga pun berjalan mendekatinya dengan segelas air "nih minum" ucap Angga memeberikan air itu. Tanpa piki panjang Zehira pun langsung meminumnya.
"Aaaah..." desah Zehira saat air dingin itu melewati tenggorokkannya.
Angga Dimas Rahaja adalah tetangga Zehira yang lebih tua tiga tahu darinya, ia juga adalah teman Zehira sejak kecil. Angga anak yatim piatu, dia hanya tinggal bersama neneknya dan juga sering sekali membantu di toko milik orang tua Zehira, seperti yang saat ini di lakukannya.
Zehira sudah menganggap Angga sebagai kakaknya sendiri. Bahkan ia tak pernah sungkan untuk bercerita apa saja yang menyangkut masalah pribadinya, kecuali cinta. Jujur saja, Zehira belum pernah sungguh-sungguh jatuh cinta atau mencintai seseorang. Ia hanya pernah merasa kagum saja dan setelah itu, perasaannya akan hilang.
"Capek banget lo ze?" tanya Angga yang melihat Zehira menghabiskan minuman dengan sekali teguk saja.
"Jelaslah, emang kakak kira gak capek naik sepeda" sahut Zehira sambil mengatur nafasnya.
Angga hanya terkekeh "makanya belajar naik motor"
"Ogah" tolak Zehira cepat "lebih asik naik sepeda" ucapnya dan beralih melihat arloji di tanggannya.
"Mampus!" umpat Zehira dan langsung bangkit dari duduknya "kak gue berangkat les dulu ya" pamit Zehira dan langsung berlari keluar.
"MAU GUE ANTER GAK ZE?" teriak Angga.
"GAK USAH KAK" ucap Zehira ikut berteriak.
"HATI-HATI" teriak Angga lagi.
Zehira pun langsung melaju pergi dengan sepeda pinknya dan begegas menuju ke tempat les.
Sesampainya di sana, Zehira langsung melihat jam di tangannya "sial! Telat satu menit" ucapnya lirih dan langsung buru-buru masuk ke kelasnya.