(Zero To Hero)

djhexca
Chapter #12

12

Menaiki bus, Surya yang sudah rapi pergi ke pusat kota Rainfall. 


Saat sampai di halte terdekat, Surya bergegas menuju bank Clifton. 


Bank besar yang ada di tengah-tengah kota itu berdiri megah sama seperti bangunan besar lainnya. 


Baru saja masuk, Surya didatangi pak security yang sudah mengenalnya.


“Ehh Surya, mau bayar cicilan?”


“Hehehe, iya pak.” 


Kemudian Surya mengambil nomor antrian dan duduk sejenak. 


Hampir sama seperti Surya, disana banyak penduduk kota Rainfall yang bernasib sama sepertinya. 


Bank Clifton memang sering menawarkan pinjaman dengan bunga kecil kepada penduduk setempat. 


Hampir mirip dengan lintah darat dan koperasi, hanya saja yang ini lebih modern dan berkelas. 


Surya yang duduk menunggu lalu pergi ke meja resepsionis ketika nomornya dipanggil.


“Nomor 2021” 


Melihat wajah yang dikenalinya, mbak resepsionis langsung tersenyum ramah saat melihat Surya datang.


“Mau bayar cicilan?”


“Iya kak.” 


Karena sudah memiliki uang, Surya langsung mengeluarkan uang yang sudah dikantonginya. 


Total uang sebanyak 15 juta rupiah kini dibayarkan untuk membayar cicilan pinjaman bank.


“Nih kak, totalnya 15 juta untuk 3 bulan.” 


Mbak resepsionis yang menerima uang itu langsung mencatat pembayaran dan memberikan nota transaksi. Saat itu juga ja memberikan sebuah amplop kepada Surya. 


“Nih nota pembayarannya dan ini ada amplop titipan dari pak Anton?"


Surya yang mendengar nama Anton langsung memiliki firasat tak enak. 


Setelah membayar pinjaman bank, ia yang malas lama-lama berada di sana langsung persi. 


Baru saja keluar dari sana, Surya langsung membuka surat yang disiapakan untuknya.


Dan benar saja, saat membuka dan membaca isi surat itu, Surya menjadi kesal dan langsung merobek-robek isi surat itu lalu membuangnya ke tong sampah. 


“Sialan kau Anton, mau berapapun kau bayar aku gak akan mau jual rumah orangtuaku!” Surya yang menerima surat dari Anton menjadi makin kesal. 


Isi surat itu seperti yang Surya duga yaitu Anton menyuruhnya untuk menyerahkan rumah dan tanah luas milik orangtuanya. Meskipun Anton mengatakan akan membayar dan memberikan Surya uang kompensasi, tapi Surya sama sekali tak menghiraukan itu. 


Setelah menenangkan diri sejenak, Surya pergi kembali ke kantor PLN. 


Saat sampai disana ia langsung membayar cash semua biaya pemasangan alat dan listrik.


“Kalau begitu uangnya saya terima ya, dek.”


“Iya pak, terus kapan listrik di rumah saya bisa dipasang?” 

Lihat selengkapnya