Zeeya and Her Diary Book

Zal zal
Chapter #9

Bab 9 | Anak Aneh

“… baik, bimbingan hari ini cukup sampai di sini.” Pak Kurnia meninggalkan kelas yang hanya berisi tiga orang itu.

Aku yang tidak sabaran ini melayangkan pertanyaan pada Satya. “Satya, bagaimana dengan permintaanku kemarin?” tanyaku.

“permintaan?” Satya berpikir sambil menyelesaikan catatannya yang belum selesai.

“kemarin kamu bilang bisa melacak keberadaan pacarku lewat nomor teleponnya.”

“oh, itu! aku berhasil melacaknya, tapi sepertinya lokasinya berada di luar negeri. Sangat sulit bagiku untuk menembus akses masuk ke sana…”

Dela menyahut, “ini bukan waktunya untuk berpacaran, tahu!” dia menyenggol badanku saat hendak keluar kelas.

“Ih, apaan, sih! Nggak jelas banget itu orang!” aku menggerutu kesal.

Satya bangkit dari duduknya, “Zeeya, aku duluan.” Satya juga keluar kelas.

Kini tinggal aku sendirian di kelas yang memang ditempati khusus untuk bimbingan olimpiade. Sebab berada di lantai dua yang masih dalam tahap renovasi, suasananya sepi sekali. Cocok bagi kami yang harus ekstra berkonsentrasi.

Tok tok tok!

Ada yang mengetuk pintu. Sejak kapan ada orang yang mengetuk pintu saat memasuki ruang kelas? Sungguh kebiasaan yang jarang dilakukan.

“Zeeya!”

Aku dikagetkan dengan seseorang yang memanggilku. Aku menghampiri sumber suara itu. Di depan pintu tampak seorang laki-laki berdiri menungguku.

“ternyata kamu, Ree. Masuk aja, nggak ada orang kok. Temani aku mencatat materi ini.” Aku mengajak Reega untuk masuk.

Kulihat raut wajahnya tampak pucat. Tidak biasanya dia masuk sekolah di saat sakit begini.

“kamu sakit, Ree?” aku memegang dahinya untuk mengecek suhu.

Reega menepis tanganku, “tidak kok”

“oh, ya udah” aku Kembali meneruskan materi yang harus kucatat.

Reega duduk di bangku sampingku. Dia hanya terdiam, pandangannya tak berhenti memperhatikanku. Aku cepat-cepat mencatat materi itu sampai selesai supaya aku bisa segera mengobol dengannya.

“kamu tahu nggak, Ree? Surat yang aku temukan di loker beberapa hari ini mungkin ada hubungannya dengan sekolah kita dulu…”

“oh ya?”

“…aku menemukan berita tentang tewasnya siswi SMP, murid sekolah kita. Tapi aku tidak ingat bagaimana kejadiannya. Kamu masih ingat?” tanyaku.

“Tidak. Aku tidak ingat apa pun sama sekali.”

“Aku juga. Apa kita berdua terkena Alzheimer, ya? Padahal kita masih remaja. Semakin berusaha mengingat, kepalaku semakin pusing…”

Kreek…

Lihat selengkapnya