Zeeya and Her Diary Book

Zal zal
Chapter #6

Bab 6 | Kilas Balik Kairo (2)

Bab ini menceritakan tentang pertemuan Zeeya dan Kairo saat mereka SMP.

...

“Zeeya Vierhalt!”

“I’m here, ma’am” jawab Zeeya saat guru mengabsen.

Ini hari pertamanya di sekolah asrama. Zeeya hanya duduk di bangku sendirian, tanpa teman di sampingnya. Kesepian telah menemaninya selama sebulan di sini.

“... sebelum memulai pelajaran, Miss Diah akan memperkenalkan murid baru yang akan masuk di kelas ini.”

Murid-murid yang lain tampak kegirangan. Mereka penasaran seperti apa sosok teman baru mereka. Zeeya tidak tertarik pada murid baru itu. Sampai saat sosok itu muncul dari balik pintu, berjalan di hadapan seisi kelas. Zeeya terkejut tidak percaya, itu sosok yang dia kenal baik selama ini.

“silakan perkenalkan dirimu, nak.”

“baik, bu. Teman-teman, perkenalkan nama saya Kairo Saputra. Umur saya dua belas tahun.”

“Kairo? Nama yang aneh, hi hi hi” celetuk salah satu murid sambil terkikih.

“meski nama saya Kairo, tapi saya tidak lahir di Mesir.”

“sudah cukup, kamu boleh duduk di bangku kosong paling belakang.”

Kairo berjalan menuju bangku yang dimaksud, bersebelahan dengan Zeeya. Karena itu adalah satu-satunya bangku yang tersisa.

“Kai? Apa kamu Kairo yang kukenal?” tanya Zeeya.

“Zeeya?! Sudah lama kita nggak ketemu. Apa kabar?” Kairo duduk di bangkunya.

“ternyata benar kamu Kairo anaknya Om Galih. Kabarku baik. Terakhir kali kita ketemu kan pas waktu malam perpisahan sekolah. Kamu kenapa bisa masuk kesini?” Zeeya mengungkapkan rasa rindunya pada sahabat masa kecilnya itu.

“ah, panti asuhanku menerima sponsor beasiswa dari sekolah elit ini. Awalnya aku ragu untuk bisa masuk, ternyata bisa juga, ha ha ha”

“Ehem... Zeeya dan Kairo. Kalau kalian tidak berhenti mengobrol, lebih baik keluar saja!” bentak Miss Diah kepada mereka berdua.

“... sorry, ma’am” Zeeya menjawabnya sambil menunduk malu.

Miss Diah kembali menerangkan materi pelajaran pagi hari ini. Sekolah berjalan normal seperti biasanya. Tapi ada yang berubah, yaitu suasana Zeeya yang awalnya murung kini terlihat bahagia.

...

Teng! Teng!

Bel istirahat berbunyi.

“Kai ke kantin, yuk” Zeeya sudah tidak sabar pergi ke kantin bersama sahabatnya seperti waktu SD dulu.

“ayo!” Kai langsung menyetujuinya.

“wih... jadi ini si anak penerima beasiswa.” Alex, teman sekelas mereka bersama komplotannya menghampiri mereka berdua.

Lihat selengkapnya