Di sudut tersembunyi Kafe Fragmen, Paris, Hugo, seorang dokter terkemuka dengan karier cemerlang di bawah naungan IHA (International Health Authority), duduk dengan gelisah.
Kafe kecil ini dikenal dengan suasana yang hangat dan kopi yang sempurna, tetapi kali ini Hugo tidak bisa menikmati keduanya. Tangannya gemetar sedikit saat dia mengaduk kopinya yang tanpa gula, mata tajamnya melirik ke sekeliling kafe, memastikan bahwa pertemuannya dengan Shawn, kepala dari salah satu perusahaan farmasi terbesar di dunia, tidak disaksikan oleh mata-mata yang tidak diinginkan.
Hugo tahu bahwa pertemuan ini, apapun alasannya, tidak seharusnya terjadi. Sebagai pejabat tinggi IHA, menjaga jarak dengan perusahaan farmasi besar adalah kewajiban, bukan pilihan.
Terlebih lagi, Neogen Pharmacia, perusahaan milik Shawn, adalah salah satu raksasa yang mendominasi pasar obat-obatan global. Mengapa dia setuju bertemu? Apa yang membuatnya melanggar kode etik yang selama ini dipegangnya?
Namun, jauh di dalam hatinya, Hugo memiliki jawaban atas kegelisahannya sendiri. Ini bukan sekadar pertemuan biasa. Ini adalah kesempatan langka untuk mengukir namanya di puncak dunia medis, di mana ketenaran dan kekayaan menanti.
Hugo sudah memikirkannya matang-matang. Dia ingat Aeshe, teman lamanya sejak masa kuliah, yang pernah menjadi saksi bisu peristiwa misterius di Sungai Zaire. Hubungan mereka pernah begitu dekat, dan Aeshe selalu mempercayainya sepenuh hati. Kini, kepercayaan itu akan diuji.
Hugo membayangkan reaksi Aeshe ketika mengetahui bahwa dia, Hugo, mungkin akan menjadi tokoh utama yang menyelamatkan dunia dari pandemi mengerikan yang sedang mengancam.
Dunia akan berterima kasih kepadanya, dan Shawn akan menghargai jasanya dengan imbalan yang tidak main-main. Kebanggaan nasionalisme Prancisnya membuncah. Bayangan tentang kejayaan dan ketenaran global seakan mengaburkan semua keraguan moral yang mungkin muncul.
Di sudut yang paling gelap dan paling terpencil dari kafe, Hugo duduk sendirian, memeriksa berulang kali ponselnya sambil menunggu kedatangan Shawn. Dia berusaha menenangkan diri dengan membaca berita, meskipun pikirannya sulit fokus.
Berita-berita yang muncul di layar ponselnya menambah keresahan: headline yang membombastis tentang kebakaran kapal penangkap ikan paus Rusia di perairan Arktik, mayat-mayat yang ditemukan tidak utuh di lepas pantai Skandinavia, semuanya menyiratkan sesuatu yang lebih besar dan lebih berbahaya sedang terjadi.
"Ini tidak normal," gumam Hugo pada dirinya sendiri. "Kapal penangkap ikan paus terbakar di Arktik? Ada sesuatu yang aneh di balik semua ini."