Surya yang mendengar suara wanita misterius itu mulai merasakan sakit di sekujur tubuhnya.
Seperti terbakar hebat, proses penggabungan sistem pada tubuhnya teramat menyakitkan.
Karena tak kuat menahan sakit, Surya sampai pingsan kembali.
Sesaat kemudian Surya terbangun karena rintikan air hujan yang membasahi wajahnya.
“Mimpi?...”
Surya yang sadar kembali mulai mengingat semua kejadian sambil menatap langit mendung kota Rainfall.
Kejadian tadi malam benar-benar masih terniang di kepalanya.
“Sialan... apa yang harus ku lakukan sekarang?”
Surya yang bingung harus berbuat apa karena rumahnya akan segera disita oleh bank hanya berbaring dan diam saja.
Hujan rintik-rintik kini sudah membasahi seluruh tubuhnya. Namun, Surya yang tak merasakan sakit sama sekali mulai mengingat mimpi aneh yang sempat ia alami.
“Kalau aku tak salah ingat malam tadi aku di pukuli sampai babak belur dan tersambar petir!”
“Kemana perginya semua lukaku?”
Surya yang penasaran mulai bangun dari tanah dan duduk bersila.
Dengan seksama ia melihat semua luka bekas pukulan tadi malam sudah hilang tak tersisa.
Bahkan luka dari sambaran petir juga tak nampak sama sekali.
“Ini..."
“Jangan bilang ini karena suara misterius itu.”
Sesaat Furya berbicara dalam hati, saat itu juga suara yang masih ia ingat terdengar nyaring di telingnya.
!Ding!
(Apa tuan membicarakan sistem)
“Huuah... siapa? Siapa itu? Siapa yang berbicara padaku?”
Surya yang mendengar suara seperti telepati tepat di kepalanya mulai panik tak terkira.
Sambil melihat sekeliling tempat, ia mencoba mencari asal suara tersebut. Tapi tetap saja, tak ada orang lain disana selain dirinya sendiri.
Lalu tanpa diduga suara itu terdengar kembali.
!Ding!
(selamat pagi tuan, Perkenalkan saya adalah Sistem Langit yang kini sudah menyatu dengan tubuh tuan)
“Si-sistem Langit?”
Surya yang mendengar jawaban suara misterius tersebut mulai mengingat mimpi anehnya kembali.
“Kalau tak salah, saat itu aku disuruh memilih dua pilihan...”
“Begitu, ya! Jadi... apa aku yang sudah gila karena berbicara sendiri atau kau benar-benar nyata dan ini buka mimpi?”
(Lapor tuan, semua ini adalah kenyataan dan tuan tak sedang bermimpi)
Surya yang mendengar dengan jelas suara itu berbicara padanya diam sesaat dan mulai mencerna apa yang sebenarnya terjadi.
Rintikan hujan pagi itu juga terasa sangat nyata dan meyakinkan dirinya kalau itu semua bukanlah mimpi.
Lalu untuk memastikan kembali, Surya sampai mencubit pipinya dan itu terasa sakit.
“Aduh sakit!”
Sadar semua yang ia alami benar-benar nyata, Surya diam sejenak untuk menenangkan dirinya. Setelah mulai tenang, ia akhirnya berbicara kembali.
“Baiklah aku mengerti.”
“Jika ini bukan mimpi, bagaimana caranya kau menyelamatkanku? Kalau tak salah ingat, saat itu aku sudah babak belur dan tersampar petir, loh.”
!Ding!
(Dengan terpilihnya tuan sebagai pemilik baru sistem, tubuh tuan juga menerima manfaatnya dan semua luka sudah disembuhkan)
“Jadi begitu...”