Saling Memijat untuk Kehangatan Hidup Berkeluarga
Memijat itu tampaknya sederhana, tetapi pada kenyataannya justru merupakan sebuah cara yang baik untuk semakin memperindah arti hidup berkeluarga. Mengapa demikian? Karena sejak dalam masa awal pernikahan, kebutuhan memijat bagi pasangan suami istri memang menjadi cara untuk mengembangkan arti kemesraan dan sekaligus juga turut menjaga kesehatan. Apalagi jika pasangan pengantin baru itu pada awalnya juga sama-sama saling bekerja untuk mewujudkan arti berkeluarga yang dibangun dalam kebersamaan.
Bagi pasangan yang bekerja, saling memijat punggung memang merupakan cara yang baik untuk menghilangkan kelelahan, menambah relaksasi dan sekaligus menjadi sarana untuk menghilangkan stress (rasa jenuh dan aneka tekanan selama bekerja).
Demikian juga bagi anak-anak, kebutuhan pemijatan tentu sudah dirasakan sejak bayi. Dengan pemijatan yang baik, yang juga mudah untuk dipelajari, bayi yang merasakan pemijatan dengan penuh kasih akan dapat tumbuh dengan lebih sehat dan punya sifat yang baik, karena ketika merasakan pijatan ternyata ada hal lain yang dipelajari, yaitu kasih dan kesetiaan orang-tuanya, baik ayah maupun ibunya, yang diperoleh ketika dalam suasana kedekatan itu sekaligus mengenali suara orang tuanya, apalagi jika bersama itu didendangkan lagu yang menenteramkan (ingat lagu: Nina Bobok, kan?).
Demikian pula pada saat-saat menghadapi masalah berat, butuh pemikiran yang berat dan panjang, ternyata bahwa kebersamaan yang terwujud melalui pemijatan akan terasa banyak manfaatnya.
Ketika pasangan suami-istri sudah lama membina keluarga, hal pijat-memijat tetap menjadi kebutuhan yang penting untuk diperhatikan, baik karena mengalami kelelahan maupun sekedar menjadi cara untuk menunjukkan rasa kasih sayang, bahkan ketika akan sama-sama beristirahat.
Semoga dengan saling memijat maka selain rasa nikmat, semua itu dapat menjadi jalan berkat.