Zena Lova

Faray Glad
Chapter #1

Pertanyaan untuk ayah dan ibu

"Mungkinkah rinduku akan menemukan titik terang ataukah memang aku tidak akan pernah bertemu dengan mereka?" ~Zena Lova~

Bismillahirrahmanirrahim.

.

.

.

"Baby, di luar hujan. Sepertinya ayah dan ibu tidak akan bisa pulang sekarang."

Seorang anak perempuan duduk di kursi ruang tamu yang menghadap ke jendela kaca. Kursi yang terbuat dari kayu jati tersebut sudah biasa menemani keduanya seperti sekarang. Sepasang mata bulat kecoklatan itu menatap ke luar dengan salah satu lengannya memeluk boneka kelinci kesayangan.

Pemandangan di desanya sungguh indah dan masih sangat asri. Bahkan di sekitar sana belum banyak rumah sebagai tetangganya meski kini sudah beberapa tahun tinggal. Hanya menampilkan pepohonan dan sawah hijau penyejuk mata memandang. Sebab itulah gadis kecil itu merasa kesepian setelah pulang dari sekolah.

Semakin bertambahnya usia yang dimiliki, semakin bocah itu tidak merasa bosan saat melayangkan sebuah pertanyaan pada nenek mengenai ayah dan ibunya yang tidak kunjung pulang.

"Hujannya sangat lebat."

Bocah berusia tujuh tahun itu kembali berceloteh sesaat setelah diam untuk beberapa menit. Masih terlalu banyak pertanyaan yang membuat hatinya merasa gelisah memikirkan kedua orang terkasih.

Menatap tetesan air hujan yang membasahi jendela, membentuk sebuah pola abstrak setelah menyentuh benda tembus pandang tersebut. Perlahan-lahan pemandangan di luar rumah semakin buram tertutup oleh kaca berembun. Meski demikian, gadis itu tidak ingin meninggalkan tempat duduknya.

"Baby, kamu juga dengar 'kan nenek bilang, jika ayah dan ibu secepatnya akan pulang," gumamnya lagi masih dengan keadaan sama.

Setelah berakhirnya musim kemarau, kini telah berganti menjadi musim penghujan. Namun, ia sama sekali tidak mendapati kebenaran atas jawaban dari sang nenek kala itu.

"Semoga ayah dan ibu segera pulang saat hujan reda," celotehnya sekali lagi dengan penuh harap.

Kali ini ia mengalihkan pandangannya menatap boneka kelinci yang dipanggilnya dengan sebutan "Baby". Mengusap kepalanya penuh rasa sayang. Boneka kelinci itulah yang selama ini menjadi teman saat dirinya merasa rindu dan kesepian.

Lihat selengkapnya