Rael berjalan sendirian di koridor menuju kelasnya. Biasanya, ia bersama Raden dan Daffa-meski mereka beda kelas, arah mereka sama. Tak heran jika beberapa siswa yang melihat mulai bertanya-tanya.
"Kenapa Rael keluar dari ekskul basket?"
"Kenapa dia nggak pernah bareng Raden dan Daffa lagi?"
Merasa diperhatikan, Rael mempercepat langkah. Belum sempat masuk kelas, ia mendengar seseorang memanggil.
"Rael!"
Ia menoleh sedikit dan menaikkan sebelah alis, seolah bertanya, "Kenapa?"
"Jadiin nanti ke warung belakang?" tanya Radja.
"Jadi," jawab Rael singkat, lalu langsung masuk ke kelasnya.
Radja pun melakukan hal yang sama. Ia satu kelas dengan Raden dan Daffa-kelas mereka hanya berjarak satu ruangan dari kelas Rael.
⟡⟡⟡
Zea mendapat hukuman menyapu dedaunan di halaman belakang sekolah sampai jam istirahat karena datang terlambat. Ia baru tiba setelah pelajaran pertama selesai. Namun, Zea tidak keberatan. Bahkan, ia justru senang karena tidak perlu ikut pelajaran.
Ia tidak sendiri. Ada beberapa siswa lain yang juga menjalani hukuman serupa. Tapi alih-alih menyapu, Zea hanya mondar-mandir sambil membawa sapu. Sesekali, ia mencuri dengar siswa lain yang asyik bergosip.
Begitu waktunya selesai, Zea langsung menuju kantin. Kirana sudah menunggunya di sana. Tapi sebelum ke kantin, Zea sempat mampir ke toilet untuk membersihkan roknya yang terkena kotoran.
Kirana memesan beberapa makanan sambil menunggu. Tak lama, Zea datang, menarik kursi, dan duduk di sebelahnya.
"Nungguin ya?"
"Lama banget. Dari mana aja?"
"Dari toilet, bersihin rok-kena kotoran tadi."
"Oh iya, lo kan habis dihukum, ya," ujar Kirana sambil terkekeh mengejek.
"Gue malah senang nggak ikut belajar," balas Zea santai.
"Inilah contoh siswi beban sekolah."
"Enak aja. Mau gue timpuk kepala lo pakai kursi?"
"Ze, coba lo liat ke belakang deh," ucap Kirana, menunjuk meja paling pojok. Zea menoleh mengikuti arah tunjuknya. Di sana duduk Nava dan Raden. Seperti biasa, mereka selalu ke kantin bersama saat istirahat.
"Panas banget ya di sini. Kenapa sih kantin nggak dipasangin AC? Atau minimal kipas angin kek," gerutu Zea sambil mengibas-ngibaskan tangan.