Perairan Arctic yang beku dan sunyi terasa semakin mencekam bagi para awak kapal Amundsen. Kapal peneliti besar itu meluncur perlahan di antara bongkahan es yang mengapung, menyusuri perairan dingin yang tampaknya tak berujung.
Di atas dek, Kapten Modric berdiri tegak dengan mata tajamnya yang terlatih, memperhatikan setiap detail dengan penuh kewaspadaan. Di hadapannya, Profesor Musa Akimura, seorang ilmuwan Jepang yang terkenal, menjelaskan dengan antusias sesuatu yang tampaknya sangat penting.
"Mereka selalu menyertakan seorang dokter senior di setiap kapal mereka, Kapten. Perburuan paus bisa berlangsung berbulan-bulan, dengan risiko kesehatan yang tinggi bagi para awak kapal," ujar Profesor Musa, suaranya tegas namun penuh keprihatinan. Matanya menyala dengan semangat yang sulit disembunyikan, terutama ketika membahas perburuan paus—sesuatu yang selalu dianggapnya sebagai tindakan kejam dan tidak berperikemanusiaan.
Kapten Modric mengangguk, menyimak dengan seksama setiap kata yang diucapkan oleh Profesor Musa. "Jadi, indikasi adanya infeksi virus yang mereka laporkan kemungkinan besar benar adanya. Kita harus berhati-hati," katanya, suaranya penuh dengan keyakinan.
Di dek kapal Amundsen, tiga orang dokter dan dua ahli biologi telah mengenakan pakaian pelindung lengkap, siap untuk melakukan evakuasi. Mereka menunggu instruksi lebih lanjut dari Profesor Musa. Sementara itu, Kapten Modric mengarahkan kapal lebih dekat ke NOASES 05, kapal lain yang berada di dekat mereka. Tidak ada yang mencurigakan dari penampakan luar kapal tersebut, hanya tampak aktivitas biasa di atas dek.
"Tim kami akan naik ke kapal anda, Kapten Yoshi. Tolong beri jalan," kata Kapten Modric melalui radio setelah melakukan perkenalan singkat dengan Kapten Yoshi dari NOASES 05.
"Philp, Kapten Modric. Silahkan... over and out!" jawab Kapten Yoshi, dan tak lama kemudian, sebuah jembatan hidrolik diaktifkan, menghubungkan kedua kapal.
Profesor Musa, yang juga telah mengenakan pakaian pelindungnya, memimpin tim medis menyeberang ke NOASES 05. Sebagai seorang ahli mikrobiologi, dia merasa perlu memastikan semuanya berjalan dengan baik dan aman. Setibanya di sana, dia langsung bertanya tentang kondisi di NOASES 01, kapal yang dilaporkan mengalami masalah serius.
Kapten Yoshi menunjuk ke arah kapal yang tampak kacau itu. Tanpa ragu, Profesor Musa dan timnya menyeberang lagi, kali ini ke NOASES 01. Kapten Yoshi yang penasaran ingin ikut, namun Profesor Musa dengan tegas memberi isyarat agar dia tetap di kapal NOASES 05 kecuali dia memakai perlengkapan pelindung yang sesuai.
Saat menjejakkan kaki di dek NOASES 01, Profesor Musa terkejut melihat keadaan kapal yang sangat berantakan. Ada mayat-mayat awak kapal yang berserakan di sepanjang lorong dan ruang perpustakaan, memberikan kesan bahwa sesuatu yang mengerikan telah terjadi di sini.
Mualim Kimino, salah satu perwira kapal, menunjuk ke arah tiga tubuh yang tergeletak di atas tandu. Mereka masih tak sadarkan diri. Tim dokter segera memeriksa mereka dengan teliti, menggunakan alat deteksi patogen canggih yang disebut Patogen Detector. Monitor alat tersebut menunjukkan bahwa tidak ada tanda-tanda infeksi patogen.