Zona Nyaman

kayla sasi kirana
Chapter #2

Gue akan pergi

Pada saat di tempat yang berbeda dan ketika Ara sampai di kampusnya, Kara atau bisa di panggil dengan nama Ara, sekarang sedang menelusuri koridor ruangan kelas kelas dari jurusan yang berbeda beda dan akhirnya sampai di ruangan kelasnya yang akan akan dirinya ikuti beberapa jam lagi.

Keadaan kelas yang masih kosong, dan tak ada satupun orang yang berada di dalamnya. Lalu Ara langsung memasuki ruangan itu dan segera duduk di kursi yang bertepatan nomor tiga dari depan. Setelah duduk Ara langsung mengeluarkan buku dan earphone untuk mendengarkan entahlah hanya dirinya yang tau, dan mungkin bisa menjadi penenangnya selama ini.

Hampir tiga puluh menit berlalu, keadaan dirinya yang masih tetap sama yaitu keadaan yang ketika duduk sambil memegang buku dan mendengarkan sesuatu melalui earphonenya itu.

"Kenapa nggak bareng gue ?"

Tanya seseorang yang tiba berada di depannya, ketika dirinya sedang asyik menggunakan earphone.

Bukannya menjawab perempuan itu lalu menutup bukunya dan langsung meletakan bukunya itu di dalam tas, sembari mendengar suara yang di dengarkannya itu namun sepertinya tidak ada satupun niat untuk menjawab pertanyaan orang yang tiba tiba datang dan berbicara di hadapannya ini.

"Hannah!!"

Panggil orang itu, dengan menyebut nama depan Kara.

Teriak laki laki itu yang sudah setengah mati untuk menjaga emosinya. Ya mungkin sedikit tersinggung karena di abaikan begitu saja, padahal biasanya semua perempuan yang melihatnya dan dirinya yang langsung mengajak lawan bicaranya itu terlebih dahulu, mungkin banyak di antara mereka yang salting dan menjawabnya langsung bukan di abaikan seperti ini.

"Dosen masuk." Kata Kara yang mungkin sedikit risih karena teriakan dan terkenalnya orang ini di kampus apa lagi di kalangan para kaum Akhwat, bisa bisa saja membuat dirinya di ancam secara sukarela oleh mereka. Lalu pada akhirnya laki laki tersebut memilih untuk menyerah, dari pada malu sendiri jugakan ?, Orang yang di ajak bicara aja udah mungkin sebelas dua belas sama patung dan akhirnya memilih untuk pergi dari ruangan kelas itu, kemudian berjalan keluar kelas dengan muka yang biasa biasa saja seperti tidak terjadi sesuatu pada saat itu untuk segera kembali ke ruangan kelasnya. Jika dirinya membujuk Kara untuk segera bicara, itu semua percuma bukan orangnya yang bicara namun yang ada dirinya yang tak ikut dalam kelas hari ini, bisa di katakan bolos namun dirinya tak akan melaksanakan itu yang ada nantinya Bunda mengetahui, lalu melakukan kegiatan yang membuat cacing di perutnya menjadi kurus, mungkin akan menghentikan uang jajan untuk jangka waktu cukup lama atau juga mungkin tidak memasak lagi makanan kesukaan dirinya.

Seorang ini yang berteriak ini, seorang yang mempermalukan dirinya sendiri, seorang yang sedang menuju untuk keluar dari kelasnya Kara yaitu yang tak lain dan bukan adalah Nafi.

Setelah sampai ke kelasnya dengan jarak yang cukup jauh lalu duduklah dirinya sambil menanti dosen untuk segera datang, beberapa saat kemudian datanglah dosen dan acara yang menyaksikan dosen tersebut menjelaskan hampir berjam jam, dirinya mendengarkan apa kata dosen yang memberikan materi, dan pelajaran di nikmati dengan aura aura kantuk yang hampir tidak bisa di tahan. Pada akhirnya ini adalah hari akhir dari kampus untuk hari ini, tak ada lagi kelas selanjutnya namun yang ada organisasi selanjutnya. Lalu setelah keluar dari kelas dan berjalan untuk segera kembali ke tempat organisasi di kampus yang dirinya ikuti, tempat yang mana hampir berdekatan dengan kelasnya Kara, namun pada saat di jalan yang sudah hampir sampai di tujuannya itu. Muncullah nontifikasi dari benda pipih yang dirinya simpan berada di saku itu, setelah melihat dan keluarlah senyum yang menandakan bahwa hari ini tidak ada perkumpulan, entah karena apa dirinya juga tidak ingin bertanya dan tidak mempermasalahkan juga keadaan tersebut, bukannya bingung namun dirinya sangat bahagia, bisa pulang dengan cepat tanpa ada kegiatan sedikitpun.

"Yuk pulang."

Kata Nafi yang ternyata melihat Kara sedang berjalan di sebelah dirinya, tentunya lagi dan lagi sosok itu sambil memasakan earphone di telingganya.

"Nggak." Jawab Kara, dan akhirnya meninggalkan laki laki itu dengan berjalan sedikit lebih cepat. Mungkin ada banyak orang yang iri melihat perhatiannya Nafi terhadap Kara.

"Gue antar pulang ya," kata laki laki itu yang tak hentinya membujuk Kara agar segera pulang bersamanya, kata kata yang tanpa di jawab oleh Kara serta lalu dirinya kembali berjalan dan tak mengacuhkan laki laki itu sedikitpun seperti menganggap bahwa tidak ada orang di sebelahnya itu.

"Pulang sama gue apa susah sih Ra, tinggal duduk di motor udah sampe ke rumah." Kata laki laki itu yang kesal dan sedikit mempercepat langkah kakinya agar bisa sejajar dirinya berjalan dengan Kara.

"Aduhh, tolong dong Kara tinggal bilang iya aja apa susah ?" Kata Laki laki itu yang semakin kesal, karena dirinya sendari tadi di acuhkan oleh Kara.

"Tinggalin gue." Kata Kara yang akhirnya bersuara.

"Oke gue bakal tinggalin lo, tapi gue mau antar lo pulang dulu." Kata Laki laki itu yang masih tak hentinya membujuk Kara agar segera pulang dengan dirinya.

"Kata gue tinggalin ya tinggalin." Kata Kara yang kesal dengan memperbesar sedikit nada suaranya, lalu menarik perhatian semua orang orang di sekitar mereka. Setelah berbicara seperti itu dirinya lalu segera mempercepat langkahnya untuk menghindari laki laki itu.

"Kara, gue mau jalani apa kata Bunda, tadi pagi gue joging dulu waktu mau pulang lo udah nggak ada, mau antar lo pulang aja harus drama dulu gitu ?" Ucap Nafi yang kesal dan tanpa berfikir untuk mencerna kata katanya terkebih dahulu.

"Kalo gue gangguin kehidupan lo sama bunda, gue akan pergi dengan secepatnya dari rumah !!!" Kata Kara

"Dan gue akan pergi, nggak akan jadi hama lagi dalam kehidupan lo !!!" Lanjutnya, lalu pada akhirnya pergi begitu saja dari kampus dan langsung menaiki ojek yang tiba tiba saja lewat dan di hentikannya.

"AKKHHH !!!"

Teriak Nafi yang kesal dan tentu akibat aksi dirinya itu langsung di berikan tatapan heran dan prihatin dengan keadaan Nafi saat ini.

"Naf ??"

Lihat selengkapnya