Dillo segera beranjak dari tempat nya. Ia tahu jika ia tidak memakai atribut lengkap apa yang akan terjadi. Seperti biasa langsung ia berlari menuju rooftop yang pintunya sudah sedikit terbuka.
Keningnya mengerut sembari perlahan memasuki ruangan itu. Mengapa jadi curigaan gini?. Setelah tau apa yang membuat pintu rooftop terbuka saking sebalnya ia menggebrak pintu dengan kencang.
BRAK!!
Sontak seluruh makhluk hidup di dalamnya terlonjak dan menoleh ke arah sumber.
"BUSET bisa di rem dikit gak tuh tangan!" Pekik Amzar.
"Goblok banget! Nanti ketawan petugas bisa abis kita!" Sahut Ravin.
"Duhh si abang guanteng kan adek jadi terkejoedh." Ujar Daniel alay.
Dillo tak menghiraukan ocehan tersebut dan memilih masuk. tak lupa ia menutup rapat pintu rooftop agar tidak ada satu pun yang curiga.
"Gue kirain lo pada ikut upacara." Ucap Dillo yang sudah terduduk manis sembari memainkan ponsel.
"Biasanya juga kita gak ikut." Balas Amzar yang sama melakukan aktifitas seperti Dillo.
Dillo hanya mangut-mangut dan kembali fokus ke ponselnya.
***
Upacara telah selesai, semua murid-murid vanford kembali ke kelasnya masing-masing. Sedari tadi athaya sendiri, tak ada yang menemaninya satu orang pun. Sedangkan Icha? Dia bersama pacarnya.
Tunggu, memang siapa nama pacarnya Icha?. Sudahlah mungkin bisa ia tanyakan nanti. Athaya berjalan menyusuri lorong yang terdapat beberapa anak sekolah ini.
Saat hampir sampai kelas tak sengaja matanya menangkap Icha dan juga pacarnya. Lelaki itu mencium singkat pipi Icha dan melengos pergi. Mungkin karena malu.
Melihat kejadian itu Athaya tersenyum kecut teringat masa-masa di mana ia bersama Farrel. Kecupan singkat yang selalu menciptakan semburat merah di wajah mulusnya.
Athaya pun menghampiri Icha tetapi Icha sudah dahulu masuk ke dalam kelas. Kejadian itu tepat di depan kelasnya.
"Ta! Sumpah gue seneng bangeeeeet!!!" Teriak Icha girang.
"Heh! Orang utan gak usah teriak-teriak napa!" Balas Athaya yang sudah berada di sebelah Icha.
"Hehe...abis nya gue kelewatan banget senengnya bisa jadi gue lagi terbang yang bentar lagi mendarat di planet mars." Ucap Icha ngaco.
Athaya hanya menghela napas kasar "jadi?" Tanyanya.
"Jadi gue itu tadi abis-"
"Dicium ama pacar." Selak Athaya.
"Loh kok bisa tau?"
"Yaiyalah tau, kata lu gue dukun."
Icha menoyor kepala sahabatnya.
"Sakit setan!" Ringis Athaya.
"Ngaco juga lo ternyata. Btw maap ya gue tadi gak bisa nemenin lo biasanya kan kita berdua." Ucap Icha.
"Hm, nama pacar lo sapa?"
"Nama pacar gue bukan sapa tapi Dandra." Balas Icha polos.
Kepolosan yang di hiasi wajah tak berdosa membuat Athaya seketika naik darah.
Bego amat, bukan temen gue!, umpat Athaya. Untung saja tak terdengar.
Percakapan kedua sahabat itu selesai dan di ketahui kelas ini sekarang sedang jamkos. Hal itu membuat Icha semakin boring.
Seketika seorang lelaki berdiri di luar ambang pintu sembari menyuruh icha mengampirinya. Ya, lelaki itu adalah Dandra.
"Apa?" Tanya Icha singkat.