Pukul 5:30, gadis bule ini sudah terbangun dari mimpinya. Pagi ini ia berencana keluar untuk sekedar berlari kecil sembari menikmati semilirnya angin. Mumpung hari ini hari minggu.
Tak lama Athaya siap dengan pakaian olahraga berwarna hitam berpadu putih dan tak lupa mengikat rambutnya serta topi putih agar wajahnya tertutup dari paparan sinar matahari nanti.
David yang baru saja keluar kamar melihat Athaya yang menuju lantai dasar.
"Falak! Mau kemana lo?" Tanya David sembari mengucek-ucek katana.
"Boker! Ya mau jogging lah."
"Biasa aja kale jawabnya lak!"
Athaya tak menghiraukan ocehan
David dan segera keluar dari rumahnya.
***
Athaya sudah cukup lama berlari mengelilingi komplek yang terkenal perumahannya mewah. Merasa lelah, akhirnya ia mencari taman agar bisa beristirahat sejenak.
Sialan! Ia kira sekarang membawa botol berisi air. Bola matanya menyapu sekeliling mencari semacam tempat yang menjual berbagai makanan dan minuman. Dan akhirnya, Tak satu pun ia temukan.
Mungkin dengan larut dalam ponsel bisa menghilangkan rasa penat terkecuali haus.
***
Farrel menyipitkan kedua matanya, memperjelas pandangan yang ia lihat. Seorang gadis duduk tepat di bangku panjang yang berada di taman.
Tata? Masa iya sih?, gumam Farrel.
Tak perlu pikir panjang ia menghampiri gadis itu dan menepok pundaknya.
Sontak gadis itu menoleh.
"Farrel?! Ngapain lo disini?!"
"Yang ada ngapain kamu sendirian di sini?" Tanya Farrel balik.
"Suka-suka gue lah! Menurut lo gue ngapain?"
"Istirahat?"
"Tuh tau lemot lo!"
Athaya memutuskan untuk tidak menatap lelaki ini dan kembali fokus memainkan ponselnya. Tiba-tiba saja sebuah tangan kekar menyodorkan sebotol air. Siapa lagi jika bukan Farrel.
"Nih, kamu haus kan?" Tawar Farrel sembari memberikan botol yang sudah terbuka.
Gadis yang di tanya mengabaikan tawarannya.
"Beneran kamu gak haus? Yaudah kalo gak mau."
Baru saja Farrel ingin menutup botol aktifitasnya terhenti.
"Iya gue haus." Jujur Athaya yang tak bisa membohongi kebutuhan organnya kali ini.
Farrel tersenyum dan kembali menyodorkan botolnya. Athaya menerimanya mungkin saking hausnya ia meneguk air itu sampai habis.
"Makasih." Ucap Athaya singkat dengan wajah datar.
"Gak mau lanjutin lagi?" Tawar Farrel lagi.
"Capek." Balasnya singkat.
"Maksud aku hubungan kita." Ujar Farrel yang sedikit berharap.
"Inget ya lo sama gue itu gak ada hubungan lagi. Anggap aja kita orang asing yang gak pernah kenalan."
Tanpa aba-aba Athaya berdiri dan melengos pergi meninggalkan Farrel sendirian.
Maafin aku ta, aku tau pasti kamu gak akan pernah menerima aku buat yang kedua kalinya. Tapi gue bersumpah gue udah putus sama cindy, gumam Farrel menatap kepergian gadis itu.
***
Sesampainya di depan rumah yang megah, terlihat pintu garasinya sedikit terbuka. Athaya mengerutkan keningnya sembari berjalan masuk.
Malingkah?, pikirnya.
Krieet... Begitulah bunyi pintu yang Athaya buka.
Terdapat dua lelaki yang sedang berbincang-bincang dan sesekali tertawa lepas. Kini kehadiran athaya membuat keheningan seketika menyelimuti.
"Eh itu dia panjang umur, sini lak!" Ucap David blak-blakan.