Semua siswa di kelas Dasar Akademi Radiant tercekat dengan perjalanan sejarah bumi yang sangat drastis. Tak sedikit dari mereka yang berfikir apa gunanya tekhnologi tinggi kalau hanya bisa menghancurkan peradaban.
"Master, apa setelah Humanoid menguasai ras manusia, mereka juga memusnahkan ras manusia?" Tanya Sam.
Marco menggeleng, "Manusia tak selemah itu, manusia adalah makhluk cerdas yang ditakdirkan untuk menguasai bumi. Tak mudah memusnahkan mereka. Bahkan ketika humanoid dan ras Radiant bersatu, belum tentu bisa memusnahkan mereka."
"Kenapa seperti itu master? Bukankah ras humanoid dan ras Radiant lebih kuat dari mereka?" Tanya Izzy juga.
Marco tersenyum mendengar pertanyaan ini, lalu menjawab, "Karena mereka lah yang menciptakan ras humanoid dan ras Radiant."
"Apa!" Serempak satu kelas itu pun gaduh mendengar jawaban Marco.
"Setelah ras humanoid menguasai bumi dan melakukan banyak kerusakan di bumi, ras manusia hanya menjadi budak dan bekerja di underworld, kekuatan rohani bernama Tuhan menunjukkan kekuatan yang dahsyatnya. Dia menghancurkan bumi dengan bencana yang luar biasa dahsyat."
"Tuhan? Apa dia begitu kuat sehingga bisa menghancurkan bumi? Kenapa jika bisa seperti itu tidak menguasai bumi?" Tanya Rainy penuh selidik.
"Manusia era dulu mempunyai sandaran terhadap sesuatu hal yang tak tampak, sesuatu hal itu bernama Tuhan. Manusia menyembah Tuhan sebagai perwujudan sesuatu yang serba Maha. Kekuatan dan kekuasaanNya tak pernah bisa ditandingi dengan apapun di muka bumi."
"Tuhan dengan segala kekuatanNya Yang Mutlak menjadi sandaran rohani bagi manusia. Mereka menyembahnya, menggantungkan harapan di tanganNya. Dan mereka yakin bahwa setelah kematian menghampiri manusia, mereka akan kembali ke Tuhannya."
Sekali lagi seisi kelas diam, mencoba membayangkan betapa kuat dan powerfull nya Tuhan itu. Suatu hal yang selama ini tak pernah mereka tahu.
"Apa yang terjadi setelah bencana dahsyat itu master?" Tanya Rainy.