Pada mulanya orang-orang menyangka ini dalah wabah Covid terbaru. Sebulan kemudian para ahli kesehatan dunia mulai bicara soal Cikungunya yang berevolusi. Satu minggu setelah itu, pemerintah mengumumkan darurat wabah Zika, yang katanya dibawa oleh bule-bule Eropa yang sedang wisata keliling dunia. Dilihat dari gejalanya memang mirip. Demam, nyeri sendi, mata merah, perut keroncongan, bagaikan anak kosan di akhir bulan. Tapi ternyata wabah ini berkembang jauh lebih parah dari semua itu. Orang-orang yang sakit sampai meronta-ronta, berteriak, dan meracau dalam pembaringan. Rumah sakit dan puskesmas jadi tempat yang gaduh. Setidaknya itu yang tampak dari tayangan-tayangan berita tivi dan unggahan Youtube. Keadaan itu terjadi di berbagai daerah. Judul-judul videonya pun membuatku tak tahan untuk tak penasaran: 'VIRAL! KESURUPAN MASSAL DI RUMAH SAKIT!', 'HEBOH! LOMBA TERIAK DI PUSKESMAS!, 'TAK DISANGKA, ANGGOTA DPRD MENGAMUK DI RUANG SIDANG!!!'.
Aku pernah penasaran ingin membuktikan berita-berita itu. Aku datangi puskesmas terdekat dengan kosan. Ternyata semua berita itu benar. Puskesmas penuh pasien korban wabah misterius. Mereka berteriak-teriak seolah bersautan. Mirip orang kesurupan di acara mistis tivi-tivi. Ada yang cuma meracau tak jelas. Sampai ada juga yang mengeluhkan beban hidup dengan mata terpejam namun sambil berteriak. Salah satunya seorang bapak setengah baya yang berteriak-teriak,
"WHAAAA!! PERGI KAU DEBT KOLEKTOR!! DUITNYA BELUM ADA!! WHAAAA! BERANI KAU AMBIL MOTORKU, KU BACOK KAU PAKAI SISIR BARBIE!"