Zona Terakhir

Jiebon Swadjiwa
Chapter #3

Bab 2: Rahasia Tersembunyi di Bawah Akar

Basecamp Golden Wood Company, Congo Basin


Pagi itu, matahari bersinar terik di atas hamparan hutan tropis yang menjulang tinggi di Congo Basin. Di basecamp Golden Wood Company, suasana begitu sibuk. Log loader mondar-mandir membongkar kayu dari atas puluhan truk besar yang sedang mengantri di logpond. Suara debuman kayu-kayu besar yang terlihat segar karena belum lama ditebang terdengar menggema, bagai pagelaran musik heavy metal di panggung raksasa yang tidak berpenonton.

Hutan di Congo Basin, hamparan hutan tropis terluas kedua di dunia setelah Amazon, telah menjadi incaran banyak perusahaan penebangan. Meskipun kebanyakan beroperasi secara legal, pengawasan dari pihak berwenang sangat longgar. Tak jarang, perusahaan-perusahaan ini menebang kayu di tempat yang seharusnya dilindungi.

Di kantor basecamp yang terbuat seluruhnya dari kayu, diskusi serius sedang berlangsung. Denies, manajer logging, membuka pembicaraan dengan nada berat. "Potensinya agak tipis di lima blok yang tersisa tahun ini, sir."

"Iya," sahut Coley, manajer survey, "Tim cruiser melaporkan hasil survei mereka. Tidak lebih dari 40 meter kubik per hektar yang akan kita dapatkan jika terus menebang di lima blok tersebut."


Pria Kaukasian setengah umur yang sering dipanggil Mister Jones, pengambil keputusan di Golden Wood Company, mendengarkan dengan seksama. "So, what should we do, gentlemen?"

"Sebelum berangkat sebulan lalu, saya memerintahkan tim cruiser lain masuk ke blok sebelah, sir. Potensinya jauh lebih menjanjikan—100 meter kubik per hektar!" Denies menimpali dengan semangat.

Mister Jones terdiam sejenak, merenung. Potensi kayu sebesar itu sangat menggiurkan. Namun, Mabu, kepala survey asal Kongo beretnis Azande, angkat bicara. "Tuan-tuan, memang potensi kayu di daerah itu sangat besar. Namun, wilayah itu dekat sekali dengan Cuvette, area yang sangat dilindungi oleh pemerintah dan dunia internasional."

Mister Jones mengerutkan dahi. Berurusan dengan pemerintah adalah hal yang bisa dia atasi. Namun, kalau dunia internasional sudah memperhatikan area tersebut, itu berarti sinyal bahaya bagi perusahaan. Tapi 100 meter kubik per hektar di lahan seluas 10 ribu hektar? Godaan itu terlalu besar.

"Kita mulai lewat tengah saja," kata Mister Jones akhirnya. "Pinggir sungai biarkan agar tak nampak. Persiapkan ponton untuk menyeberangkan alat, Denies. Kita mulai besok!"

Lihat selengkapnya