Pointe Noire, Pelabuhan
Langit sore di Pointe Noire, Kongo, mulai berubah menjadi kelabu. Awan gelap bergulung-gulung di atas pelabuhan yang sibuk, menciptakan suasana yang mencekam.
Di tengah keramaian pelabuhan, seorang wanita berusia tiga puluhan duduk di salah satu sudut kafe, menatap layar ponselnya dengan cemas. Dokter Aeshe berulang kali memeriksa gawainya, berharap panggilan dari Hugo akan segera masuk.
Namun, harapannya masih menggantung di udara, sementara dia kehabisan uang tunai dan tidak bisa mendapatkan kredit tambahan.
Mabu, pendamping setianya selama misi ini, telah pergi meninggalkan kota untuk menemui keluarganya. Dia terpaksa menunggu di kafe kecil ini, di tengah hiruk-pikuk pekerja pelabuhan yang berlalu lalang.
Tempat ini seharusnya menjadi pelarian singkat bagi Aeshe, namun perasaan tak nyaman mulai menggerogoti pikirannya. Bagaimana tidak? Di dalam tasnya, ada sebuah buku kecil yang menyimpan informasi yang bisa menentukan nasib banyak orang.
Buku catatan itu berisi hasil observasi yang dilakukan Aeshe selama beberapa minggu terakhir. Dia menuliskan setiap detail penting yang ditemukan selama penelitiannya di hutan primer dekat Cuvette Centrale, sebuah wilayah terpencil di Cekungan Kongo. Di sanalah, di kamp Golden Wood Company, titik nol dari sebuah wabah mematikan ditemukan.
1. Bakteri tak dikenal adalah akar penyebab penyakit menular.
Bakteri ini bukan bakteri biasa. Menurut hasil penelitiannya, bakteri ini dapat menginfeksi manusia dengan cepat dan memunculkan gejala yang mengerikan. Orang yang terinfeksi menjadi agresif, dengan mata merah darah, wajah pucat seperti mayat, dan mulut berbuih hitam. Tanpa penanganan cepat, wabah ini bisa menyebar ke seluruh penjuru benua Afrika, bahkan ke dunia.
2. Sampel harus segera dibawa ke laboratorium untuk mengetahui jenis bakteri apa yang ada.
Sampel bakteri yang berhasil diambil harus segera dianalisis di laboratorium canggih. Namun, semua rencana tergantung pada komunikasi dengan Hugo, satu-satunya orang yang bisa menghubungkannya dengan laboratorium di Jenewa. Namun, hingga kini, panggilan yang dia tunggu tak kunjung datang.
3. Di Cekungan Kongo, titik nol berada di kamp Golden Wood Company di hutan primer dekat Cuvette Centrale.
Cuvette Centrale adalah wilayah yang penuh dengan misteri. Hutan lebat yang tak terjamah menyimpan rahasia gelap yang tak banyak diketahui oleh dunia luar. Hanya sedikit orang yang pernah menginjakkan kaki di sana, dan mereka yang melakukannya sering kali tidak kembali.
4. Informasi dari Mabu menyebutkan bahwa jamur jenis Phallus yang biasanya ditemukan di hutan hujan tropis adalah inang pertama bagi bakteri.
Jamur ini tampaknya menjadi sumber utama dari penyebaran bakteri. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan kebenarannya. Mabu, yang berasal dari daerah tersebut, mengetahui lebih banyak tentang jamur ini, namun dia juga khawatir dengan apa yang mungkin terjadi jika bakteri ini sampai menyebar ke luar hutan.