Farrel POV
Lelaki ini terus saja mondar-mandir yang di temani oleh seorang lelaki, lelaki itu Dandra. Ia akui telah membuat kesalahan yang fatal dalam hubungannya.
"Gue bingung harus berbuat apa lagi biar tata mau balikan." Ujar Farrel memecahkan keheningan.
"Lagian lo ada-ada aja ninggalin yang good attitude. Nyesel kan lo." Celetuk Dandra.
Ucapan Dandra mengundang amarah Farrel. Ia menatap sinis membuat Dandra bergidik.
"Lo jadi temen gak ada gunanya banget! Seenggaknya lo bantuin gue yang lagi kesusahan!" Emosi Farrel.
"Iy-iya ini gue juga la-lagi mikir." Balas Dandra hati-hati.
Farrel hanya bisa menghela pelan. Keheningan kembali menyelimuti. Larut dalam pikiran masing-masing.
Tiba-tiba saja muncul ide dalam benak Dandra membuat Fandra menoleh menatap Farrel sembari tersenyum lebar. Farrel mengangkat satu alisnya.
"Kalo lo mau tau, gue lagi pengen deketin satu cewek di sekolah." Ujar Dandra.
"Geblek! Apa hubungannya?!".
"Santuy...Cewek yang gue incar itu kayaknya sahabatnya Tata."
Mata Farrel membulat tak percaya. "Serius lo?" Tanyanya.
"Serius gue. Gue sering liat dia barengan mulu kalo kemana-mana." Ucap Dandra meyakinkan.
Kenapa selama ini gue gak tau? Payah!, batin Farrel.
"Terus rencannya?" Tanya Farrel.
"Lo udah hafal sifat Tata gimana?" Tanya Dandra balik. Farrel menggeleng.
Dandra menepok jidat lebarnya membuat Farrel bingung ada apa dengan temannya ini?.
"Lo tuh aneh ya. Dimana-mana pacaran itu harus tau-"
"Ralat, beberapa gue tau." Ujar Farrel. Dandra menghela lega.
"Rencananya gini lo harus bantuin gue dulu biar bisa deket ama Icha. Baru gue bantuin lo".
"Kenapa harus gitu? Gak! Gak bisa gitu!" Tolak Farrel mentah.
"Bacot! Yang ada harus gitu! Lo bakal dapat informasi tentang tata dari gue karena gue deket ama Icha!".
Seketika Farrel terdiam.
Hmm, iya juga, pikirnya.
"Oke, gue ikut rencana lo." Setuju Farrel tersenyum miring.
Farrel POV END
***
Athaya membuka pintu rumah. Ia baru saja pulang dari sekolah pukul 16:30. Seperti biasa penampakan lelaki bule duduk diatas sofa panjang sembari menonton film kesukaannya. Siapa lagi jika bukan David.
"Hai baang!" Sapa Athaya.
"Tumben ramah biasanya kek falak." cibir David tak menoleh sedikit pun.
"Hih! Biarin suka-suka gue." Balas Athaya dan melengos pergi.
Sesampainya di kamar ia tak langsung membersihkan diri. Hanya saja alasannya malas. Setelah mengganti pakaiannya ia menjatuhkan bokongnya diatas kasur lantas mengambil ponselnya.
Ting!
Dillosaurus
Ta!
Apaan?!
Dillosaurus