Sudah lebih dua bulan Sam dan Izzy berlatih bersama dengan Ruby dan Rainy. Sebenarnya pola latihan mandiri yang mereka lakukan tidak lah terlalu signifikan buat Sam maupun Izzy, hanya saja mereka enggan untuk menolak ajakan dari dua gadis yang imut dan cantik ini.
Dan memang tanpa sepengetahuan Ruby maupun Rainy, Izzy adalah yang paling sibuk berlatih. Selain berlatih bersama, Izzy harus berlatih tertutup dengan Marco sehari 3 jam selepas pelajaran di kelas. Sedangkan Sam fokus menambah porsi latihan untuk menguatkan fisiknya.
Sebenarnya mereka tak tega untuk mengelabuhi Ruby dan Rainy yang telah berbaik hati menemani mereka berlatih untuk mempersiapkan diri menuju seleksi kelas. Selain menerima niat baik dan perhatian, ini pertama kalinya Sam dan Izzy dekat dengan gadis, manis pula.
Di Training Dome. Tampak Ruby dan Rainy masih saja berlatih memperkokoh kekuatan dan kecepatan mereka. Sesekali tampak mereka melirik Eye Detector dimata kiri, ini digunakan untuk melihat seberapa besar Soul Power yang mereka bisa kembangkan. Sebenarnya Ruby dan Rainy bukanlah anak yang lemah. Powernya sejauh ini mendekati level 17.000 Soul Power. Dan itu merupakan sebuah hasil yang cukup menggembirakan bagi anak seusia mereka.
"Ternyata gadis gadis itu bukan gadis yang lemah Sam." Kata Izzy kepada Sam sambil menyeka keringat yang mengalir di dahinya.
Sam mengangguk, "Terkadang yang kuat itu jarang sekali memperlihatkan kekuatan yang sebenarnya."
"Rainy mempunyai kecepatan yang bagus, sedangkan defend dari Ruby sungguh mengesankan. Kecepatan merilis Shield dan Barriernya sangat singkat." Ujar Izzy.
Lagi lagi Sam mengangguk, "Kau milih yang mana nih." Katanya sambil terkekeh.
Izzy merona merah. Bagaimanapun gejolak jiwa muda mereka seperti kebanyakan kodrat manusia.
"Memangnya mereka jadi ajang pilihan apa." Kata Izzy sambil menonjok lengan Sam.
Sam tak tahan untuk tertawa, Entah apa yang dipikirkan, namun secara feeling dia lebih dekat dengan Ruby. Mungkin kesan pertama waktu Ruby meraih tangannya untuk dipaksa ke kantin menjadikan sebuah kesan mendalam di hati Sam.
"Ruby! Rainy!" Sam berseru kepada kedua gadis yang masih semangat berlatih itu sambil melambaikan tangannya.
Kedua gadis itu menoleh lalu tak selang berapa lama, mereka pun menghentikan latihan dan berjalan menuju Sam dan Izzy berada.
"Huh, jangan malas berlatih kau Sam, kau masih ngeyel bertanding dengan Conan tuh." Ujar Ruby sambil meraih handuk kecil untuk melap keringat lalu mengambil kapsul konsentrat air isotoniknya.
"Seleksi tinggal 2 Minggu lagi, jangan terlalu dipaksa, nanti kalau cedera malah ga bisa ikut seleksi." Sergah Sam.
Izzy pun mengangguk setuju. Walaupun sebenarnya itu hanya alasan karena setelah ini Sam dan Izzy ada latihan lagi secara pribadi.
"Kalian benar benar kuat lho." Ujar Izzy sambil menatap Rainy dan tersenyum manis.
Rainy tersipu, tampak rona merah di pipinya. Kulitnya yang putih dan lembut itu terlihat sekali dengan perubahan rona di wajahnya.