Sam dan Izzy berjalan santai dinlorong Akademi Radiant. Mereka membicarakan tentang sejarah manusia, bumi dan ras ras setelahnya dan juga obrolan yang paling menarik bagi mereka adalah persiapan mengikuti kompetisi antar siswa Kelas Dasar.
"Tampaknya kau bakal dapat masalah Sam." Izzy berkata sambil tersenyum.
"Masalah apa? Conan? Ah, bajingan itu, dia sok kuat. Ya mungkin saja kemampuan dan kekuatannya sih bagus. Tapi gak sekuat aku. Kalau saja si brengsek Marco itu ga ngelarang aku menunjukkan kemampuan dan kekuatan, pasti akan ku lumat langsung dia tadi dikelas."
Izzy tertawa renyah, "Berdamailah dengan Marco. Dia orangnya baik kok."
"Itu gara gara kau juga!!" Gerutu Sam sambil melotot kearah Izzy. "Kenapa kau tak ngasih tahu aku kalau mereka ga bermaksud mencelakai kita sih, Sampek babak belur aku dibuatnya. Marco memang sialan!!"
Sam kembali tertawa, "Dia sudah melakukan telepati dengan ku, ingin melihat sejauh mana kemampuan yang kau miliki."
"Marco juga bisa telepati?" Sam terkejut.
Izzy mengangguk, "Skill ultimate dia adalah Ultimate Tiger dan Ultimate Telepati. Makanya dia melakukan kontak dengan ku sebelum kalian bertarung dulu. O iya Sam, mulai besok Marco menyuruhku latihan tertutup untuk mengasah daya ledak dari ultimate skill ku."
"Telepati dan telekinetik bisa jadi saya ledak?"
"Hemm, dia bilang kalau skill ultimate itu jika diasah akan mempunyai daya ledak yang luar biasa. Tapi memang agak susah sih katanya. Tergantung seberapa kuat tubuhku menerima getaran dari skill ultimate itu."
"Pantas saja! Kau ingat gak, ayah pernah bilang, kalau skill ultimate mu itu adalah skill yang jarang dipunyai para Radiant. Dan jika dominasi skill itu bisa diolah akan jadi kekuatan yang luar biasa "
Izzy mengangguk, "Dulu aku pikir ayah hanya menghiburku ketika tahu skill ultimate ku adalah telepati dan telekinesis. Jujur,dulu aku merasa iri padamu, kau sudah membuka 2 skill ultimate, kau punya ultimate Thunder, ultimate windstorm dan baru kemarin aku tau kau juga sudah bisa merilis ultimate perwujudan senjata. Namun ayah selalu meyakinkan aku kalau skill ku pun tak kalah hebat dari yang kau punya."
Sam tersenyum sambil mengoyak rambut dari adiknya itu. Hidup di Akademi Radiant ga ada buruknya, bahkan dia merasa hidupnya sekarang jauh lebih normal dari yang dulu. Melihat Izzy yang lebih sering tersenyum dan tertawa sedikit banyak membuat hati Sam lebih lega. Dan juga disini mereka jauh lebih aman daripada di luar.
"Sam! Izzy! Tunggu!" Terdengar panggilan kepada mereka berdua. Sam dan Izzy pun spontan berbalik. Tampak dua gadis berlari kecil mengejar mereka. Ruby, gadis manis dengan rambut hitam sebahu. Bibirnya selalu senyum menambah pesona yang dimilikinya. Sedangkan satunya adalah Rainy, dia sosok yang cantik dan anggun. Tinggi dan ramping seolah model dari acara entertainment terkemuka di abad nan kacau ini.
"Hai, hallo. Ada yang bisa kami bantu?" Tanya Sam agak sedikit canggung. Sam dan Izzy selama ini tak pernah berinteraksi dengan orang lain, apalagi dengan lawan jenis. Otomatis dada mereka pun bergemuruh, kalau saja mereka bukan Radiant yang kuat mungkin sudah pingsan melihat dua gadis yang sama cantiknya didepan mata mereka.