Zeeya and Her Diary Book

Zal zal
Chapter #2

Bab 2 | Kilas Balik Kairo (1)

Bab ini menceritakan tentang bagaimana Zeeya mengenal Kairo.

...

Zeeya dan Kairo telah memiliki ikatan dari sejak sebelum mereka lahir. Ayahnya kairo adalah sahabat papanya Zeeya dan Reeza sejak bangku kuliah. Mereka menjalin ikatan yang begitu erat. Persahabatan mereka bahkan tak terputus hingga kedua telah menjalin rumah tangga masing-masing. Tak sengaja mereka membeli rumah yang berdekatan, pada akhirnya mereka hidup bertetangga. Semakin erat silahturahmi yang telah terjalin antara kedua keluarga itu.

Kairo lahir setahun sebelum kelahiran si kembar, Zeeya dan Reega. Dia lahir secara prematur dan sering terserang berbagai penyakit. Zeeya dan Reega lah yang telah menemaninya tumbuh beranjak remaja.

“ini semua apa, Mas?” tanya Rika, ibu Kairo sambil menunjukkan tumpukan tagihan dari bank.

“aku nggak tahu harus bagaimana lagi. Perusahaan yang kubangun sekarang hampir bangkrut.” Jawab ayah Kairo sambil mengerutkan alis.

“lalu bagaimana kita membayar tagihannya?! Besok sudah jatuh tempo, rumah kita bakl disita pihak bank!”

Ayah Kairo terdiam sejenak, “aku akan meminta bantuan Rizal. Dia sahabatku, pasti dia bisa membantu.” Ayah Kairo merogoh saku celananya, mencari HP untuk menelepon sahabatnya itu.

“andaikan kamu terima tawaran kerja sama dengan sahabatmu membangun satu perusahaan besar. Bukan malah buka usaha sendiri, malah berujung bangkrut!” bentak ibunya Kairo.

“apa kamu bilang?!” ayah Kairo melempar Hp ke arah istrinya. Otaknya memanas, dia melontarkan pukulan demi pukulan kepada istrinya.

Roda kehidupan tak selalu berputar mulus. Di umur Kairo yang ketiga tahun, dia harus mengalami kejadian yang tak disangka. Orang tuanya bercerai, ibu Kairo merantau jauh dan tidak mau membawa Kairo untuk ikut bersamanya. Kairo yang harus tinggal berdua dengan ayahnya juga mengalami kekerasan yang setimpal setiap waktu ayahnya mengamuk.

...

Tak terasa, Kairo, Zeeya, dan Reega telah tumbuh bersama sampai pada suatu waktu dimana mereka kelas tiga SD. Waktu itu, sekolah mereka mengadakan upacara memperingati hari kartini yang setelah itu akan disusul beberapa lomba yang akan memeriahkan acara. Zeeya dan Reega berlari menuju pagar sekolah, mereka diam-diam menyelinap ke barisan paling belakang. Untungnya, mereka tidak ketahuan guru kalau datang di tengah upacara berlangsung.

“Ree, kamu lihat Kai, nggak?” tanya Zeeya sambil celingukan mencari sosok sahabatnya.

“nggak! Huh... capek banget!” kata Reega yang masih ngos-ngosan.

Zeeya memandangi anak-anak yang baris di depannya, “nah... itu dia! Kai, sini!” Zeeya memanggil Kairo dengan teriakan kecilnya.

Kairo yang sedang dalam posisi hormat saat bendera dikibarkan, sontak kaget saat Zeeya memanggilnya.

“apa, Zee?” suara Kairo pelan.

“sini! Pindah kebelakang.”

Tempat Kairo berdiri berjarak dua baris dari belakang. Dia menatap sekeliling, memastikan tidak ada guru yang memperhatikan-nya. Sambil membungkukkan badan, Kairo berpindah tempat ke barisan paling belakang secepat kilat.

“Ree, Kai, bosen nih upacara berdiri terus.” Ucap Zeeya menggerutu.

“habis ini, kan upacaranya selesai, Zee. Lagian kamu datangnya telat, masa baru berdiri bentar udah capek.” Balas Kairo

“aku barusan dimarahi mama tadi, gara-gara mandinya lama. Malas ah... hari ini kan tanggal merah, malah disuruh upacara.”

Lihat selengkapnya